3. Kreativitas siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman saat diskusi
kelompok juga masih kurang, siswa masih terpaku pada jawaban yang ada pada LKS dan belum bisa mengembangkannya.
4. Tidak semua siswa mampu merumuskan menelaah permasalahan dengan
baik, sehingga memerlukan bantuan dari guru. 5.
Pada saat diskusi ada beberapa kelompok yang tidak dapat bekerjasama dengan baik, karena ada beberapa siswa yang susah diatur, sehingga
kemampuan siswa dalam menemukan ide atau data untuk memecahkan suatu permasalahan masih kurang.
6. Siswa kurang dapat menyampaikan hasil jawabanya di depan kelas, dan
pada saat menanggapi pertanyaan dari kelompok lain cenderung kurang optimal, karena kurangnya keberanian pada diri siswa dan masih malu-
malu pada saat maju didepan kelas. 7.
Guru kurang memberikan motivasi dan apersepsi pada siswa sehingga para siswa belum begitu antusias mengikuti proses kegiatan pembelajaran.
8. Guru tidak menyimpulkan materi karena keterbatasan waktu.
9. Ada beberapa soal yang dianggap sulit oleh para siswa yaitu soal no
3,5,8,10, dan 16, yaitu membahas tentang benda subtitusi, kebutuhan berdasarkan waktu pemenuhannya, dan alat pemuas kebutuhan
berdasarkan proses pembuatannya. Dari hasil tersebut di atas maka kesimpulan pada pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut : a.
Dari segi aktivitas belajar siswa, presentase yang dicapai sebesar 70 . Dengan skor yang diperoleh yaitu 28, termasuk dalam kategori baik.
b. Dari segi aktivitas guru, presentase yang dicapai sebesar 78,57. Dengan
skor yang diperoleh yaitu 22, termasuk dalam kategori amat baik. c.
Dari hasil Evaluasi Siklus 1, ketuntasan belajar klasikal mencapai presentase 73 dengan rata-rata kelas sebesar 76.
4.1.6 Revisi
Berdasarkan kekurangan pada siklus I, maka akan dilakukan perbaikan pada silklus II. Adapun perbaikannya adalah sebagai berikut:
1. Pada saat menjelaskan materi guru lebih interaktif kepada siswa dengan
memberikan apersepsi serta memotivasi kepada siswa. 2.
Dalam menjelaskan materi, guru lebih menekankan pada soal yang dianggap sulit oleh siswa, yaitu pada saat membahas tentang benda
subtitusi, kebutuhan berdasarkan waktu pemenuhannya, dan alat pemuas kebutuhan berdasarkan proses pembuatannya, dengan cara mengeraskan
suaranya dan memberi kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya apabila materi yang disampaikan kurang jelas.
3. Dalam diskusi kelompok inquiry, guru membimbing seluruh kelompok,
tidak hanya kelompok tertentu saja. 4.
Dalam pemaparan jawaban di depan kelas, siswa harus bisa menjelaskan jawabanya
dengan bahasanya
sendiri, yang
dikaitkan dengan
kehidupannya sehari-hari. 5.
Dalam diskusi kelompok inquiry, siswa harus lebih interaktif lagi semua perwakilan kelompok menanggapi hasil dari pemaparan kelompok lain.
6. Pada tahap menutup pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah diajarkan agar siswa lebih paham.
4.2 Hasil Penelitian Siklus II
4.2.1 Perencanaan
a. Menyusun instrumen penelitian siklus II, diantaranya kisi-kisi soal,
dan soal Evaluasi siklus II. b.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibedakan dengan RPP siklus I, yaitu pada Siklus II, menggunakan media power
point serta ditambah dengan media film kelangkaan, RPP terlampir pada halaman 74.
c. Membuat lembar observasi guru dan siswa siklus II sebagai pedoman
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terlampir 94-95. d.
Berkoordinasi dengan guru terkait pelaksanaan penelitian Siklus II
4.2.2 Implementasi Tindakan
Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran 2x40 menit pada tanggal 5 februari 2013 pukul 11.00-12.20 WIB, diikuti oleh
33 siswa kelas VIII F. Pada penelitian siklus II sama seperti pada siklus I yaitu peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar
adalah guru mata pelajaran IPS SMPN 2 Patebon yaitu Bapak Minto Direjo, S.Pd. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran inquiry.
Gambar 4.7 Peneliti Berkoordinasi dengan