commit to user
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Bisnis Internasional
a. Pengertian Bisnis Internasional Bisnis Internasional merupakan kegiatan perdagangan yang
melibatkan negara lain, berikut definisi beberapa sarjana mengenai bisnis internasional sebagaimana dikutip dalam bukunya Gunawan Wijaya,
antara lain Gunawan Wijaya, Ahmad Yani, 2003:13: 1 Ball, Mc Culloch, Frantz, Geringer, Minor, “Bisnis yang kegiatannya
melampaui batas Negara. Definisi tersebut mencakup
perdagangan internasional. pemanufakturan diluar negeri juga industri
jasa diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan,
periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
2 Charles WH Hill, ”Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan
maupun investasi internasional”. 3 Daniels, Radebaugh Sullivan, “Semua transaksi komersial baik oleh
swasta maupun pemerintah diantara 2 negara atau lebih”. Bisnis internasional secara umum merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas - batas suatu negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional atau transaksi bisnis yang
dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang sering disebut sebagai bisnis internasional International Trade. Dilain pihak transaksi
bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut pemasaran
internasional International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai bisnis internasional, meskipun pada
dasarnya terdapat dua pengertian, sehingga kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi bisnis internasional yaitu:
commit to user
1 Perdagangan Internasional International Trade Perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar
negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Transaksi ekspor dan impor yang terjadi akan
menimbulkan neraca perdagangan antar negara atau Balance of Trade. Suatu egara dapat memiliki surplus neraca perdagangan atau devisit
neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai ekspor
yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Neraca perdagangan yang mengalami
surplus ini mengakibatkan apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara tersebut sering disebut
sebagai neraca pembayaran atau Balance of Payments. Neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa
negara ini mengalami pertambahan devisa negara. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti
nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain tersebut, sehingga negara tersebut akan mengalami devisit
neraca pembayarannya dan akan menghadapi pengurangan devisa negara.
2 Pemasaran International International Marketing Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai bisnis
internasional International Bussines merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan
negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya
untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Persoalan semacam ini memungkinkan pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan
perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
commit to user
impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan
ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional
semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain : a Licencing
b Franchising c Management Contracting
d Marketing in Home Country by Host Country e Joint Venturing
f Multinational Coporation MNC Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan
memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu negara atau Home Country harus membayar sedangkan
pengirim atau Host Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan
internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama, akan tetapi seperti dalam uraian diatas sebenarnya berbeda. Perbedaan
utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pemasaran internasional juga menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta
lebih progresif dari pada perdagangan internasional. b. Dasar Hukum Bisnis Internasional
Menurut Munir Fuady dalam bukunya “ Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktik” dasar hukum transaksi bisnis internasional antara lain
Munir Fuadi, 1996:13: 1 Contract Provosions
Contrak provision merupakan hal-hal yang diatur dalam kontrak tersebut oleh kedua belah pihak. Contract provision ini merupakan
dasar hukum utama bagi suatu kontrak. Segala sesuatu yang diatur
commit to user
dalam dalam contract provision terserah pada para pihak. Hukum hanya memberikan rambu-rambu untuk melindungi berbagai kepentingan lain
yang lebih tinggi, misalnya keadilan, ketertiban umum, kepentingan negara dan sebagainya. Jika provisi suatu kontrak tidak dapat
menampung aspirasi kedua belah pihak, misalnya ada hal dalam pelaksanaan perjanjian yang tidak diatur sama sekali dalam kontrak,
hukum akan menyediakan optional law hukum yang mengatur untuk mengisi kekosongan hukum dalam masyarakat. Dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia, asa free dom of contract ini juga diperlukan. Dalam konteks perdagangan internasional, kedua belah
pihak, yaitu eksportir dan importer diberi kebebasan yang seluas- luasnya untuk menentukan isi kesepakatan dalam kontrak.
2 General Contract Law Tiap-tiap negara memiliki general contract law masing-masing.
Di Indonesia, general contract law ini dapat dilihat dalam ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku Ketiga.
