PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.P. 2013/2014.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

KINEMATIKA GERAK LURUS KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.P.2013/2014

Oleh : Ajeng Utrifani NIM 409121003

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

T.P 2013 / 2014

Ajeng Utrifani (NIM 409121003) ABSTRAK

Berdasarkan angket yang telah disebarkan, bahwa cara penyampaian meteri oleh guru kurang menarik perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional, aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran Problem Based Learning serta pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 14 Medan yang terdiri dari 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 39 orang dan kelas kontrol berjumlah 38 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk essay tes dengan jumlah 6 soal.

Hasil pengujian pretes sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 23,91 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 21,87. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Kemudian diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 67,12. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,97 dengan dan kelas kontrol 69,87. Pada pengujian normalitas dan homogenitas data postes diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 2,06 dan ttabel = 1,6675, sehingga thitung > ttabel (2,06 > 1,6675) maka Haditerima yakni ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kinematika gerak lurus di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P. 2013/2014. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan penyusunan soal tes hasil belajar dan alokasi waktu yang disesuaikan dengan sintaks dari model Problem Based Learning.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Pencipta, Pemelihara dan Pemberi rezeki kepada seluruh makhluk karena berkat rahmat dan hidayah-Nya dan Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat sebagai tauladan dalam setiap aktivitas manusia, hal ini menjadi pedoman dalam menjalankan amanah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P. 2013/2014” dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Nurdin Siregar, M.Si selaku dosen penguji 1, Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen penguji 2, Bapak Drs. Juniar Hutahean, M.Si selaku dosen penguji 3 yang telah memberikan masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan kepada Bapak Drs. Makmur Sirait, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama menjalankan perkuliahan. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Guboan, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 14 Medan, Bapak Drs. H.A. Tampubolon, M.Si selaku guru bidang studi Fisika di SMA Negeri 14 Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi SMA Negeri 14 Medan yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis. Kepada Ayahanda Alm. Ir. Tomo Atmaja dan Ibunda Sinarianum atas segala nasehat, doa, dan dukungan serta kepercayaan yang telah diberikan selama perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Kepada Kakanda Ayu Utari,S.Sos dan Intan


(5)

v

Utami,S.Hut, Meydi Putra Ramadhan,ST dan Adinda Gilang Priananda dan atas segala dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabat terbaikku Nurul, Fitri, Imam, Icha, Junisa, Sri, Pangeran dan seluruh teman-teman stambuk 2009 Pendidikan Fisika Reguler A atas kebersamaan, kasih sayang, dukungan dan semua hal yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Medan, Januari 2014

Penulis,

Ajeng Utrifani NIM 409121003


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Anggapan Dasar 5

1.8. Defenisi Operasional 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Hasil Belajar 8

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.1.3.1.Prinsip – Prinsip Aktivitas 9

2.1.3.2.Jenis – Jenis Aktivitas dalam Belajar 9

2.1.4. Model Pembelajaran 10

2.1.4.1.Hakikat Problem Based Learning 10

2.1.4.2.Ciri – Ciri Problem Based Learning 11

2.1.4.3.Tujuan Problem Based Learning 12

2.1.4.4.Manfaat Problem Based Learning 13

2.1.4.5.Sintaks Problem Based Learning 13

2.1.4.6.Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15

2.1.5. Pembelajaran Konvensional 17

2.1.6. Materi Pelajaran 19

2.1.6.1. Jarak dan Perpindahan 19

2.1.6.2. Kelajuan dan Kecepatan Rata-Rata 22

2.1.6.3. Perlajuan dan Percepatan Rata-Rata 22

2.1.6.4. Gerak Lurus Beraturan 23

2.1.6.5. Gerak Lurus Berubah Beraturan 25

2.1.6.6. Gerak Vertikal 27

2.2. Kerangka Konseptual 28


(7)

vii

BAB III. METODE PENELITIAN 30

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.2.1 . Populasi Penelitian 30

3.2.2. Sampel Penelitian 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.3.1. Variabel Bebas 30

3.3.2. Variabel Terikat 30

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 30

3.4.1. Jenis Penelitian 30

3.4.2. Desain Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 32

3.6. Instrumen Penelitian 34

3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar 34

3.6.2. Lembar Observasi 35

3.7. Teknik Analisis Data 35

3.7.1. Analisis Data Hasil Belajar 35

3.7.2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 36 3.7.3. Menentukan Nilai Rata- Rata dan Simpangan Baku 36

3.7.4.Uji Normalitas 37

3.7.5.Uji Homogenitas 38

3.7.6.Uji Hipotesis 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

4.1.Deskripsi Data Penelitian 40

4.1.1. Data Pretes Siswa 40

4.1.1.1.Uji Normalitas 42

4.1.1.1.Uji Homogenitas 42

4.1.2. Perlakuan 43 4.1.3.Data Postes Siswa 45

4.1.3.1. Pengujian Hipotesis 46

4.2. Pembahasan 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 52


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1: Sintaks Problem Based Learning 14 Tabel 3.1: Group pre-test-post-test design 31 Tabel 3.2: Tabel spesifikasi tes hasil belajar pada materi 34 pokok Kinematika Gerak Lurus

Tabel 3.3: Kategori ketuntasan penguasaan materi pelajaran 35

Tabel 3.4: Kategori aktivitas 36

Tabel 4.1: Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 41

Tabel 4.2: Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

Tabel 4.3: Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 43

Tabel 4.4: Perkembangan aktivitas belajar siswa kelas 44 eksperimen pada pertemuan I, II, dan III

Tabel 4.5: Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 45 Kelas Kontrol


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1: Posisi Benda Dalam Sumbu Kordinat 19

