14
2.6 Pengujian Sarung Tangan Lateks
2.6.1 Pengujian Kuat Tarik Tensile Strength Uji tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan
mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dengan melakukan uji tarik kita mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan
dan mengetahui sejauh mana material bertambah panjang. Bila kita terus menarik suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang
lengkap berupa kurva. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang.
Gambar 2.7 Gaya Tarik terhadap Pertambahan Panjang
Hal yang menjadi perhatian dalam gambar tersebut adalah kemampuan maksimum bahan dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut
Ultimate Tensile Strength disingkat dengan UTS. Untuk semua bahan, pada tahap sangat awal uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan
berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs
beban mengikuti aturan Hooke, yaitu : rasio tegangan stress dan regangan strain adalah konstan Bentuk sampel uji secara umum digambarkan seperti
gambar 2.8 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 2.8 Spesimen Uji Tarik ASTM D 638-II
Pengujian dilakukan sampai sampel uji patah, maka pada saat yang sama diamati pertambahan panjang yang dialami sampel uji. Kekuatan tarik atau
tekan diukur dari besarnya beban maksimum F
maks
yang digunakan untuk memutuskanmematahkan spesimen bahan dengan luas awal A
. Umumnya kekuatan tarik polimer lebih rendah dari baja 70 kg.fmm
2
. Hasil pengujian adalah grafik beban versus perpanjangan elongasi.
Enginering Stess � :
σ =
�
����
�
�
………............................……………1 Fmaks =Beban yang diberikan arah tegak lurus terhadap penampang
spesimen N A
o
=Luas penampang awal spesimen sebelum diberikan pembebanan m
2
σ =Enginering Stress Nm
-2
Enginering Strain ε: ε =
�
1
− �
�
�
=
∆� �
�
…….....................………………. 2 ε = Enginering Strain
l
o
= Panjang mula-mula spesimen sebelum pembebanan Δl = Pertambahan panjang
Hubungan antara stress dan strain dirumuskan: E =
� �
……..........…………........…..….……. 3 E = Modulus Elastisitas atau Modulus Young Nm-2
σ = Enginering Stress Nm-2
Universitas Sumatera Utara
16
ε = Enginering Strain Dari gambar kurva hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan panjang
kita dapat membuat hubungan antara tegangan dan regangan stress vs strain. Selanjutnya kita dapat gambarkan kurva standar hasil eksperimen uji
tarik.
Deformasi Plastis
Gambar 2.9 Kurva Tegangan dan Regangan Hasil Uji Tarik
Daerah Linear elastic limit
Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula tepatnya
hampir kembali ke kondisi semula yaitu regangan “nol” pada titik O. Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak lagi berlaku
dan terdapat perubahan permanen dari bahan tersebut. Terdapat konvensi batas regangan permamen permanent strain sehingga disebut perubahan
elastis yaitu kurang 0.03, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005 .
Universitas Sumatera Utara
17
Titik Luluh atau batas proporsional
Titik dimana suatu bahan apabila diberi suatu beban memasuki fase peralihan deformasi elastis ke plastis. Yaitu titik sampai di mana penerapan hokum
Hook masih bisa ditolerir. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.
Deformasi plastis plastic deformation
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula, yaitu bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional.
Ultimate Tensile Strength UTS
Merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam uji tarik.
Titik Putus
Merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau patah.
2.7 Spektrofotometer FT-IR