Bagian SDM Bagian Umum Bagian Hukum Pertanahan

22. Bagian SDM

• Menyusun dan mengkoordinasikan sistem perencanaan, pembinaan, pengembangan, kordinasi, pengawasan,dan pengendalian SDM pada PTPN IV dan Unit-Unit Usaha PTPN IV.

23. Bagian Umum

• Merencanakan, mengelola, dan memelihara fasilitas, infrastruktur, dan aset perusahaan. • Melaksanakan kegiatan-kegiatan protokoler peruahan baik yang dilaksanakn secara internal maupun eksternal. • Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang aktivitas perusahaan. • Mengelola aktivitas yayasan dan sekolah yang didirikan oleh perushaan.

24. Bagian Hukum Pertanahan

• Menyusun sistem perencanaan, penyusunan strategi, kebijakan dan program kerja bagian Hukum dan Pertanahan. • Melaksanak sosialisasi, bimbingan dan konsultasi yang berkaitan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan • Melakukan oebgawasab kegiatan operasional Hukum dan Pertanahan • Memelihara kualitas pelayan kepada pelanggan dan klien. D. JARINGAN USAHAKEGIATAN PT. Perkebunan Nusantara IV bukan lagi sebagai perusahaan BUMN tetapi anak perusahaan PTPN III Pesero Badan Usaha Milik Negara BUMNyang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan Nusantara IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. Total Areal konsesi yang diusahakan PT. Perkebunan Nusantara IV mencapai 175.735 ha. Dari total area tersebut, areal tanaman menghasilkan 107.368 ha, tanaman belum menghasilkan 26.128 ha, tanaman ulangbaru dan areal tanaman direhabilitasi 7.202 ha serta areal lain-lain 35.037 ha. Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit Rude Palm Oil, Inti Sawit Palm Kernel. Palm Kernel Oil PKO, Palm Kernel Meal PKM, dan Teh Jadi. PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki 27 Unit Kebun yang mengelola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa Sawit PKS, 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, 3 unit kebun yang mengelola budidaya teh dan 1 unit pabrik teh, 3 unit proyek pengembangan inti kelapa sawit, 1 unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, 1 unit perbengkelan dan 3 unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta. • Organisasi di Grup Unit Usaha GUU Grup Unit Usaha GUU adalah satuan organisasi yang berada di antara Unit Usaha dan Direksi, yang membawahi beberapa Unit Usaha dan dipimpin oleh Manajer grup. GUU melakukan fungsi pembinaan dan pengendalian atas pengolahan Unit Usaha di dalam grupnya untuk mencapai dan meningkatkan kinerja masing-masing Unit Usaha di dalam grupnya untuk mencapai dan meningkatkan kinerja masing-masing Unit Usaha dalam kesatuan tujuan grup Unit Usaha secara efektif dan efisien. • Pengelompokan Unit Usaha di dalam Grup Unit Usaha Dengan didasarkan pertimbangan jenis usahakomoditi, wilayahrentang kendali, skala usaha meliputi aset, luas areal tanamankelas lahan dan kapasitas pabrikpengolahan produksi, maka pengelompokan Unit Usaha dalam Grup Unit Usah berikut kode Unit Usaha ditetapkan sebagai berikut : • Grup Unit Usaha I GUU I 1. Kebun Bah Jambi yang teletak di Kabupaten Simalungun 2. Kebun Balimbingan yang terletak di Kabupaten Simalungun 3. Kebun Tonduhan yang terletak di Kabupaten Simalungun 4. Kebun Pasir Mandoge yang terletak di Kabupaten Asahan 5. Kebun Sei Kopas yang terletk Kabupaten Asahan 6. Kebun Dolok Sinumbah yang terletak di Kabupaten Simalungun 7. Kebun Marihat yang terletak di Kabupaten Simalungun 8. Kebun Bah Birung Ulu yang terletak di Kabupaten Simalungun 9. Kebun Marjandi yang terletak di Kabupaten Simalungun • Grup Unit Usaha II GUU II 1. Kebun Gunung Bayu yang terletak di Kabupaten Simalungun 2. Kebun Mayang yang terletak di Kabupaten Simalungun 3. Kebun Bukit Lima yang terletak di Kabupaten Simalungun 4. Kebun Dolok Ilir yang terletak di Kabupaten Simalungun 5. Kebun Laras yang terletak di