Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan
merek yang ia gunakan. f. Pemakai
Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.
Berdasarkan pengertian merek diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen membeli tidak hanya sekedr kumpulan atribut fisik. Pada dasarnya, merek membayar sesuatu yang memuaskan keinginan, jadi sebuah
produk yang baik menjual manfaat benefit produk tidak hanya berupa produk itu sendiri. Pabrikan menjual simbol sekaligus produk. Orang membeli barang tidak hanya untuk fungsinya tetapi juga untuk
maknanya, barang merupakan simbol atribut pribadi, tujuan dan pola sosial, kita membeli produk yang mampu memperkuat citra kita dan orang merupakan penilai yang tajam tentang simbol.
2. Cara Membangun Merek
Menurut Rangkuti, 2008 membangun merek yang kuat tidak berbeda dari membangun sebuah rumah. Untuk memperoleh bangunan rumah yang kokoh, kita memerlukan fondasi yang kuat. Begitu juga dengan
apa yang dikatakan Rangkuti, membangun dan mengembangkan merek, ia memerlukan fondasi yang kuat dengan cara sebagai berikut:
1. Memiliki positioning yang tepat Merek dapat di-positioning-kan dengan berbagai cara,misalnya dengan menempatkan
posisinya secara spesifik di benak pelanggan. Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value termasuk manfaat fungsional secara konsisten sehingga selalu
menjadi nomor satu di benak pelanggan. Menjadi nomor satu dibenak pelanggan merupakan tujuan utama dari positioning. Menjadi nomor satu dibenak pelanggan bukan berarti selalu
menjadi nomor satu untuk semua aspek. Keberhasilan positioning adalah tidak sekedar menemukan kata kunci atau ekspresi dari core benefit suatu merek, tetapi lebih jauh lagi,
menjembatani keinginan dan harapan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Positioning ini berubah terus setiap saat, positioning yang tepat memerlukan pemahaman yang
mendalam terhadap produk yang bersangkutan, perusahaan, tingkat persaingan, kondisi pasar serta pelanggan.
2. Memiliki brand value yang tepat Semakin tepat merek di-positioning-kan di benak pelanggan merek tersebut akan semakin
competitive. Untuk mengelola hal tersebut kita perlu mengetahui brand value. Diibaratkan sebuah pakaian, positioning adalah kesesuaian ukuran bagi pemakainya. Sedangkan brand
value adalah keindahan warna serta model pakaian tersebut. Brand value membentuk brand personality. Brand personality lebih cepat berubah dibandingkan brand positioning, karena
brand personality mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen. Brand value juga mencerminkan brand equity secara real sesuai dengan customer values-nya.
3. Memiliki konsep yang tepat Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning yang tepat kepada
konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda dari positioning, konsep dapat terus-menerus berubah sesuai dengan
daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah dapat mengkomunikasikan semua elemen-elemen brand value dan positioning yang tepat, sehingga brand image dapat
terus-menerus ditingkatkan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa merek dapat dibangun dengan menggunakan konsep yang tepat, mempunyai brand value yang tepat dan memiliki konsep yang tepat. Konsumen dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginannya membeli produk dengan merek tertentu, apabila merek yang dipilih konsumen itu dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan memiliki ingatan
yang dalam terhadap merek tersebut.
3. Peranan dan Kegunaan Brand Merek