9
BAB III STRATEGIS PEMBANGUNAN
A. Visi
Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang taat hukum, bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
B. Misi
1. Meningkatkan pengawasan funsional oleh Aparatur Pengawasan Fungsional
2. Menunjang pengawasan legislatifDPRD 3. Menunjang terwujudnya pengawasan masyarakat
C. Tujuan
1. Terciptanya pengawasan yang komprehensif di lingkungan perangkat daerah.
2. Meningkatkan peran DPRD di bidang pengawasan. 3. Menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang semakin
transparan dan partisipatif.
D. Sasaran
1. Menurunnya jumlah temuan dan kasus-kasus penyimpangan 2. Meningkatnya disiplin dan etos kerja aparatur
10 3. Berkurangnya penyimpangan yang melibatkan aparat eksekutif
4. Menurunnya jumlah kasus-kasus yang melibatkan baik eksekutif, legislatif maupun masyarakat sendiri.
E. Strategi
Untuk pencapaian visi dan misi Inspektorat Daerah, maka dirumuskan strategi yang meliputi:
1. Penerapan metode pemeriksaan operasional dan komprehensif 2. Membina kerjasama dengan DPRD
3. Membuka diri terhadap hak-hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif.
F. Analisa SWOT
a. Strenght Kekuatan a.1. Inspektorat Daerah mempunyai kekuatan personil sebanyak
52 Orang terdiri dari 34 laki-laki dan 18 perempuan. a.2. Dari 52 orang personil, dapat diklasifikasikan pendidikannya
sebagai berikut: o
Pasca Sarjana S2 = 2 orang o
Sarjana S1 = 33 orang o
Sarjana Muda DIII = 3 orang o
SLTA = 13 orang o
SLTP = 1 orang
11 a.3. Jabatan struktural sebanyak 21 formasi, seluruhnya terisi
sesuai dengan persyaratan jabatan yang bersangkutan. a.4. Pejabat struktural sebanyak 21 orang mempunyai latar
belakang pendidikan sebagai berikut: o
Pasca Sarjana S2 = 2 orang o
Sarjana S1 = 15 orang o
Sarjana Muda DIII = 1 orang o
SLTA = 3 orang a.5. Personil Inspektorat Daerah diantara telah mengikuti
Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor JFA sebanyak 22 orang.
a.6. Personil yang ditugaskan dalam operasional pemeriksaan diantaranya ada yang berasal dari mantan bendaharawan
pengeluaran, bendaharawan penerima dan pimpinan kegiatan pada tempat tugas yang bersangkutan sebelum dimutasikan
ke Inspektorat Daerah. a.7. Beberapa orang tenaga pemeriksa memiliki kemampuan,
kehandalan dan
pengalaman yang
memadai dalam
menjalankan tugas serta mampu menyusun laporan hasil pemeriksaan dengan baik.
12 b. Weakness Kelemahan
b.1. Mutasi pegawai mengakibatkan pergantian personil pada Inspektorat Daerah dengan yang baru, sehingga dalam tugas
operasional pemeriksaan memerlukan penyesuaian kembali. b.2. Penempatan Calon Pegawai Negeri Sipil pada Inspektorat
Daerah membawa pengaruh kurang gesit dalam penugasan personil yang bersangkutan.
b.3. Keterbatasan anggaran pengiriman peserta diklat pada Inspektorat
Daerah membawa pengaruh
tersendatnya Inspektorat Daerah dalam mengutus personil pada setiap
kesempatan diklat. b.4. Kendaraan operasional lapangan masih kurang memadai,
khususnya mobil mini bus yang sudah berusia tua kurang layak digunakan sebagai kendaraan handalan di lapangan
karena boros dan mengalami kerusakan di lapangan. b.5. Pengalokasian belanja pemeriksaan masih belum sebanding
dengan jumlah obyek pemeriksaan. b.6. Personil yang belum mendapatkan peluang sebagai pejabat
struktural belum diangkat dalam Jabatan Fungsional, padahal potensi personil yang bersangkutan cukup handal dalam
penugasan pemeriksaan.
13 b.7. Masih ada sebagian sumber daya manusia yang sulit
berkembang, disebabkan faktor minat dan atensi yang relatif kurang.
c. Opportunity Peluang c.1. Agenda Bupati dan Wakil Bupati Pesisir Selatan periode 2010-
2015 yang menekankan: Agenda penegakan supremasi hukum dan HAM,
dimaksudkan untuk menjalankan tata pemerintahan yang baik, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN
serta meningkatkan kesadaran hukum aparatur dan masyarakat dalam upaya terciptanya masyarakat yang
berbudaya hukum. Agenda revitalisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin dan kompetensi
aparatur dalam
penyelenggaraan tata
pemerintahan yang amanah, transparan dan akuntabel serta terciptanya fungsi kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintahan yang bersih, efektif, efesien, transparan dan prosfesional dalam pelayanan publik.
c.2. Keluarnya produk-produk hukum dan tuntutan yang kuat dari seluruh komponen bangsa yang bertujuan menciptakan
14 kepemerintahan yang bersih dan baik clean and good
governance serta bebas dari praktek KKN. c.3. Adanya tuntutan yang semakin tinggi dari masyarakat
terhadap pemerintah agar semakin membuka diri transparan terhadap hak-hak masyarakat dalam memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif serta diwujudkannya pemerintahan yang partisipatif.
c.4. Dorongan dan motivasi dari pimpinan daerah untuk meningkatkan pengawasan.
c.5. Peranan DPRD yang semakin intensif di bidang pengawasan, mengharuskan
aparatur Inspektorat
Daerah agar
meningkatkan pengawasan fungsional. d. Threat Tantangan
d.1. Masih tingginya angka temuan pemeriksaan setiap tahunnya, baik penyimpangan keuangan maupun pelaksanaan kinerja di
beberapa unit organisasi perangkat daerah. d.2. Masih rendahnya kesadaran dan kurangnya tanggungjawab
sebagian pejabat daerah dalam pengembalian dana dan penyelesaian administrasi setiap temuan pemeriksaan yang
mengakibatkan rendahnya tindak lanjut hasil pemeriksaan. d.3. Sikap mental beberapa oknum aparatur yang belum sejalan
dengan otonomi daerah yang masih menggunakan pola lama
15 paradigma lama dalam pencairan dana dan pembelanjaan
dana-dana daerah, sehingga banyak ditemukan “mark up”,
pengeluaran fiktif, pemborosan dana dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya.
d.4. Pengetahuan dan wawasan yang belum memadai dalam mengelola fisik dan keuangan oleh para pimpinan Satuan
Kerja Perangkat Daerah SKPD, Kuasa Pengguna Anggaran KPA, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK dan
Bendaharawan Pengeluaran,
sehingga masih
banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan dalam
pelaksanaan tugasnya.
d.5. Pelaksanaan pengawasan tidak saja dilakukan oleh lembaga pengawasan
resmi pemerintah,
tetapi menyangkut
kepedulian semua pihak seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, pers dan masyarakat
secara individu. Oleh sebab itu, akuntabilitas Inspektorat Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan
harus berkualitas agar menjadi informasi yang handal bagi Bupati dalam mengambil kebijakan.
16
G. Agenda Pembangunan