Teori Pemrosesan Informasi Teori-teori belajar yang Mendukung Pemanfaatan Pusat Sumber

60 2 Informing the learner of the objective, penyampaian tujuan pembelajaran kepada peserta didik akan memberikan arahan atau control terhadap kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. 3 Stimulating recall of prerequisite learning, mengingatkan peserta didik tentang informasi yang telah mereka ketahui sebelumnya terkait dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, mengaktifkan memori. 4 Presenting the stimulus material, menampilkan stimulus yang berhubungan dengan pembelajaran, dalam proses pembelajarannya menekankan pada tujuan pembelajaran yang telah ditunjukkan. 5 Providing learning guidance, memuat pengkodean semantic dan pengarahan agar pembelajaran berjalan dengan baik. 6 Eliciting the performance, memberikan latihan yang terorganisir sebagai respon untuk mengetahui atau menguji apakah peserta didik telah menguasai kemampuan yang telah ditetapakan dalam tujuan pembelajaran. 7 Providing feedback about performance correctness, pemberian umpan balik atau penguatan terhadap peserta didik yang melakukan kegiatan belajar sebagai bentuk perbaikan dalam proses pembelajaran. 8 Assessing the performance, memberikan tes dan penilaian untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai kompetensi yan telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. 9 Enchancing retention and transfer, memberikan arahan dan strategi untuk perbaikan pembelajaran. 61

2.3 Teori Organisasi Belajar

Belajar dapat terjadi pada individu atau pun kelompok individu. Peter Senge 1990: 3 mendefinisikan organisasi belajar sebagai berikut: “...organization where people continually expand their capacity to creat the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspration is set free, and where people are continually learning to see the whole together.” Pendapat di atas diartikan bahwa organisasi belajar adalah organisasi dimana anggotanya secara kontinyu memperluas kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang sangat mereka inginkan, dimana pola pemikiran baru yang ekspansif ditumbuhkan, aspirasi kolektif dibebaskan, dan orang secara terus-menerus belajar melihat organisasi secara keseluruhan bersama-sama. Pendapat lain mendefinisikan organisasi belajar sebagai sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus-menerus mentransformasi diri Pedler, 2003: 115. Pedler 2003: 115 menekankan sifat dua sisi dari definisi tersebut. Suatu organisasi belajar bukan organisasi yang semata-mata mengikuti banyak pelatihan. Perlunya pengembangan keterampilan individu tertanam dalam konsep, setara dan merupakan bagian dari kebutuhan akan pembelajaran organisasi. Carol 2005: 17 menjelaskan bahwa suatu organisasi pembelajaran adalah organisasi yang mempunyai suasana di mana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka, memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan, menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai 62 pusat kebijakan bisnis, dan berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus; Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi belajar adalah organisasi yang anggotanya terus-menerus belajar dan mengembangkan potensi diri mereka secara kontinyu dalam memperluas kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang sangat mereka inginkan. Senge 1990, 3 menggambarkan organisasi belajar sebagai lima disiplin yang saling terkait, yaitu: 1 visi bersama shared vision; 2 berfikir sistem system thinking; 3 belajar beregu team learning; 4 penguasaan pribadi personal mastery; 5 pola mental mental model. Kelima disiplin yang saling terkait ini disebut dengan “the fifth discipline”. Kelima disiplin tersebut dijelaskan di bawah ini: 1. Visi bersama shared vision Suatu organisasi terdiri dari berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, suku, pengalaman, serta budayanya. Oleh karena itu visi bersama sangat diperlukan dalam keberhasilan organisasi. Visi bersama dibangun oleh seluruh anggota sebagia keinginan, tekad, dan komitmen bersama. 2. Berfikir sistem system thinking Berfikir sistem merupkan berfikir secara menyeluruh terhadap semua komponen organisasi sebagai suatu kesatuan yang saling memengaruhi.