KESIMPULAN DAN SARAN 50 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.P. 2013/2014.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1: Sintaks Problem Based Learning 14 Tabel 3.1: Group pre-test-post-test design 31 Tabel 3.2: Tabel spesifikasi tes hasil belajar pada materi 34 pokok Kinematika Gerak Lurus Tabel 3.3: Kategori ketuntasan penguasaan materi pelajaran 35 Tabel 3.4: Kategori aktivitas 36 Tabel 4.1: Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 41 Tabel 4.2: Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42 Tabel 4.3: Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 43 Tabel 4.4: Perkembangan aktivitas belajar siswa kelas 44 eksperimen pada pertemuan I, II, dan III Tabel 4.5: Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 45 Kelas Kontrol Tabel 4.6: Ringkasan perhitungan uji hipotesis postes siswa 46 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1: Posisi Benda Dalam Sumbu Kordinat 19 Gambar 2.2: Gerak Pada Sumbu Koordinat 20 Gambar 2.3: Perubahan Posisi Bola 3 21 Gambar 2.4: Grafik v-t untuk GLB 23 Gambar 2.5 : Menentukan Jarak dengan Menghitung Luas Dibawah kurva 24 Gambar 2.6: Grafik s-t untuk GLB 25 Gambar 2.7 : Grafik v-t untuk GLBB Dipercepat 26 Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian 33 Gambar 4.1: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksperimen 41 Gambar 4.2: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Kontrol 41 Gambar 4.3: Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 44 Gambar 4.4: Diagram Nilai Postes Kelas Eksperimen 45 Gambar 4.5: Diagram Nilai Postes Kelas Kontrol 46 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Experimen 54 Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa I 64 Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Kontrol 67 Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Experimen 75 Lampiran 5: Lembar Kegiatan Siswa-II 83 Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Kontrol 86 Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Experimen 94 Lampiran 8: Lembar Kegiatan Siswa-III 101 Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Kontrol 104 Lampiran 10: Soal Hasil Belajar 110 Lampiran 11: Tabel Spesifikas Hasil Belajar 112 Lampiran 12: Pedoman Aktivitas Belajar Siswa 118 Lampiran 13: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 120 Lampiran 14: Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa 126 Lampiran 15: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Eksperimen 128 Lampiran 16: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol 129 Lampiran 17: Data Mentah Nilai Postes Kelas Eksperimen 130 Lampiran 18: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol 131 Lampiran 19: Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 132 Lampiran 20: Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontol 133 Lampiran 21: Perhitungan Rata-Rata,Varians,Standar Deviasi 134 Lampiran 22: Uji Normalitas 137 Lampiran 23: Uji Homogenitas 139 Lampiran 24: Uji Hipotesis 141 Lampiran 25: Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 144 Lampiran 26: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 145 Lampiran 27: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 146 Lampiran 28: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 147 Lampiran 29: Dokumentasi Penelitian 149

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Melalui proses pembelajaran diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, telah banyak usaha yang dilakukan diantaranya, dengan mengadakan perbaikan pembelajaran disetiap bidang studi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan peraturan- peraturan guru pada setiap jenjang pendidikan yang menyangkut mengajar dan penguasaan materi, perubahan atau revisi kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Semua ini guna meningkatkan mutu pendidikan. Ilmu fisika sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam sudah diperkenalkan sejak dini kepada siswa, mulai dari SD hingga ke jenjang yang lebih tinggi dan sudah termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional UN. Fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris dan logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya fisika di anggap mata pelajaran yang menakutkan atau bisa dikatakan membosankan. Hal ini seperti yang dialami siswa –siswi di SMA Negeri 14 Medan yang juga mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Berdasarkan angket yang telah disebar oleh peneliti, sebanyak 16 yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini terjadi dikarenakan mereka menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang menarik bagi mereka. Apalagi jika cara penyampaian materi oleh guru kurang menarik perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar, hal tersebut akan membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran fisika. Ditemukan juga bahwa sebanyak 48 siswa menyatakan mereka senang mengerjakan soal- soal fisika apabila dilakukan dengan cara belajar dan bermain. Serta sebanyak 36 siswa tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja. Rendahnya hasil belajar merupakan masalah dalam proses pembelajaran fisika. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 14 Medan menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran fisika, sekitar 65 siswa SMA mendapatkan nilai di bawah KKM atau kurang dari 67. Sehingga dapat dikatakan pencapaian hasil fisika tergolong masih rendah dan tidak mencapai standar yang diharapkan. Pembelajaran yang pernah diterapkan oleh guru hanya pembelajaran konvensional. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya usaha - usaha guru dalam pembelajaran fisika merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep - konsep fisika yang disampaikan guru, sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan bisa tercapai dan dengan demikian hasil belajar juga meningkat. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik diharapkan menguasai suatu model pembelajaran yang mampu membantu meningkatkan kemampuan siswa memahami dan juga mengingat data, fakta atau konsep yang berkaitan dengan fisika. Model pembelajaran Problem Based Learning PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memeberikan kondisi belajar aktif pada siswa. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahakan suatu masalah melalui tahap – tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahakan masalah Hakim, Abdullah,dkk. http:jurnalagfi.org Model PBL mengajak siswa untuk belajar mandiri, berpikir krirtis dan koperatif, sedangkan guru sebagai fasilitator maka siswa harus gigih dalam menyelesaikan masalah yang disajikan, selama menyelasaikan masalah tanpa disadari siswa, maka segala karakter diri siswa akan muncul Pulungan, F.R. http:jurnalagfi.org