kelompok pasien penyakit hati akibat transfusi darah dengan anti HCV positif, interval saat transfusi hingga terjadinya HCC dapat mencapai 29 tahun.
Hepatokarsinogenesis akibat infeksi HCV diduga melalui aktivitas nekroinflamasi kronik dan sirosis hati Hussodo, 2009 .
2.4.3. Sirosis Hati
Lebih dari 80 penderita karsinoma hepatoselular menderita sirosis hati. Peningkatan pergantian sel pada nodul regeneratif sirosis di hubungkan dengan
kelainan sitologi yang dinilai sebagai perubahan displasia praganas. Semua tipe sirosis dapat menimbulkan komplikasi karsinoma, tetapi hubungan ini paling besar
pada hemokromatosis, sirosis terinduksi virus dan sirosis alkoholik Hussodo, 2009 .
2.4.4. Aflaktosin
Aflaktosin B1 AFB1 merupakan mitoksin yang di produksi oleh jamur Aspergillus. Dari percobaan binatang diketahui bahwa AFB1 bersifat karsinogen.
Metabolit AFB1 yaitu AFB 1 -2-3-epoksid merupakan karsinogen utama dari kelompok aflatoksin yang m ampu membentuk ikatan dengan DNA maupun RNA
Hussodo, 2009 .
2.4.5. Alkohol
Meskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat alkohol 50-70ghari dan berlangsung lama berisiko untuk menderita HCC melalui
sirosis hati alkoholik. Hanya sedikit bukti adanya efek karsinogenik langsung dari alkohol. Alkoholisme juga meningkatkan risiko terjadinya sirosis hati dan HCC pada
pengidap infeksi HBV atau HCV Hussodo, 2009 .
2.5. Patogenesis
Telah dipastikan terdapat tiga keterkaitan etiologik yang utama : infeksi oleh HBV, Penyakit hati kronis khususnya yang berkaitan dengan HCV dan alkohol dan
kasus khusus hepatokarsinogen dalam makanan terutama aflatoksin -
Banyak faktor, termasuk usia, jenis kelamin, bahan kimia, virus, hormon, alkohol, dan gizi, berinteraksi dalam pembentukan HCC.
Sebagai contoh, penyakit yang paling besar kemungkinannya
menimbulkan HCC pada kenyataannya adalah tirosinemia herediter yang sangat jarang, hampir 40 pasien akan terjangkit tumor ini walaupun
sudah dilakukan kontrol diet Kumar, 2007. -
Patogenesis pasti HCC mungkin berbeda antara populasi prevalen -HBV insidensi tinggi versus populasi dengan insidensi rendah Negara Barat,
sedang pada penyakit hati kronis lainnya, seperti alkoholism, HCV, dan hemokromatosis herediter lebih sering terjadi.
- Sirosis yang terjadi tampaknya merupakan kontirubutor penting, tetapi
tidak mutlak untuk muncul HCC Kumar, 2007. Banyak bukti epidemiologis yang mengaitkan infeksi HBV kronis dengan
kanker hati, dan terdapat bukti kuat yang mengisyaratkan peran infeksi HCV. Penelitian molekular terhadap karsinogenesis HBV memperlihatkan bahwa genom
HBV tidak mengandung sekuensi onkogenik. Selain itu, tidak terdapat tempat selektif untuk integrasi DNA virus ke genom pejamu, sehingga tidak terjadi mutasi atau
pengaktivan proto-onkogen tertentu. Faktor berikut diperkirakan berperan : -
Siklus kematian dan regenerasi sel yang berulang, seperti terjadi pada hepatitis kronis apapun sebabnya, penting dalam patogenesis kanker hati
- Akumulasi mutasi selama siklus pembelahan
kontinu sel akhirnya menyebabkan sebagian hepatosit mengalam i transformasi. Instabilitas
genom lebih besar kemungkinannya terjadi jika terdapat DNA HBV yang terintegrasi dan hal ini menimbulkan penyimpangan kromosom sep erti
delesi, translokasi dan duplikasi