DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1: Sintaks Problem Based Learning
14 Tabel 3.1: Group pre-test-post-test design
31 Tabel 3.2: Tabel spesifikasi tes hasil belajar pada materi
34 pokok Kinematika Gerak Lurus
Tabel 3.3: Kategori ketuntasan penguasaan materi pelajaran 35
Tabel 3.4: Kategori aktivitas 36
Tabel 4.1: Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 41
Tabel 4.2: Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42
Tabel 4.3: Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 43
Tabel 4.4: Perkembangan aktivitas belajar siswa kelas 44
eksperimen pada pertemuan I, II, dan III Tabel 4.5: Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan
45 Kelas Kontrol
Tabel 4.6: Ringkasan perhitungan uji hipotesis postes siswa 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1: Posisi Benda Dalam Sumbu Kordinat
19 Gambar 2.2: Gerak Pada Sumbu Koordinat
20 Gambar 2.3: Perubahan Posisi Bola 3
21 Gambar 2.4: Grafik v-t untuk GLB
23 Gambar 2.5 : Menentukan Jarak dengan Menghitung Luas
Dibawah kurva 24
Gambar 2.6: Grafik s-t untuk GLB 25
Gambar 2.7 : Grafik v-t untuk GLBB Dipercepat 26
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian 33
Gambar 4.1: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksperimen 41
Gambar 4.2: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Kontrol 41
Gambar 4.3: Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 44 Gambar 4.4: Diagram Nilai Postes Kelas Eksperimen
45 Gambar 4.5: Diagram Nilai Postes Kelas Kontrol
46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
Kelas Experimen 54
Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa I 64
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Kontrol
67 Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
Kelas Experimen 75
Lampiran 5: Lembar Kegiatan Siswa-II 83
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Kontrol
86 Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
Kelas Experimen 94
Lampiran 8: Lembar Kegiatan Siswa-III 101
Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Kontrol
104 Lampiran 10: Soal Hasil Belajar
110 Lampiran 11: Tabel Spesifikas Hasil Belajar
112 Lampiran 12: Pedoman Aktivitas Belajar Siswa
118 Lampiran 13: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 120
Lampiran 14: Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa 126 Lampiran 15: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Eksperimen
128 Lampiran 16: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol
129 Lampiran 17: Data Mentah Nilai Postes Kelas Eksperimen
130 Lampiran 18: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol
131 Lampiran 19: Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 132
Lampiran 20: Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontol 133
Lampiran 21: Perhitungan Rata-Rata,Varians,Standar Deviasi 134 Lampiran 22: Uji Normalitas
137 Lampiran 23: Uji Homogenitas
139 Lampiran 24: Uji Hipotesis
141 Lampiran 25: Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors
144 Lampiran 26: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 145
Lampiran 27: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
146 Lampiran 28: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
147 Lampiran 29: Dokumentasi Penelitian
149
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Melalui proses pembelajaran diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2013
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya
diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, telah banyak usaha yang dilakukan diantaranya, dengan mengadakan perbaikan
pembelajaran disetiap bidang studi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan peraturan- peraturan guru pada setiap jenjang pendidikan yang menyangkut mengajar dan
penguasaan materi, perubahan atau revisi kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Semua ini guna meningkatkan mutu pendidikan.
Ilmu fisika sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam sudah diperkenalkan sejak dini kepada siswa, mulai dari SD hingga ke jenjang yang
lebih tinggi dan sudah termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional UN. Fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari fenomena dan
gejala alam secara empiris dan logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya fisika di
anggap mata pelajaran yang menakutkan atau bisa dikatakan membosankan. Hal ini seperti yang dialami siswa
–siswi di SMA Negeri 14 Medan yang juga mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Berdasarkan angket yang telah
disebar oleh peneliti, sebanyak 16 yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini terjadi dikarenakan mereka menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang
sulit dan kurang menarik bagi mereka. Apalagi jika cara penyampaian materi oleh guru kurang menarik perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar, hal
tersebut akan membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran fisika. Ditemukan
juga bahwa sebanyak 48 siswa menyatakan mereka senang mengerjakan soal- soal fisika apabila dilakukan dengan cara belajar dan bermain. Serta sebanyak
36 siswa tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru
saja. Rendahnya hasil belajar merupakan masalah dalam proses pembelajaran
fisika. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 14 Medan menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran fisika, sekitar 65 siswa SMA
mendapatkan nilai di bawah KKM atau kurang dari 67. Sehingga dapat dikatakan pencapaian hasil fisika tergolong masih rendah dan tidak mencapai standar yang
diharapkan. Pembelajaran yang pernah diterapkan oleh guru hanya pembelajaran konvensional.
Menyikapi masalah di atas, perlu adanya usaha - usaha guru dalam pembelajaran fisika merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep - konsep fisika yang disampaikan guru, sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan bisa tercapai dan dengan
demikian hasil belajar juga meningkat. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik diharapkan menguasai suatu model pembelajaran yang mampu membantu
meningkatkan kemampuan siswa memahami dan juga mengingat data, fakta atau konsep yang berkaitan dengan fisika. Model pembelajaran Problem Based
Learning PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memeberikan kondisi belajar aktif pada siswa. Problem Based Learning adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahakan suatu masalah melalui tahap
– tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk
memecahakan masalah
Hakim, Abdullah,dkk.
http:jurnalagfi.org Model PBL mengajak siswa untuk belajar mandiri, berpikir krirtis dan
koperatif, sedangkan guru sebagai fasilitator maka siswa harus gigih dalam menyelesaikan masalah yang disajikan, selama menyelasaikan masalah tanpa
disadari siswa, maka segala karakter diri siswa akan muncul Pulungan, F.R. http:jurnalagfi.org