+ ,
-
”playground” pada
+
desain kedua, walaupun hal ini tidak terlihat karena terjadi penurunan nilai teknik pengoperasian
+
desain kedua Gambar 54b tetapi pada Gambar 56b terlihat bahwa hasil tangkapan bukan lagi menjadi hal yang sensitif pada
+
desain kedua dan hal ini menandakan efektivitas
+
desain kedua dalam menangkap ikan karang terus meningkat.
Pada Gambar 56c nilai atribut sudah hampir merata hal ini menunjukkan
+
desain ketiga semakin menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
+
desain pertama dan kedua.
. . 01
s
2
m p
u l
3
n
4 3 5
63
r
35
4.4.1 Kesimpulan
7 +
desain pertama belum memenuhi kriteria efektif dalam menangkap ikan karang karena kisi bambu yang dipasang pada pintu masuk
belum mampu menahan keluarnya ikan yang sudah tertangkap dan belum memenuhi kriteria ramah lingkungan karena adanya penyu yang tertangkap.
7 +
desain kedua telah meningkatkan efektivitas dalam menangkap ikan karang dengan penambahan ”
8 9: ; =
?
” dan memenuhi kriteria ramah lingkungan dengan memperkecil pintu masuk utama tetapi nilai dalam performa
teknik pengoperasiannya lebih rendah daripada
+
desain pertama akibat mobilitas yang menurun.
7 +
desain ketiga berdasarkan nilai performa desain alat dan teknik pengoperasian lebih baik dari nilai performa
+
desain pertama dan kedua. Pengoperasian
+
secara menetap dan berpindah masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utama pada teknik menetap
adalah aman digunakan untuk operasi di sela terumbu karang sedangkan teknik berpindah tidak aman untuk dioperasikan di sela karang. Kelebihan utama pada
AB CD EFG E
HD I J G F K
LM LK
L NL M
J D F O
P J D I LQ
G L
F L N
L C K LJLC
K D F O
LF R S KLM
KG J G F KLMEL
F E
D N PEL Q
G T
L F
O K
G G K DF
C G
U G E
L Q G
C D I K LJ
L C N
DH GM HLF
T LE
G EL F
V WV
W V X
Y LI LF
Z G JDI
NS ELF L K
LF T
L JDF DNG CG LF
N LF
[ SC
LF SF CS E
J D F
T D R
JS I F L L
F KD Q
LGF \
] _
` _
a T
LF O N
D HG M D
U G Q
GDF KL
F N
D HG M D
U D
E C
G U
KL NL R
R DF L F
O EL J
G ELF
E L I LF O
F L R SF
CD CL J
R D R D F SMG
Q C LF KLI K
E D I L
R LM LF
NGF OES F
O L
F V
bcd e cf g hi ecj c
k T
PK M
T PL
kl V
m n V
o _
a pq
_ r
_ ` s
` t
s us `
v s
` V
Yayasan Dewi Sri, Bogor. 97 hal.
Butcher A, Mayer D, Smallwood D and Johnston M. 2005. A comparison of the relative efficiency of ring, fyke net, fence nets, and beam trawling for
estimating key estuarine fishery populations. Fisheries Research 73: 311 – 321.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 1972.
w x y
z s
a s
{ pt
| _
p \
w }~ }`
t _
s
_
s
} t
`
. Fishing News Books Ltd. 160 p. Gebhards S. 1979. Type and Operation of Inland Commercial Fishing Gear.
Idaho Department of Fish and Game 59 5 28 p. https:
research.idfg.idaho.govFisheries Research
Report Volume
059Article005.pdf; 15 Maret 2008 Graumont R and Wenstrom E. 1948.
w }
s
_
r
s
`
s
n o
ts
s `
q _
ts . Cornell
Maritime Press, Cambridge, Maryland. 203 p. Hemingway KL and Elliott M. 2002. Field Methods. P 410 – 509.
v
n: Elliott M and Hemingway KL [eds].
w }
s
_
s
}
n
~
t
| s
} _
s . Blackwell Science Ltd.
Oxford. Holzman R, Ohavia M, Vaknin R, and Genin A.
2007. Abundance and
distribution of nocturnal fishes over a coral reef during the night Mar.Ecol.Prog.Ser.
342 pp. 205
– 215
repositiories.cdlib.org postprint3260- ; 23 Agustus 2007.
Liangming C, Xinyu C, Yu C, Ping F, Yuyu H, Haiyan L, Mingyan L, and Chong W. 2007. Eel population and solution model. Roskilde
University. www.diggy.ruc.dkbitstream180014803Final+Project-
1_305L[1].pdf; 3 April 2008.
