Skill Argumentasi Ilmiah Kerangka Teoritis

8 Menurut Daryanto 2010: 100 ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam - kognitif saja. Masih menurut Daryanto 2010: 100-101: Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya: pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan aplication, analisis analysis, sintsis syntesis, dan evaluasi penilaian evalua- tion. Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembe- lajaran yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Hasil belajar sangat berkaitan dengan ketuntasan belajar siswa.

2. Skill Argumentasi Ilmiah

Era globalisasi oleh dilalui oleh siapapun yang hidup di abad ini. Di dalamnya sarat dengan kompetensi yang pemenangnya sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh proses pendidikan. Pengalaman belajar dalam proses pen- didikan diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pe- serta didik sehingga siap digunakan untuk memecahkan problema kehi- 9 dupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperolah peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam ke- hidupan yang sesungguhnya Arif, 2002 : 14. Skill atau keterampilan merupakan suatu kemampuan yang ada didalam diri manusia yang masih bisa untuk dikembangkan lagi. Keterampilan merupa- kan suatu kemampuan yang sudah ada didalam diri seseorang dengan sendi- rinya, yang kemudian dapat dikembangkan berdasarkan kemampuannya ter- sebut Majid, 2007 : 31. Dengan kata lain keterampilan atau skill adalah kemampuan yang telah ada pada diri manusia itu sendiri, yang terbentuk dengan sendirinya, yang kemudian dapat dikembangkan kembali berdasar- kan kemampuannya tersebut. Menurut Abdul 2007 keterampilan dapat dipilah menjadi 4 jenis yaitu keterampilan personal personal skill yang mencakup kecakapan mengenal diri self awareness dan kecakapan berpikir rasional thinking skill, kete- rampilan sosial social skill, keterampilan akademik academic skill, kete- rampilan vokasional vocational skill. Leksana 2011 skill adalah: Keterampilan atau how to atau cara untuk melakukan sesuatu. Landasan skill adalah pengalaman dan pembelajaran secara praktek lapangan. Dengan pembelajaran secara langsung dapat membantu siswa lebih terampil serta berdasakan pengalaman yang sebelumnya telah mereka dapatkan akan membuat mereka untuk lebih mengasah keterampilan yang ada. Dengan bimbingan guru dalam melakukan praktek, siswa akan lebih paham materi atau praktek yang dikerjakan. Skill memiliki karakter bisa ditransfer dari individu ke individu lainnya melalui proses pembelajaran bertahap. Cara yang paling efektif untuk mentransfer skill adalah dengan mengikut sertakan si pembelajar melakukan tahapan pekerjaan saat dan membuatnya mempraktekan tahapan pekerjaan tersebut dalam konteks pelatihan lapangan dan melakukan pengulangan. 10 Abied 2011 juga berpendapat bahwa skill adalah suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau memperoleh suatu hasil tertentu. Menanggapi kedua pendapat para ahli di atas bahwa keterampilan atau skill dapat di transfer atau di ajarkan kepada orang lain sehingga apa yang kita pelajari dan kita ketahui dapat pula dilakukan oleh orang lain dengan mengajarkan orang tersebut untuk melakukan apa yang kita kerjakan. Selain itu jika kita mengajarkan pekerjaan atau pengalaman itu secara berulang-ulang maka orang tersebut akan mendapatkan keterampilan atau cara sendiri dalam melakukan pekerjaan tersebut. Praktek dan pengulangan merupakan dua kunci utama bagi seseorang untuk mempelajari dan menda- patkan skill yang baru. argumentasi itu merupakan suatu usaha yang dilakukan sesorang yang tu- juannya untuk menyakinkan orang lain, mengajak, bahkan mempengaruhi orang lain. Agar tujuan itu berhasil si pembicara harus mengemukakan alasan-alasan yang kuat dengan menggunakan bukti-bukti yang berupa fakta Suparni, 1986 : 94. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembicara berusaha mengemuka- kan fakta-fakta, sehingga ia dapat menunjukkan bahwa pendapat itu benar atau tidak Keraf, 1985 : 3. Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. 11 Kekuatan argumentasi terletak pada kemampuan si pembicara dalam mengemukakan pendapat dengan alasan yang mendukung dan pembenaran yang mengacu pada usaha dalam menunjukkan hubungan antara penyataan dan alasan. