PENUTUP Pemakzulan kepala daerah menurut persepektif fiqih siyasah dan hukum positif (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin)

Pemakzulan dalam Islam dapat disinonimkan dengan al-khalla yang berarti mencopot, mencabut, memecat, menelanjangi, menyingkirkan. Ibnu Manjhur mengatakan, pencopotan sama pengertiannya dengan mencabutnya; hanya saja di dalam istilah pemecatan terkandung makna penangguhan atau proses secara perlahan. Istilah al-khalla ini erat kaitannya dengan pelanggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa al-khalla dapat disinonimkan dengan pemecatan atau pemakzulan, namun dalam ketatanegaraan Indonesia lebih dikenal dengan sebutan pemberhentian. 4 Istilah pemberhentian dipadankan dengan istilah pemakzulan yang mempunyai konotasi yang sama dengan istilah impeachment. Menurut istilah pemakzulan adalah tindakan politik dengan hukuman berhenti dari jabatan dan kemungkinan larangan untuk memegang suatu jabatan, bukan sebagai hukuman pidana criminal conviction atau pengenaan ganti kerugian perdata. Dalam istilah akademik, pemakzulan adalah proses hukum ketatanegaraan untuk memecat atau menurunkan presiden atau pejabat lainnya dari jabatannya. 5

B. Sejarah Pemakzulan

Pada masa Nabi gagasan pemakzulan atau pemberhentian kepala daerah jelas belum muncul dan belum dijelaskan secara rinci, cara-cara pemberhentian 4 Yahya Ismail, Hubungan Penguasa dan Rakyat Dalam Perspektif Sunnah, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 191-193. 5 Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945, h. 10. kepala daerah tidak terdapat ketentuannya dalam al-Quran dan hadis Nabi. Namun dalam sejarah pemerintahan Rasulullah SAW dan al-Khulafa al-Rasyidun khususnya pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib terjadi beberapa kali pemberhentian kepala daerah. Pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah memberhentikan gubernur Yaman, Muadz bin Jabal tanpa alasan apapun. Beliau juga memberhentikan Ila Al- Hadhrami yang menjadi amil beliau di Bahrain, hanya karena beliau mendapat pengaduan tentang Ila dari utusan Abdul Qais. 6 Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan, banyak sejarawan menilai Utsman melakukan praktik nepotisme. Ia mengangkat pejabat-pejabat yang berasal dari kalangan keluarganya, meskipun tidak layak untuk memegang jabatan tersebut. Banyak pejabat yang lama dipecatnya. Awal praktik nepotisme ini adalah pemecatan al-Mughirah ibn Abi Syubah sebagai gubernur Kufah dan digantikan oleh Sad ibn al-Ash, saudara sepupu Utsman. Namun Sad hanya setahun menduduki posisinya karena digantikan oleh al-Walid ibn Uqbah yang juga masih saudara seibu dengan Utsman. 7 Amr ibn al-Ash juga dipecat oleh Utsman dari jabatan gubernur di Mesir. Sebagai penggantinya, Utsman mengangkat Abdullah ibn Sad ibn Abi Sarh, saudara sepupunya. Tindakan ini dinilai ceroboh karena kedudukan Amr sebagai tokoh yang berjasa dalam menaklukan Mesir pada masa pemerintahan khalifah Umar. Pemecatan 6 Taqiyuddin An Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, Penerjemah Moh. Maghfur Wachid, Bangil: Al Izzah, 1996, h. 235. 7 Muhamad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Polotik Islam, Cet. II, Jakarta: Gaya Media Pratam, 2007, h. 78.