3
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana metode pencampuran lateks pekat dengan bahan kimia dan montmorillonit sebagai pengisi.
2. Karakterisasi untuk mengetahui perbedaan sarung tangan lateks dengan penambahan montmorillonit dan sarung tangan lateks tanpa penambahan
montmorillonit.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sifat-sifat fisis dan kimia karet alam dan montmorillonit. 2. Membuat sarung tangan lateks dengan penambahan montmorillonit.
3. Mengetahui susunan komposisi yang paling optimal untuk mendapatkan kekuatan karet vulkanisat.
4. Menguji kuat tarik dan uji FT-IR dari sarung tangan lateks.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk membantu pelaku industri melalui informasi teknologi tepat guna pengolahan lateks pekat dengan penambahan montmorillonit menjadi
produk sarung tangan lateks dengan sifat mekanik yang kuat dan tidak mahal.
2. Memberi nilai tambah pada montmorillonit sebagai sumber daya alam mineral yang melimpah di Indonesia.
3. Menambah pengetahuan yang baru sekaligus motivasi bagi pembaca terutama mahasiswa untuk melakukan penelitian-penelitian tentang karet
alam.
1.5 Batasan Masalah
1. Bahan dasar yang digunakan adalah lateks pekat 60 produksi PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Kisaran Barat, Asahan Sumatera Utara.
2. Pada lateks kompon digunakan pengisi berupa accelerator, filler, bahan pemvulkanisasi dan antioksidan.
Universitas Sumatera Utara
4
3. Pengujian yang dilakukan antara lain; uji kuat tarik dan uji FT-IR.
4. Pencampuran lateks pekat 60, montmorillonit dan bahan kimia
menggunakan two roll mill yang dilengkapi dengan stirer dan kontrol
suhu.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lateks
Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan
integument biji karet. Lateks diperoleh dari tanaman Hevea brasiliensis, diolah dan diperdagangkan sebagai bahan industri dalam bentuk karet sheet,
crepe, lateks pekat dan karet remah Crumb rubber.
Gambar 2.1 lateks kebun
Lateks merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersupensi di dalam suatu media yang banyak menganding
bermacam-macam zat. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna, melainkan terpencar secara atau merata di dalam air. Partikel-
partikel koloidal ini sedemikian kecil dan halusnya sehingga dapat menembus saringan. Susunan bahan lateks dapat dibagi menjadi dua komponen.
Komponen yang pertama adalah bagian yang mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata, biasa disebut
serum. Bahan-bahan bukan karet yang larut dalam air, seperti protein, garam- garam mineral, enzim dan lainnya termasuk ke dalam serum. Komponen
kedua adalah butir-butir karet yang dikelilingi lapisan tipis protein.
Universitas Sumatera Utara
6
Gambar 2.2 Struktur molekul karet alam
Lateks yang dikeluarkan oleh pohon karet, warnanya putih susu sampai kuning. Lateks mengandung 25-40 bahan karet mentah crude rubber dan
60-77 serum air dan zat yang larut. Karet mentah mengandung 90-95 karet murni, 2-3 protein, 1-2 asam lemak, 0,2 gula, 0,5 garam dari
Na, K, Mg, P, Ca, Cu, Mn, dan Fe. Karet alam adalah hidrokarbon yang merupakan mikromolekul poliisoprene C
5
H
8 n
dengan rumus kimia 1,4-cis- poliisoprene. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam
serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai lonjong Triwijoso, 1995.
Lateks pekat adalah lateks dari karet alam yang sekurang-kurangnya mengandung 60 kadar karet kering. Penggolongan lateks pekat didasarkan
dengan cara pemekatan dan jenis pengawetannya. Untuk membuat barang jadi lateks, maka terlebih dahulu lateks harus dipekatkan. Pemekatan lateks
bertujuan untuk: • Memperoleh kadar karet kering sebanyak 60
• Mengurangi biaya produksi • Mengetahui jumlah air yang ditambahkan pada pengenceran lateks sampai
kadar yang dikehendaki Beberapa cara pemekatan lateks yang sering dijumpai dalam perdagangan
salah satunya dengan yaitu cara pemusingan centrifuging. Proses pemusingan centrifuging adalah proses pemekatan lateks dengan
menggunakan centrifuge atau sejenisnya, lateks diberi amoniak dan dicentrifuge dengan kecepatan ±6000-7000rpm Fachry dkk, 2012.
Universitas Sumatera Utara
7
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sarung tangan. Pada suhu
kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang
lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan
yang sangat tinggi. Namun begitu diperlukan pemahaman tentang teknologi karet. Teknologi karet meliputi perancangan formula resep karet, mastikasi
dan penggilingan, pengujian karakterik vulkanisasi, dan pengujian sifat fisik dan sifat kimia vulkanisat karet.
Salah satu dari bagian teknologi karet yang cukup penting adalah mastikasi. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam
sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan
keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakainnya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanis Hasan,
2013.
2.2 Sarung Tangan Lateks