d. Des‐ 2016 Pemberian Keterangan Ahli

107 LAPORAN TAHUNAN 2016

2. Pemberian Keterangan Ahli

Dalam melaksanakan tugas mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, maka PPATK melalui salah satu fungsi unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan advokasi, yaitu melaksanakan pemberian keterangan ahli di bidang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pemberian keterangan ahli dari PPATK diharapkan dapat membantu aparat penegak hukum dalam melakukan analisis hukum dan pembuktian pada saat menangani perkara tindak pidana pencucian uang. Adapun rincian pemenuhan pemberian keterangan ahli baik di tingkat penyidikan, penuntutan, dan sidang pengadilan adalah sebagai berikut: TABEL 33. Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi Pemohon Januari 2008 s.d. Desember 2016 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 136 Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah BADAN RESERSE DAN KRIMINAL BARESKRIM 14 11 19 15 19 19 15 98 112 KEPOLISIAN DAERAH POLDA RESOR POLRES 19 35 21 30 86 71 122 365 384 KEJAKSAAN AGUNG RI 26 24 37 45 49 33 41 229 255 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI KPK 1 4 1 1 7 7 BADAN NARKOTIKA NASIONAL BNN 8 21 16 10 7 34 96 96 KOMISI INFORMASI PUSAT KIP 1 1 1 PENGADILAN MILITER 1 1 1 DITJEN PAJAK 2 1 3 3 Jumlah 59 80 99 110 165 133 213 800 859 Jumlah Tahun 2008

s.d. Des‐ 2016

Instansi Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 Sejak Januari 2011 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 sd Oktober 2010 108 LAPORAN TAHUNAN 2016 RISET

A. Riset Risiko Organisasi Kemasyarakatan Ormas

Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme Periode Data Riset 2013 s.d 2015 Dalam perkembangannya tindak pidana pendanaan terorisme merupakan tindakan yang mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa kasus terorisme yang terjadi di pelosok tanah air tercatat tidak lagi menggunakan teknik pendanaan melalui cara-cara yang terlihat secara jelas seperti penggunaan kekerasanpaksaan namun saat ini lebih menggunakan pendekatan yang lembut seperti ajakan guna menanamkan paham radikal. Organisasi Kemasyarakat Ormas yang merupakan elemen penting sebagai wadah masyarakat dalam menjalankan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, dalam rangka berpartisipasi dalam pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional ternyata telah menjadi kendaraan bagi sekolompok orang untuk memberikan bantuan pendanaan kepada teroris atau kelompok teroris yang secara jelas mendeklarasikan keinginannya untuk mendirikan negara yang tidak berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang seringnya diwujudkan melalui tindakan kekerasanteror. Dengan melihat kondisi dan situasi banyaknya jumlah Ormas yang ada di Indonesia, lemahnya kendali, lemahnya perangkat aturan dan sanksi serta lemahnya pengawasan aktivitas Ormas, menyebabkan Ormas menjadi sasaran utama kelompok teroris untuk menjadikannya sebagai sarana dalam melakukan pendanaan tidak hanya berupa penyediaan uang, personil namun juga dalam menyebarkan ideologi kelompok tersebut. Meskipun secara tidak langsung keterkaitan Ormas dengan tindakan terorisme masih sulit dibuktikan namun pada kenyataannya Ormas yang terkait dengan kelompok teroris tertentu secara nyata menyalurkan bantuan dalam bentuk santunan kepada anak dan janda teroris serta memberikan fasilitas lainnya kepada keluarga teroris. Tanpa adanya aturan yang jelas, serta tindakan yang nyata dalam bentuk sanksi yang tegas, maka terhadap Ormas yang memberikan fasilitas, bantuan secara tidak langsung kepada kelompok teroris akan tetap hidup dan sulit untuk dijerat secara hukum sehingga akan memunculkan ancaman-ancaman teroris lainnya dimasa yang akan datang karena para teroris dan kelompok teroris akan terus hidup karena mendapat sumber pendanaan. Untuk mendapatkan simpati masyarakat beberapa Ormas terorisme mengelabui masyakarat dengan bidang kegiatan Ormas yang terlihat baik seperti dibidang keagamaan, sosialkemanusiaan dan pendidikan dengan harapan melalui kegiatan tersebut masyarakat akan tergerak hatinya untuk menyalurkan pendanaan dalam bentuk sumbangan, sedekah, infak dan hibah kepada Ormas tersebut. Selain itu beberapa Ormas yang tidak bertujuan untuk melakukan pendanaan terorisme juga dapat disalahgunakan sebagian dananya 07