¡ ¢ £
¤
¥
–
¥ ¥
¦§¨
©ª
©
« ¬
«
ª
£ £ ®
«
«
¯ ¢
°
±«
± ¢
² £
©
«
³ ±
´ £
©
³
µ¶· ¸¹
§ º»
¼ º½· » ¾
¿ ¹À ¹ Á ¹·Â
à ¶ §
»Ä ¹¹Å ¨
ƽÁ Ç §
ºÈÉ ½  Ê
¹ ¿
Ë Â Â ½ Â Â
º §Ì
µ À¶ À
É Â ¶
§ »
Æ ¿ ½
§ » Â
º §
µ¶ ·
¸¹ §
¶ §
» Æ
¿ ¹ É À
¾ ¹
Í É·
¶Àº ¹ §
Â
± Î £
ª
£
©
±
©
©
Ï
ª
© Ð
ª
Î ©
«
´ ©
£
« £
² ©
ÏÏ Ï
© Ð
ª
Î ©
© £
² Ñ
Ð
¤£ ©
©
©
Ñ
© Ï
©
Ñ
´
Ò
¢ ¤¤ ¤ Ð
Ó
¥ ®
Ô
Õ
© ¢ Ð
Ö ±
¡ ×
£ ª
£ Ø
Ù ÚÛ
¼ º Â Ç
½¿ Ü
µ Á º ½
§ Á½
Ý ¦
ÀÂ Þ
½À ǹ»  ¶
§ »
Ë ÍÍ
· º Á
¶À º¹ §
Â
© ª
Ø
©
«
ß
Ï ©
£
¥ ¥¥ ¤
Ø
©
Î Î Õ
¦§
· ¶
§ »
¼ ºÂ ǽ¿ º ½ Â
Ý à
Á ¹
· ¹ Ì
Ü ¶
§ »
Þ ¶
§ ¶
Ì ½ ¸
½ §
À
ª
²
Ï
©©
á
Ð ©
£ ÛÚ
Ô ¤
5 MODEL SELEKTIVITAS PADA FY
â
E
ãä
T
5.1 Pendahuluan
Pada prinsipnya semua alat penangkap ikan bersifat selektif berdasarkan spesies dan ukuran ikan yang menjadi target penangkapan.
Selektivitas berdasarkan ukuran ikan target pada suatu alat penangkap ikan digambarkan
dengan menggunakan kurva seleksi, yaitu suatu kurva yang menunjukkan ukuran ikan pada spesies tertentu, yang menunjukkan proporsi dari suatu populasi yang
tertangkap dan tertahan oleh suatu unit alat penangkap ikan. Selektivitas tersebut adalah selektivitas mutlak. Bentuk lain adalah selektivitas yang didasarkan dengan
proporsi yang diambil dari suatu bagian yang ditemukan
åæç èé æ ê åë
å ì
merupakan selektivitas relatif Hovgår dan Lassen 2000. Metode untuk penghitungan selektivitas terbagi atas dua kelompok yaitu
metode perhitungan langsung dan metode perhitungan tidak langsung Fabi dan Grati 2008. Metode langsung digunakan untuk menghitung selektivitas mutlak
sedangkan metode tidak langsung digunakan untuk menghitung selektivitas relatif Hovgår dan Lassen 2000. Metode untuk perhitungan selektivitas secara
langsung didasarkan pada pengertian bahwa selektivitas alat penangkap ikan adalah proporsi ikan dari setiap kelompok ukuran tubuhnya tertentu dari suatu
populasi yang tertahantertangkap dengan suatu unit upaya menggunakan alat penangkap ikan tertentu. Perhitungan selektivitas dengan menggunakan metode
langsung dilakukan dengan cara mambandingkan hasil tangkapan ikan oleh suatu alat dengan struktur populasi ikan yang telah diketahui, misalnya hasil
perhitungan yang diperoleh dari percobaan menggunakan penandaan tagging dan membandingkannya dengan alat yang tidak selektif atau dengan alat yang
memiliki ciri selektivitas yang telah diketahui, sedangkan metode tidak langsung didasarkan pada pengertian bahwa selektivitas suatu alat penangkap ikan adalah
peluang seekor ikan dari spesies dan ukuran tertentu yang tertangkap oleh suatu alat penangkap ikan tertentu. Pada metode tidak langsung tidak diperlukan
pengetahuan pendahuluan mengenai struktur populasi Booth and potts 2006.
108 Studi tentang selektivitas alat penangkapan ikan telah dimulai sejak
permulaan tahun 1900-an yang merupakan aplikasi dari model-model yang digunakan dalam managemen perikanan yang semula dikemukakan oleh Baranov
1918
íî ïîð
DeAlteris dan Riedel 1996. Kemudian Baranov 1948
í î ï î ð
Hovgår dan Lassen 2000 mengemukakan model kurva selektivitas yang didasarkan pada “
ñòó ô
õ ö ÷øö ù ï ó
úû ü
ó úð ó
tr
öø ýöðö
ï îõ ö
ty ”
þ
Model kurva selektivitas tersebut disebut sebagai “t
ò ó
ÿ î
t
ó
r
ý ó
ï ó ø
t
öú ÷
u rv
ó
“ yang berbentuk kurva normal Quang and Geiger 2002. Berdasarkan prinsip kurva normal
kemudian para ahli mengembangkan bentuk kurva selektivitas yang berasal dari sebaran peluang statistika yaitu sebaran log normal dan gamma yang
memungkinkan adanya kecondongan yang berbeda diantara dua sisi kurva berbentuk lonceng tersebut Hovgår dan Lassen 2000.
