Anatomi Hati Anatomi dan fungsi Hati

Hepar secara anatomis dibagi menjadi pars hepatic dexter dan sinister oleh bidang yang melalui batas perlekatan ligamentum falciforme pada facies diaphragmatica dan oleh fisurra atau fossa sagitalis sinistra pada facies visceralis. Lobus hepatic dexter terbagi menjadi lobus quadratus yang terletak antara vena cava inferior dan ligamentum venosum. Bagian kanan dan kiri hepar dipisahkan oleh bidang anteroposterior yang melalui fossa sagitalis dextra di sebelah kanan bidang tengah ligamnetum falciforme. Dengan demikian lobus quadratus dan separuh lobus caudatus akan termasuk pars hepatic sinistra yang di lurus oleh pembuluh darah dan saluran empedu sebelah kiri Wibo wo, 2009. Hati di suplai oleh dua pembuluh darah yaitu : a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air dan mineral. b. Arteri hepatica cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hepatosit menyerap nutrien, oksigen dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam hepatosit zat racun akan di netralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peradaran darah tubuh Wibowo, 2009.

2.2.2. Fungsi Hati

a. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk. b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral Cu, Fe serta vitamin yang larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, glik ogen dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh contohnya : pestisida DDT. c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. d. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit ya ng sudah tua atau rusak. e. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak . Hepar mensekresi kurang lebih satu liter cairan empedu ke dalam saluran empedu yang terdiri dari pigmen empedu dan asam empedu. yang termasuk pigmen emepedu adalah bilirubin dan biliverdin yang memberi warna tertentu pada feses. Asam empedu yang di bentuk dari kolesterol membantu pencernaan lemak Wibowo, 2009. Sel hati biasanya membelah diri untuk mengganti sel yang terluka atau mati karena usia. Semua proses ini berlangsung secara ketat dan rapi di atur oleh gen yang ada dalam tiap sel. Sel kanker di mulai dari sebuah sel yang menyimpang dari pola tersebut di atas. Sel tidak lagi membelah diri secara teraturrapi, tetapi tumbuh tidak teratur atau tumbuh liar yaitu tumbuh tidak normal abnormal. Sel abnormal ini kemudian membuat jutaan penggandaanmenggandakan dirinya sendiri atau “cloning”. Sel-sel ini tidak menjalankan fungsinya secara normal sehingga mengakibatkan fungsi liver menjadi tidak normal karena sel -sel ini hanya bergerak untuk memperbanyak diri yang akhirnya membentuk gumpalan. Gumpalan itu bisa jadi tumor jinak yang hanya tumbuh secara lokal dan tidak menyebar Misnadiarly, 2007.

2.3. Epidemiologi dan Karakter Kl inis

Terdapat perbedaan mencolok dalam frekuensi HCC di berbagai negara di dunia, yang erat kaitannya dengan prevalensi infeksi HBV. Angka insidensi tahunan di Amerika Utara dan Selatan, Eropa utara dan tengah, dan Australia adalah 3 -7 kasus per 100.000 populasi, sedangkan yang insidensinya pertengahan hingga 20 kasus per 100.000 adalah Negara di sekitar Mediterranea Hussodo, 2009 .