Kabupaten Simalungun 6. Kebun Tanah Itam Ulu yang terletak di Kabupaten Asahan 7. Kebun Bah Butong yang terletak di Kabupaten Simalungun 8. Kebun Teh Sidamanik yang terletak di Kabupaten Simalungun 9. Kebun Teh Tobasari yang terletak di Kabupaten Simalungun • Grup Unit Usaha GUU III 1. Kebun Pabatu yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 2. Kebun Adolina yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 3. Kebun Tinjowan yang terletak di Kabupaten Simalungun 4. Kebun Padang Matinggi yang terletak di Kabupaten Simalungun 5. Kebun Aek Nauli yang terletak di Kabupaten Simalungun 6. Kebun Sawit Langkat yang terletak di Kabupaten Langkat 7. Kebun Timur yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal 8. Kebun Batang Laping yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal 9. Kebun Plasma yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal • Grup Unit Usaha IV GUU IV 1. Kebun Air Batu yang terletak di Kabupaten Asahan 2. Kebun Pulu Raja yang terletak di Kabupaten Asahan 3. Kebun Berangir yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu 4. Kebun Ajamu yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu 5. Kebun Meranti Paham yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu 6. Kebun Sosa yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan 7. Pabrik Kelapa Sawit Sosa yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan 8. Kebun Panai Jaya yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu • Unit Usaha Rumah Sakit Unit Usaha Rumah Sakit, tidak termasuk salam kelompok salah satu Grup Unit Usaha dan ditetapkan sebagai Unit Usaha tersendiri yang merupakan Unit Jasa pelayanan kesehatan bagi karyawan di Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV yang pengelolaannya berada dibawahbertanggung jawab kepada direksi. 1. Rumah Sakit Laras yang terletak di Kabupaten Simalungun 2. Rumah Sakit Pabatu yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 3. Rumah Sakit Balimbingan yang terletak di Kabupaten Simalungun • Unit Usaha Perbengkelan Pabrik Mesin Tenera Dolok Ilir, tidak termasuk dalam kelompok salah satu Grup Unit Usaha dan ditetapkan sebagai Unit Usaha Perbengkelan tersendiri yang merupakan Unit Jasa pelayanan keteknikanperbengkelan bagi Unit-Unit Usaha di lingkup PT. Perkebunan Nusantara IV yang pengelolaannya berada dibawahbertanggung jawab kepada direksi. • Kantor Perwakilan Jakarta Kantor Perwakilan Jakarta KPJ ditetapkan sebagai unit tersendiri yang merupakan unit pelaanan dan pembantu Direksi dalam melaksanakan fungsi- fungsi manajemen di bidang komunikasi perusahaan Corporate Communication dengan kementrian, instansi pemerintah dan pihak lainyang berkaitan dengan operasional PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV. E. KINERJA USAHA Gambaran Singkat Kinerja Perusahaan • Capaian produksi TBS Kebun Sendiri dan pembelian TBS s.d. Triwulan IV2013 masing-masing dibawah RKAP-P sebesar 354.028 ton atau 14.56 dan 142.882 ton atau 17.62 dan secara gabungan produksi TBS dibawah RKAP-P sebesar 496.910 ton atau 15.33. Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri s.d. Triwulan IV2013 dibandingkan dengan sama tahun lalu mengalami penurunan sebesar 195.092 ton atau 8.59. Realisasi pembelian TBS s.d. Triwulan IV2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 4.249 ton atau 0,64. Realisasi Produksi Daun Teh Basah kebunsendiri s.d. Triwulan IV2013 dibawah RKAP-P sebesar 1.456 ton atau 6,31 dan dibandingkan dengan periode ang sama tahun lalu diatas sebesar 3.275 ton atau 17,84. • Rendemen minyak sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV2013 dibawah RKAP-P sebesar 0,22 dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dibawah 0,12. Rendemen inti sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV2013 dibawah RKAP- P sebesar 0,26 dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dibawah 0,11 Rendemen Teh Jadi kebun sendiri s.d. Triwulan IV2013 dibawah RKAP-P sebesar 0,77 dan dibanding dengan periode yang sama tahun lalu dibawah sebesar 1,35. • Capaian penjualam setelah pungutan ekspor s.d. Triwulan IV2013 sebesar Rp. 5.238,00 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 5.758,31 milyar maka berada dibawah RKAP-P sebesar RP. 520,31 atau 9,04. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 5.319,12 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 81,12 milyar atau 1,53. • Realisasi biaya secara keseluruhan s.d. Triwulan IV2013 harga pokok penjualan + biaya usaha + biaya bunga + biaya lain-lain bersih sebesar Rp. 4.559,88 milyar. Jika dibandingkan dengak RKAP-P sebesar Rp. 4.975,70 milyar maka realisasi biaya dibawah RKAP-P sebesar Rp. 415,82 milyar atau 8,36. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 4.318,55 milyar mengalami kenaikan Rp. 241,33 milyar atau 5,59. • Capaian Laba sebelum PPh s.d. Triwulan IV2013 sebesar Rp. 678,12 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 782,62 milyar, berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 104,50 milyar atau 13,35. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1.000,57 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 322,45 milyar atau 32,23 Capaian Laba per komoditi masing-masing tanaman : Laba komoditi kelapa sawit s.d. Triwulan IV2013 sebesar Rp. 726,27 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 836,46 milyar berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 110,19 milyar atau 13,17 dan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1.073,24 milyar mengalami penurunan Rp. 346,97 milyar atau 32,33. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya produksi minyak sawit dan menurun dari tahun lalu karena harga jual yang berada dibawah tahun lalu. Komoditi teh s.d. Triwulan IV2013 mengalami kerugian sebesar Rp. 48,15 milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP-P sebesar Rp. 53,84 milyar berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 5,69 milyar atau 10,58, selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu rugi sebesar Rp. 72,66 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 24,52 milyar atau 33,74. • Capaian laba setelah pajak s.d. Triwulan IV2013 sebesar Rp. 233,34 milyar, jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 579,14 milyar, berada dibawah RKAP-P sebesar Rp.145,79 milyar atau 25,17, selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 697,43 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 264,08 milyar atau 37,87. • Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset sebesar Rp. 9.396,54 milyar dibandingkan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 9.199,39 milyar mengalami kenaikan sebesar Rp. 197,15 milyar atau 2,14. Hal ini disebabkan penambahan aset tanaman dan aset tetap sebesar Rp. 456,97 milyar atau 7,14. F. RENCANA USAHA PTPN IV telah menyusun sasaran strategis ke depan melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJP 2014-2018 dengan melakukan penataan ulang usaha melalui transformasi struktural, dari perusahaan yang hanya berfokus pada usaha agroindustri hulu kelapa sawit dan teh, menjadi perusahaan yang mengelola berbagai usaha dalam agroindustri yang terintegrasi, yaitu : Membentuk 4 Grup Usaha yang terdiri atas, Grup Usaha Agroindustri Hulu, Grup Usaha Agroindustri Hilir dan Produk Baru, Grup Usaha Pendukung Agroindustri, Grup Usaha Pendayagunaan Aset. Usaha agroindustri hulu ini sendiri akan memproduksi CPO sebesar 1.148.144 ton per tahun, terdiri dari perusahaan induk sebesar 1.059.044 ton dan anak perusahaan sebesar 89.100 ton. Produktivitas TBS kebun sendiri sebesar 26,23 tonha dan minyak sawit sebesar 6,56 tonha dan memproduksi