Selanjutnya pada perkembangannya model kurva selektivitas berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu bentuk lonceng normal,
bentuk kurva dua puncak bi-modal dan bentuk sigmoid Hovgår dan Lassen 2000, namun bentuk bi-modal masih dalam perdebatan sehingga menurut
DeAlteris dan Riedel 1996, selectivitas berdasarkan ukuran untuk semua alat penangkapan ikan dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu selektivitas yang
cocok dengan sebaran normal dengan kurva berbentuk loceng dan selektivitas yang cocok dengan fungsi logistik dengan kurva bentuk sigmoid.
Selektivitas pada alat penangkapan ikan bentuk kurva normal terutama digunakan pada gillnet dan juga pancing Hovgår dan Lassen 2000, bentuk
sigmoid digunakan untuk trawl Patrakis dan Stergiou 1997; Huse
ó
t
î ï
. 2000 dan menurut De Leo dan Gatto 1995 sigmoid merupakan model selektivitas
yang cocok untuk
û
y
ó ÷
ó
t . Bentuk selektivitas tersebut dinamakan ”r
ó
t
î ö ÷
s
ó ï
ó ø
t
ö
v
ö
ty ” Portt
ó
t
î ï
. 2006 ; Bevacqua
ó
t
î ï þ
2009. Selanjutnya selektivitas pada alat penangkapan ikan dibedakan
berdasarkan sifat alat yang aktif dan pasif. Menurut Rudstam
ó
t
îï
. 1984 pada alat penangkap pasif terdapat tambahan peluang pada selektivitasnya yaitu
”
ó ÷ø ú ÷ñ
ó
r s
ó ïóø
t
ö
v
ö
ty ” yang merupakan peluang bagi ikan untuk menemukan alat
penangkap ikan yang terpasang diperairan dan nilainya akan semakin kecil dengan semakin kecil ukuran ikan dan nilainya berbeda untuk setiap spesies ikan
109 Rueda 2007.
sebagai alat penangkap ikan yang bersifat pasif sebagaimana alat penangkap ikan pasif lainnya memiliki ciri selektivitas tersendiri
yaitu adanya penambahan faktor peluang ” ” pada
selektivitasnya Portt . 2006.
Pada dan demikian halnya pada alat penangkap yang bersifat
perangkap lainnya, selain dan
juga diketahui adanya bentuk selektivitas lain yang bekerja, yaitu
. Selektivitas ini merupakan selektivitas pada pintu masuk alat Portt
. 2006. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian selektivitas
secara kuantitatif terhadap ikan tertentu berdasarkan ukuran hasil tangkapannya karena
alat ini baru dalam taraf penelitian untuk melihat kemampuannya dalam menangkap ikan karang. Perhitungan selektivitas yang dilakukan masih bersifat
kualitatif berupa model berdasarkan literatur yang ada dan dikuatkan oleh hasil pengamatan terhadap ikan yang terjerat oleh dinding jaring
yang terbuat dari bahan yang bersifat tidak lentur, dan
terhalangnya ikan masuk ke dalam alat ini oleh kisi yang dipasang pada pintu masuk
.
5.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengetahui selektivitas alat ini adalah dengan melakukan studi literatur terhadap model-model selektivitas yang telah
dikembangkan hingga saat ini. Model-model tersebut lalu dicocokkan dengan
karakter hasil tangkapan yang diperoleh dilapangan untuk dapat
mengembangkan model selektivitas yang dioperasikan di perairan
terumbu karang. Model
yang digunakan untuk adalah model
yang dikemukakan oleh Rudstam . 1984 untuk alat
penangkap ikan dengan metode pasif.
C
lm
= PE
l
. PR
lm
.N
l
110 Keterangan:
C
lm
: jumlah ikan yang tertangkap selama peride sampling PE
l
: peluang bagi ikan untuk menemukan alat tangkap PR
lm
: peluang bagi ikan untuk tertangkap setelah dia menemukan alat tangkap tersebut
N
l
: populasi ikan dalam suatu wilayah perairan danau Tokai 1998
Rueda 2007 yang juga mengemukakan model sebagai berikut:
A = P . r
A : proses ”
” P : peluang seekor ikan akan menemukan jaring
r :
Retention probability: Tokai 1998 Rueda 2007:
exp +
= ------------------- 1 + exp
+ a dan b : parameter
Model yang digunakan untuk
adalah model yang dikemukakan oleh De Leo dan Gatto 1995, dengan bentuk kurva selektivitas
berupa fungsi logistik.
ϕS = {1 + e
[−ηS−S 50
]
}
−1
S adalah ukuran panjang ikan, S
50
adalah ukuran panjang ikan yang 50 tertahan
pada dinging jaring, η adalah parameter bentuk yang menggambarkan kemiringan
kurva pada saat S = S
50
. ϕ
simetris pada
50
dan nilai η menunjukkan selang ukuran hasil tangkapan.