Prakarya dan Kewirausahaan 153
B. Bahan Nabati dan Hewani
Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok bahan nabati dan hewani. Bahan
nabati adalah bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut dan seralia seperti
padi, jagung dan kacang-kacangan. Bahan hewani dihasilkan oleh hewan, seperti daging, ikan, susu dan telur.
P engolahan
Contoh Lembar Kerja : Tugas 1. Pengamatan Kerusakan Pangan tanpa Pengawetan
Nama Siswa :
Bahan Pangan : Roti Tawar
Waktu Pengamatan : 12-19 Juli 2014
No. Tanggal
Contoh ke- roti tawar
Catatan Pengamatan Pada suhu kamar
Pada lemari pendingin suhu 2
- 8
C
1. 12 Juli 2014
1 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 2
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
3 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 4
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
5 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 6
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
2. 13 Juli 2014
1 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
2 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
3 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
4 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
5 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
6 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
3. ......
...... ......
......
Kelas X SMAMASMKMAK Semester 1
154
1. Bahan Nabati
Bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Indonesia merupakan negara tropis yang dianugerahi bermacam-
macam jenis bahan nabati, baik itu buah-buahan maupun sayuran. Beberapa contoh bahan pangan nabati pada Gambar 4.1.
Buah-buahan dan sayuran sangat penting sebagai sumber serat, air, vitamin dan mineral. Sayuran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan
bagian dari tanaman dan berdasarkan iklim tempat tumbuh. Berdasar bagian dari tanaman misalnya akar, umbi, batang, daun, buah, bunga, biji dan
sebagainya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran untuk dikonsumsi. Pengelom- pokan berdasarkan iklim, yaitu sayuran yang tumbuh di daerah iklim panas
atau tropis, contohnya: daun dan bunga pepaya, petai, jengkol, cabai, terong, kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, kunyit, jahe, daun singkong.
Sayuran yang tumbuh di daerah iklim sedang dan sub-tropis contohnya: wortel, kol, brokoli, kentang, seledri, jamur, dan selada. Seperti halnya sayuran,
buah-buahan juga dapat digolongkan dalam dua golongan berdasarkan iklim, yaitu buah-buahan iklim panas atau tropis dan buah-buahan iklim sedang atau
sub-tropis. Buah-buahan yang tumbuh di daerah tropis contohnya nanas, pisang, pepaya, alpukat, mangga, rambutan, duren dan sebagainya. Buah-
buahan yang tumbuh di daerah iklim sedang dan sub-tropis contohnya: anggur, apel, jeruk, berbagai jenis berry, dan sebagainya. Buah dan sayuran
mengandung beberapa jenis senyawa fenolik yang akan menghasilkan reaksi pencokelatan yang dikatalis oleh enzim.
P engolahan
Sumber: http:www.necturajuice.comwp-contentuploads201305siber-protein-nabati.jpg http:infonutrisidankesehatan.blogspot.com201309serat-larut-dan-serat-tak-larut-dalam.html
Gambar 4.1 Bahan pangan nabati
Prakarya dan Kewirausahaan 155
2. Bahan Hewani
Bahan pangan hewani, yaitu bahan pangan yang berasal dari hewan. Beberapa jenis bahan pangan yang masuk dalam kategori hewani, diantaranya adalah
daging, ikan, telur, dan lainnya, seperti pada Gambar 4.2.
a. Daging Beberapa jenis hewan yang dikenal sebagai penghasil daging konsumsi
meliputi: sapi, kerbau, kambing, domba, babi, kelinci, rusa, ayam, kalkun, bebek, dan beberapa jenis unggas lainnya. Daging secara umum sangat baik
sebagai sumber protein asam amino esensial, lemak, mineral dan vitamin. Namun, kandungan gizi masing-masing berbeda yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti bagian daging paha, dada dll., umur daging dari hewan pada saat disembelih, lingkungan tempat hewan diternak, rekayasa,
spesies, pakan, dan tingkat stres hewan tersebut.
