3.3.4 Adsorpsi Ion Hg
2+
Menggunakan Serbuk Cangkang Telur Charlena dkk. 2012
3.3.4.1 Penentuan pH Optimum
Dimasukkan kedalam botol plastik
Diatur pada pH 4 dengan penambahan HNO
3
0,2 M Ditambahkan 0,50 g serbuk
cangkang telur Dikocok menggunakan shaker
selama 120 menit. Didiamkan selama 24 jam
pada suhu ruang Disentrifugasi emulsi yang
terbentuk pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit
Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42
Dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Ditambahkan aquadest hingga garis tanda sambil diatur pada
pH ≤ 2 dan dihomogenkan.
Diukur intensitas cahayanya menggunakan ICP-OES pada λ
spesifik
253,652 nm
Catatan : Perlakuan yang sama dilakukan dengan variasi pH 5; 6; 7; 8; dan 9
dengan penambahan NaOH 0,2 M. 100 mL Larutan Standar Hg
2+
5 mgL
Hasil Supernatan
Presipitan
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.2 Penentuan Waktu Pengadukan Optimum
Dimasukkan kedalam botol plastik
Diatur pada pH 8 dengan penambahan NaOH 0,2 M
Ditambahkan 0,50 g serbuk cangkang telur
Dikocok menggunakan shaker selama 30 menit.
Didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang
Disentrifugasi emulsi yang terbentuk pada kecepatan
5000 rpm selama 20 menit
Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42
Dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Ditambahkan aquadest hingga garis tanda sambil diatur pada
pH ≤ 2 dan dihomogenkan.
Diukur intensitas cahayanya menggunakan ICP-OES pada λ
spesifik
253,652 nm
Catatan : Perlakuan yang sama dilakukan dengan variasi waktu pengadukan
60, 90, 120, 150, dan 180 menit. 100 mL Larutan Standar Hg
2+
5 mgL
Hasil Supernatan
Presipitan
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.3 Penentuan Berat Optimum Adsorben
Dimasukkan kedalam botol plastik
Diatur pada pH 8 dengan penambahan NaOH 0,2 M
Ditambahkan 0,25 g serbuk cangkang telur
Dikocok menggunakan shaker selama 120 menit.
Didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang
Disentrifugasi emulsi yang terbentuk pada kecepatan
5000 rpm selama 20 menit
Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42
Dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Ditambahkan aquadest hingga garis tanda sambil diatur pada
pH ≤ 2 dan dihomogenkan.
Diukur intensitas cahayanya menggunakan ICP-OES pada λ
spesifik
253,652 nm
Catatan : Perlakuan yang sama dilakukan dengan variasi berat serbuk
cangkang telur 0,50; 0,75; 1,00; dan 1,25 gram. 100 mL Larutan Standar Hg
2+
5 mgL
Hasil Supernatan
Presipitan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Kadar Kalsium Karbonat dalam Serbuk Cangkang Telur
Penentuan kadar kalsium karbonat dalam serbuk cangkang telur sebelum dan setelah pemanasan dilakukan dengan metode titrasi asam-basa, dimana titrasi
dilakukan sebanyak 3 kali agar hasil pengukuran yang diperoleh lebih tepat dan teliti. Data kadar kalsium karbonat dalam serbuk cangkang telur sebelum dan
setelah pemanasan dapat dilihat pada tabel 4.1, dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan : V = Volume
N = Konsentrasi BE = Berat Ekivalen
Tabel 4.1 Data Kadar Kalsium Karbonat dalam Serbuk Cangkang Telur Sebelum dan Setelah Pemanasan dengan Metode Titrasi Asam-Basa.
No Sampel
Volume NaOH 0,1 M mL CaCO
3
1 Serbuk Cangkang Telur
13,50 91,321
13,60 91,082
13,45 91,457
rata-rata 13,52
91,29 2
Serbuk Cangkang Telur Setelah Pemanasan
11,70 95,836
11,70 95,836
11,75 95,711
rata-rata 11,72
95,79
Universitas Sumatera Utara