Belajar dan Kegiatan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Kegiatan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positif atau yang lebih baik. Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar, terus-menerus, bersifat positif, aktif, bertujuan, dan mencangkup seluruh aspek kehidupan. Belajar sebagai sebuah aktivitas, sehingga belajar sangat dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern diri seseorang. Faktor intern berupa kesehatan, cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif atau tujuan, kesiapan, kecakapan dan kelelahan baik berupa jasmani atau rohani. Faktor ekstern berupa cara orang tua mendidik, perhatian orang tua, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana tempat belajar, cara guru mengajar, kurikulum, relasi siswa dengan guru, relasi antar siswa, peraturan sekolah, media belajar, waktu belajar, media masa, dan bentuk kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jadi, belajar adalah sebuah proses seseorang untuk merubah prilaku, pengetahuan, pola pikir atau sudut pandang, wawasan, dan kendali diri kearah yang lebih baik, serta terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar UU Sisdiknas, 2003. Rumusan itu menunjukan bahwa siswa tidak dapat dikatakan telah belajar karena berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Ada hal penting yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar. Hal itu adalah adanya interaksi antara pelajar learner dengan sumber belajar. Tanpa terpenuhi syarat itu, mustahil kegiatan belajar akan terjadi. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiat- an belajar pada para siswa. Pembelajaran oleh seorang guru merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi para siswa agar dapat belajar dengan efekif dan efisien. Istilah pembelajaran merupakan paradigma baru yang menekankan pada prinsip keragaman siswa, dan menggantikan istilah “pengajaran” atau “mengajar” yang menekankan pada prinsip keseragaman. Isti- lah pengajaran lebih banyak berarti sebagai upaya penyampaian informasi kepada pihak lain. Latar belakang konsep pengajaran didasarkan pada teori psikologi be- havioristik dan teori komunikasi searah, sedangkan konsep pembelajaran didasar- kan pada teori psikologi konstruktivistik dan teori komunikasi konvergensi. Kon- sep pembelajaran ini merupakan inti pada lapis pengalaman belajar, yaitu siswa membangun diri sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diper- olehnya melalui interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai kegiatan yang mengembangkan kemampuan untuk menge- tahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengak- tualisasi diri siswa. Kegiatan pembelajaran perlu berpusat pada peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas peserta didik, mencip- takan kondisi yang menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, estetika, logi- ka, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Britis Audio Association dalam Daryanto, 2010: 71 menyatakan bahwa “75 pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 indera pendengaran, 6 indera peraba, 6 indra penciuman dan indera pengecap”, dan menurut Daryanto 2010: 71 memperoleh pengetahuan dari proses belajar melalui cara: “1 Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10; 2 Mendengarkan saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 20; 3 Melihat saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 30; 4 Melihat dan mendengar, maka pengetahuan yang mengendap bisa 50; 5 Mengungkapkan sendiri, pengetahuan yang mengendap bisa 80; 6 Mengungkapkan sendiri dan meng- ulang pada kesempatan lain 90”. Dari penjelasan diketahui bahwa pengetahuan yang diperoleh para siswa sangatlah sedikit jika guru tidak pandai memilih dan mengkombinasikan pendekatan, mo- del, strategi atau,metode belajar dan sumber belajar yang ada.

B. Pembelajaran dengan Pendekatan Resource Based Learning

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 7 68

PENGARUH PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 29 53

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 79

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 68

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan)

0 2 46

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

11 70 61