20
21
Bab 5 – Prosedur Kerja
Bagian ini menyajikan metode praktis tentang bagaimana cara menyusun Prosedur Kerja.
5-1. Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja
Prosedur Kerja adalah kumpulan dari Prosedur Standar yang “mengoperasionalkan” tanggap bencana Sebagai SOP dari Pos Komando.
Proses penyusunan disarankan untuk mengikuti gambar 5-1.
Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab
a. Menetapkan Proses Kerja
Ketika merencanakan kebutuhan darurat, sangat penting untuk mengidentifikasi: •
Siapa yang bertanggungjawab untuk kajian dan kapan hal tersebut akan dilaksanakan Contohnya: Secepatnya, tidak lebih dari satu hari, dll…?
• Informasi apa yang dibutuhkan disetiap tahapan darurat?
• Bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses keseluruhan?
Menetapkan proses kerja
Menentukan tugas dan seksi terkait
Mempertimbangkan urutan kronologis
Menentukan prosedur
22
b. Menentukan Tugas dan Seksi Terkait
koordinasi adalah kunci kesuksesan tanggap darurat, dan hal ini merupakan hal yang esensial dalam pemastian waktu dan penambahan sumber daya yang tepat. Koordinasi
kegiatan bisa berada di tingkatan dan bentuk yang berbeda sehingga hubungan dengan instansi lainnya bisa ditetapkan dalam prosedur. Koordinasi yang baik sangat penting
dalam menggabungkan sumberdaya secara efektif dan efisien, dalam hal menjangkau daerah yang terkena bencana lebih cepat dan lebih efektif.
Hasil dari langkah-langkah yang disebutkan di atas bisa diperlihatkan dalam tabel di bawah.
Gambar 5-2 Prosedur Kerja
c. Mempertimbangkan Urutan Kronologis
Validitas dan Kegunaan SOP bisa dievaluasi saat hal tersebut dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya misalnya ketika bencana terjadi, ketika kebutuhan meningkat.
Kegiatan yang terkait tugas respon darurat harus dimasukkan dalam kronologi yang tepat. Ini sangat penting untuk mempertimbangkan situasi yang ada, Kronologi kegiatan
harus jelas digambarkan dalam prosedur.
d. Menentukan Prosedur
Diagram alir bisa digunakan untuk memvisualisasi keseluruhan badan sektor terkait atau hubungan terhadap sektor tertentu. Sangat disarankan untuk memberikan gambaran
nyata dari setiap prosedur dengan sebuah kronologis yang jelas seperti yang terlihat pada tabel 5-1.