benih sebanyak 3 juta. Sedangkan usaha agroindustri hilir dan produk baru akan memproduksi; green diesel 400.000 ton per tahun; green chemical 25.000 ton per tahun yang terdiri atas activated carbon, carbon black dan pulp dan dried long fiber; fatty acid 300 ton per hari; produk refinery olein, stearin dan PFAD 813.037 ton per tahun, dan power plant PLTM dengan kapasitas 32.000 MWh per tahun serta power plant biomassa dengan kapasitas 64.000 MWh per tahun. Untuk usaha pendukung agroindustri yang terdiri dari dari jasa tangki timbun CPO, usaha mesin dan peralatan pabrik pengolahan kelapa sawit, dan unit usaha pupuk akan mencapai sasaran masing-masing sebesar 293.000 ton per tahun kapasitas tangki timbun CPO, produksi mesin dan peralatan pabrik sebesar 1.200 ton per tahun dan produksi pupuk NPK sebesar 100.000 ton per tahun. Pada usaha pendayagunaan aset terdiri dari; usaha jasa wisata agro dengan sasaran jumlah wisatawan sebanyak 62.205 orang per tahun dan MICE Meetings Incentives Conferences Exhibitions dengan kapasitas ballroom 2.000 orang. Lalu, optimalisasi aset untuk property dilakukan dengan membangun tahap konstruksi apartemen sewa dan lifestyle mall. Kemudian, usaha pelayanan kesehatan rumah sakit dan sekolah dipisahkan spin off dari core business disamping itu rumah sakit akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Arah pengembangan usaha penetapan arah pengembangan usaha bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang signifikan selaras dengan meningkatnya turbulensi tantangan bisnis global. Usaha agroindustri hulu kelapa sawit dan teh yang saat ini menjadi usaha inti core business PTPN IV memiliki karakteristik yang menjadi titik lemah dan hambatan bagi perusahaan, seperti ketersediaan lahan untuk pengembangan kebun semakin langka, upah tenaga kerja semakin tinggi, dan harga jual produk yang fluktuatif. Sementara itu PTPN IV harus tetap berkembang untuk meningkatkan nilainya. Dalam menghadapi hambatan tersebut, maka PTPN IV melakukan penataan ulang usaha melalui transformasi struktural secara radikal yang berfokus pada 2 aspek strategis yaitu, pengeloaan Usaha Agroindustri Hulu, meliputi; usaha agroindustri hulu akan dikelola dengan cara yang tidak biasa-biasa saja doing business not as usual untuk mendapatkan hasil operasi yang istimewa operational excellence melalui implementasi praktek-praktek manajemen terbaik Best Management PracticesBMP. Untuk menghindari hambatan inefisiensi, pengembangan areal ekstensifikasi agroindustri hulu dilakukan melalui anak perusahaan danatau akuisisi. Kemudian, menyiapkan dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas manajemen anak-anak perusahaan menuju perusahaan berdaya saing tinggi dalam pengembangan agroindustri hulu. Tak hanya itu, pada pengembangan Struktur Portofolio Usaha meliputi, struktur usaha business structure PTPN IV akan dikembangkan menjadi multi usaha yang terintegrasi dengan agroindustri kelapa sawit, teh, dan karet. Struktur usaha baru tersebut akan dikelompokkan kedalam usaha agroindustri hilir dan produk baru, usaha pendukung agroindustri, dan usaha pendayagunaan aset. Pengembangan struktur usaha baru tersebut akan dilakukan melalui anak-anak perusahaan atau penyertaan. Demi terwujudnya semua program PTPN IV, di tahun 2014 ini, PTPN IV telah menetapkan tema kerja “Tahun Tata Kelola Terbaik, Unggul dalam Produktivitas dan Biaya”. Tema kerja merupakan sumber nilai bagi jajaran dalam rangka mewujudkan sasaran korporasi. “Pemilihan tema kerja ini berangkat dari sintesis perjalanan kinerja korporasi dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan, perkembangan domestik dan dinamika ekonomi global. 33 BAB III ANALISIS SWOT SEBAGAI DASAR PENENTUAN STRATEGI BERSAING PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

A. Pengertian SWOT