Buku ketiga ini mengatur secara umum dan berlaku bagi seluruh kontrak, seperti jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, dan
sebagainya. 3 Specific Contract Law
Selain Ketentuan-ketentuan umum, Kitab Undang-undang Hukum Perdata juga mengatur tenang ketentuan khusus yang berkenaan
dengan kontrak-kontrak tertentu. Dalam Perjanjian jual beli internasional misalnya, jika yang berlaku adalah hukum Indonesia,
maka berlaku juga ketentuan tentang perjanjian jual beli yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang diatur dalam Pasal
1457 sampai dengan 1540. 4 Kebiasaan Bisnis
Kebiasaan-kebiasaan merupakan salah satu sumber hukum. Demikian pula halnya dengan kebiasaan dalam bisnis trade usage atau
custum merupakan salah satu sumber hukum bisnis dan dapat menjadi
commit to user
pedoman dalam menginteprestasi kontrak bisnis tremasuk kontrak jual beli internasional.
5 Yurisprudensi Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap yurisprudensi dapat menjadi dasar hukum bagi berlakunya kontrak. Yurisprudensi akan terasa maknanya jika ada hal-hal yang
belum diatur dalam undang-undang, atau yang memerlukan penafsiran- penafsiran terhadap suatu undang-undang. Namun demikian, dalam
hukum transaksi perdagangan internasional, peranan yurisprudensi kurang begitu berarti karena biasanya penyelesaian suatu kasus
menggunakan arbitrase. 6 Kaidah Hukum Perdata Internasional
Kaidah hukum perdata internasional banyak digunakan karena pada umumnya dalam setiap transaksi perdagangan internasional
berbagi pihak dari berbagai negara. Berkaitan dengan hal itu, jika terjadi perselesihan mengenai hukum mana yang berlaku bila mana hal
tersebut tidak diatur dalam kontrak, maka digunakan kaidah-kaidah Hukum Perdata Internasional conflict of law ini. Salah satu yang
terkenal adalah teori yang disebut The Most Caracteristic Conection Rule. Menurut teori ini hukum para pihak yang mempunyai presatasi
yang sangat karakteristik. Dalam bidang jual beli internasional, maka ketentuan hukum dari pihak penjual lah yang berlaku karena dianggap
mengandung paling banyak karakteristik yang unik dalam setiap transaksi perdagangan.
7 Internasional Convention International convention adalah kesepakatan-kesepakatan
internasional yang telah, sedang atau akan diratifikasi oleh negara- negara di dunia, agar suatu konvensi dapat mengikat maka negara
kedua belah pihak tersebut harus merupakan peserta dari konvensi internasional tersebut dan telah meratifikasi sehingga telah menjadi
bagian dari hukum nasional masing-masing negara. Ketantuan-
commit to user
ketentuan konvensi internasional ada juga yang mengatur mengenai perjanjian jual beli internasional. Konvensi-konvensi internasional yang
khusus mengatur mengenai jual beli internasional adalah sebagai berikut:
a United Nations Convention on Contract for the International Sale of Goods
Konvesi merupakan hasil karya The United Nations Commission on International Trade Law UNCITRAL dari
perserikatan bangsa-bangsa PBB, yang kemudian diadopsi oleh Konferensi Diplomatik tanggal 11 April 1980. Konvensi ini
mengatur mengenai ketentuan yang seragam tentang jual beli internasional. Sebelum itu, persiapan terhadap uniform law
mengenai jual beli internasional sudah dilakukan sejak tahun 1930 di International Institute Law for the Unification of Private Law
UNIDROIT di Roma. Sistematika konvensi ini adalah sebagai berikut:
1 ruang lingkup aplikasi dan ketentuan umum 2 formasi dari kontrak
3 penjualan barang 4 ketentuan penutup
b Conventionon the Limination Period in the International Sale of Good
Konvesi ini merupakan hasil kerja UNCITRAL yang kemudian diterima oleh General Assemmbly di New York pada
tanggal 14 Juni 1974 dan selanjutnya diamandemir pada tahun 1980. Konvensi ini berisikan keseragaman tentang ketentuan-
ketentuan mengenai kadaluwarsanya suatu gugatan yang berhubungan dengan jual beli. Sistemetikanya adalah sebagai
berikut: 1 ruang lingkup penerapan
2 lamanya dan mulai berlakunya masa kadaluwarsa
commit to user
3 perhentian dan perpanjangan masa kadaluwarsa 4 total waktu untuk suatu kadaluwarsa
5 konsekuensi hukum dari lewatnya masa kadaluwarsa 6 ketentuan lain-lain dan ketentuan penutup
8 Ketentuan-ketentuan Domestik Ketentuan domestik merupakan aturan-aturan yang dikeluarkan
pemerintah setempat seperti aturan yang berkenaan dengan ekspor impor, letter of Credit, Asuransi, Bill of Lading, Bill of Ex change, dan
lain sebagainya.
2. Tinjauan Umum tentang E-commerce