Faktor utama kerusakkan pada daging disebabkan oleh mikroorganisme. Daging segar yang rusak akan mengeluarkan bau busuk, terjadi perubahan
warna dan berlendir. Faktor tersebut didukung oleh sanitasi lokasi penyem- belihan, kondisi penyimpanan dan distribusi. Lokasi penyembelihan harus
selalu terjaga kebersihannya untuk mengurangi kontaminasi mikroba. Darah dari rangkaian proses penyembelihan harus semaksimal mungkin
dikeluarkan dari daging karena darah dapat memicu timbulnya kontaminasi mikroba.
Sifat fisiologis daging pasca-penyembelihan terjadi dalam tiga tahapan proses, yaitu proses awal dikenal dengan istilah pre rigor, kemudian diikuti
rigor mortis, kemudian diakhiri dengan post rigor atau pasca rigor. Setelah disembelih, proses awal yang terjadi pada daging adalah pre rigor, yaitu
P engolahan
Sumber: http:www.necturajuice.comwp-contentuploads201305siber-protein-nabati.jpg
Gambar 4.2
Bahan pangan hewani
Kelas X SMAMASMKMAK Semester 1
156
metabolisme yang terjadi tidak lagi sabagai metabolisme aerobik tetapi menjadi metabolisme anaerobik karena tidak ada sirkulasi darah ke jaringan
otot. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya asam laktat yang semakin lama semakin menumpuk sehingga pada tahap ini tekstur daging lentur dan
lunak. Daging pre rigor memiliki kapasitas menahan air yang tinggi dan memiliki sifat mengemulsi lemak lebih baik, yang membuatnya lebih cocok
untuk produk daging olahan seperti sosis.
Tahap selanjutnya yang dikenal sebagai tahap rigor mortis. Pada tahap ini, terjadi perubahan tekstur pada daging. Jaringan otot menjadi keras dan
kaku. Kondisi daging pada fase ini perlu diketahui kaitannya dengan proses pengolahan karena daging pada fase ini jika diolah akan menghasilkan
daging olahan yang keras dan alot, baik digunakan untuk produk dendeng. Kekerasan daging selama rigor mortis disebabkan terjadinya perubahan
struktur serat-serat protein. Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi.
Melunaknya kembali tekstur daging menandakan dimulainya fase post rigor atau pascarigor. Melunaknya kembali tekstur daging disebabkan terjadinya
penurunan pH.
b. Ikan
Ikan dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidup atau habitatnya yaitu: Ikan laut, Ikan darat dan Ikan migrasi. Contoh ikan laut adalah ikan hiu,
sarden, tuna dan kod. Ikan darat contohnya adalah ikan gurame, mujair, mas, lele, dan nila. Ikan migrasi adalah golongan ikan yang hidup di laut, tetapi
bertelur di sungai-sungai, contoh ikan salmon dan salem.
Beberapa jenis ikan mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein dan lemak esensial, vitamin, karbohidrat dan mineral. Ikan yang secara alami
mengandung komponen gizi tinggi sangat disukai oleh mikroba pembusuk sehingga ikan sangat mudah mengalami kerusakan perisable bila disimpan
pada suhu kamar.
Kerusakan pada ikan setelah ikan mati disebabkan adanya aktivitas enzim, kimiawi, dan mikrobiologis. Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan
merombak tubuh ikan dan mengakibatkan perubahan rasa, bau, warna dan tekstur. Aktivitas kimiawi adalah terjadinya oksidasi lemak daging ikan oleh
oksigen dan menimbulkan bau tengik.
Kerusakan ikan juga dapat terjadi secara fisik, misalkan oleh alat tangkap sewaktu ikan ditangkap atau selama distribusi dan penyimpanan karena
penanganan yang kurang baik sehingga menyebabkan luka-luka pada ikan dan memudahkan bakteri untuk masuk kedalam jaringan dan berkembang
P engolahan