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus berani mengung- kapkan pendapatnya sesuai dengan apa yang dipikirkannya, baik penge- tahuan itu ia dapat dari buku ataupun dari pengalamannya sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar dikatakan aktif apabila siswanya pun ikut aktif dalam proses pembelajaran dengan mereka memberikan alasan-alasan atau pendapat atas masalah yang diberikan oleh guru. Dasar pendapat atau argu- mentasi siswa merupakan awal dari pola berpikir kritis atau logis yang akan menimbulkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Wahyu 2011 mengatakan bahwa argumentasi adalah pembuktian. Erduran 2008: 4 memperkuat dengan menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk wacana yang perlu disesuaikan oleh mahasiswa dan secara eksplisit diajarkan melalui instruksi yang sesuai, penataan tugas dan pemodelan. Da- lam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu membuktikan kebenaran atas pendapat-pendapat yang telah ia kemukakan bedasarkan bukti yang da- pat diterima oleh orang banyak. Berdasarkan definisi tersebut argumentasi merupakan suatu wacana yang disesuaikan untuk proses pembelajaran dengan adanya pendapat atau diskusi antar siswa. Menurut Erduran 2008: 4 sebagai berikut: Sebuah kerangka kedua adalah perspektif sosial budaya yang menunjuk pada peran interaksi sosial dalam belajar dan proses berpikir, dan me- nyatakan bahwa proses berpikir yang lebih tinggi berasal dari kegiatan 12 sosial mediasi, khususnya melalui mediasi bahasa dan mengusulkan bahwa setidaknya ada lima dimensi saling terkait atau kontribusi poten- sial dari pengenalan argumentasi di kelas sains adalah: a. Mendukung akses ke kognitif dan meta-kognitif proses karakteristik kinerja dan memungkinkan ahli pemodelan untuk siswa; b. Mendukung pengembangan kompetensi komunikatif dan berpikir sangat kritis; c. Mendukung pencapaian melek ilmiah dan memberdayakan siswa untuk berbicara dan menulis bahasa ilmu pengetahuan; d. Mendukung enkulturasi ke dalam praktek-praktek budaya ilmiah dan pengembangan kriteria untuk evaluasi epistemis pengetahuan. e. Mendukung pengembangan penalaran, khususnya pilihan teori atau posisi berdasarkan kriteria rasional. Proses belajar dan berpikir sangat berkaitan erat dengan cara berbahasa atau berpendapat. Mediasi bahasa akan membantu seseorang untuk menyatakan apa yang ia ketahui mengenai pengetahuan ataupun pengalaman. Dengan adanya mediasi bahasa dalam proses pembelajaran juga akan membantu guru untuk lebih mengetahui karakteristik dan kemampuan siswa. Sehingga guru dapat mengambil model yang tepat sesuai kemampuan siswa tersebut. Dari kelima manfaat argumentasi tersebut akan membantu siswa untuk men- jalin interaksi dan kerjasama dengan teman sebayanya, mendukung perkem- bangan komunikasi antar siswa dan cara berpikir kritis, memberdayakan sis- wa dalam berbicara dan menulis bahasa dalam ilmu pengetahuan, mendu- kung siswa untuk terjun langsung dalam praktek-praktek dan pengem- bangan kriteria pengetahuan serta mendukung pengembangan penalaran, khususnya pilihan teori atau posisi berdasarkan kriteria rasional. Sehingga siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan hubungan yang baik dengan guru maupun siwa yang lain atau teman sebaya. 13 Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa argumentasi dalam kelas sangat penting karena dapat membantu guru untuk mengetahui kemampuan siswa. Terkadang siswa yang mempunyai kemampuan pengetahuan tetapi tidak mempunyai kemampuan dalam berbicara sehingga dengan bahasa tuli- san akan mempermudah guru untuk menilai kemampuan siswa tersebut. Da- lam bidang sains argumentasi dibutuhkan sangat penting untuk mengetahui pendapat siswa tentang suatu teori yang telah dikemukakan dan akan me- munculkan suatu ide baru dalam bidang pendidikan khususnya sains. Menurut Robbyn 2011 argumentasi adalah sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, si- kap, atau keyakinan. Wiwit 2011 juga berpendapat bahwa argumentasi merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang efektif, yang berusa- ha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sebagaimana yang diinginkan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa argumentasi merupakan suatu wacana yang ditujukan kepada orang lain agar orang lain terpengaruh dimana dalam wacana tersebut disertakan fakta-fakta dan bukti yang sesuai sehingga orang lain pun menganggap bahwa wacana tersebut benar adanya bukan rekayasa belaka. Ilmiah merupakan sesuatu yang bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, me- menuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Khodijah 2006 berpendapat bahwa ilmiah sesuatu yang bersifat sistematis yang berdasarkan penge- tahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan. 14 Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa skill argumentasi ilmiah merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam me- nyampaikan suatu pendapat, dimana pendapat yang diajukan bersifat rele- van, logis, didukung oleh bukti-bukti yang ada dan dapat dipertanggung ja- wabkan kebenarannya.

3. Metode Eksperimen