Gambar 2.2: Gerak Pada Sumbu Koordinat 20

Gambar 2.3: Perubahan Posisi Bola 3 21

Gambar 2.4: Grafik v-t untuk GLB 23

Gambar 2.5 : Menentukan Jarak dengan Menghitung Luas Dibawah kurva 24

Gambar 2.6: Grafik s-t untuk GLB 25

Gambar 2.7 : Grafik v-t untuk GLBB Dipercepat 26

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian 33

Gambar 4.1: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksperimen 41

Gambar 4.2: Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas Kontrol 41

Gambar 4.3: Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 44

Gambar 4.4: Diagram Nilai Postes Kelas Eksperimen 45

Gambar 4.5: Diagram Nilai Postes Kelas Kontrol 46


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

Kelas Experimen 54

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa I 64

Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Kontrol 67

Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Experimen 75

Lampiran 5: Lembar Kegiatan Siswa-II 83

Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Kontrol 86

Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Experimen 94

Lampiran 8: Lembar Kegiatan Siswa-III 101

Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Kontrol 104

Lampiran 10: Soal Hasil Belajar 110

Lampiran 11: Tabel Spesifikas Hasil Belajar 112

Lampiran 12: Pedoman Aktivitas Belajar Siswa 118

Lampiran 13: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 120

Lampiran 14: Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa 126

Lampiran 15: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Eksperimen 128

Lampiran 16: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol 129

Lampiran 17: Data Mentah Nilai Postes Kelas Eksperimen 130

Lampiran 18: Data Mentah Nilai Pretes Kelas Kontrol 131


(11)

xi

Lampiran 20: Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontol 133

Lampiran 21: Perhitungan Rata-Rata,Varians,Standar Deviasi 134

Lampiran 22: Uji Normalitas 137

Lampiran 23: Uji Homogenitas 139

Lampiran 24: Uji Hipotesis 141

Lampiran 25: Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 144

Lampiran 26: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 145

Lampiran 27: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 146

Lampiran 28: Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 147

Lampiran 29: Dokumentasi Penelitian 149


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Melalui proses pembelajaran diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dantoleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, telah banyak usaha yang dilakukan diantaranya, dengan mengadakan perbaikan pembelajaran disetiap bidang studi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan peraturan-peraturan guru pada setiap jenjang pendidikan yang menyangkut mengajar dan penguasaan materi, perubahan atau revisi kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Semua ini guna meningkatkan mutu pendidikan.

Ilmu fisika sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam sudah diperkenalkan sejak dini kepada siswa, mulai dari SD hingga ke jenjang yang lebih tinggi dan sudah termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional (UN). Fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris dan logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya fisika di anggap mata pelajaran yang menakutkan atau bisa dikatakan membosankan.

Hal ini seperti yang dialami siswa–siswi di SMA Negeri 14 Medan yang juga mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Berdasarkan angket yang telah disebar oleh peneliti, sebanyak 16% yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini terjadi dikarenakan mereka menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang menarik bagi mereka. Apalagi jika cara penyampaian materi oleh guru kurang menarik perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar, hal tersebut akan membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran fisika. Ditemukan


(13)

2

juga bahwa sebanyak 48% siswa menyatakan mereka senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara belajar dan bermain. Serta sebanyak 36% siswa tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja.

Rendahnya hasil belajar merupakan masalah dalam proses pembelajaran fisika. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 14 Medan menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran fisika, sekitar 65% siswa SMA mendapatkan nilai di bawah KKM atau kurang dari 67. Sehingga dapat dikatakan pencapaian hasil fisika tergolong masih rendah dan tidak mencapai standar yang diharapkan. Pembelajaran yang pernah diterapkan oleh guru hanya pembelajaran konvensional.

Menyikapi masalah di atas, perlu adanya usaha - usaha guru dalam pembelajaran fisika merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep - konsep fisika yang disampaikan guru, sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan bisa tercapai dan dengan demikian hasil belajar juga meningkat. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik diharapkan menguasai suatu model pembelajaran yang mampu membantu meningkatkan kemampuan siswa memahami dan juga mengingat data, fakta atau konsep yang berkaitan dengan fisika. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memeberikan kondisi belajar aktif pada siswa. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahakan suatu masalah melalui tahap – tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahakan masalah ( Hakim, Abdullah,dkk. http://jurnalagfi.org/ )

Model PBL mengajak siswa untuk belajar mandiri, berpikir krirtis dan koperatif, sedangkan guru sebagai fasilitator maka siswa harus gigih dalam menyelesaikan masalah yang disajikan, selama menyelasaikan masalah tanpa disadari siswa, maka segala karakter diri siswa akan muncul ( Pulungan, F.R. http://jurnalagfi.org/)


(14)

3

Yang mendasari penerapan model Problem Based Learning adalah : (1) Membiasakan siswa untuk memanfaatkan potensi berpikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah yang diberikan, melalui bimbingan guru,(2) Siswa akan bekerja dalam kelompoknya dan saling memberikan informasi ilmu atau pengalaman antara satu dengan lainnya, (3) Membina lingkungan social siswa sehingga terjalin ukhwah yang baik antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok ( Sudiran, http://jurnalagfi.org/)

Melda (2012) melakukan penelitian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, nilai rata - rata siswa 71,71. Sedangkan pada metode konvesional, nilai rata – rata siswa 66,31. Pada penelitian ini, terdapat kendala yaitu,pada tahap penyajian hasil diskusi, dimana pada tahap ini waktu yang diberikan melebihi batas waktu yang disediakan, sehingga waktu untuk melakukan tahap – tahap selanjutnya kurang maksimal.

Lailatul Husna Br-Lubis (2012) pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMAN 1 Labuhan Deli. Dari hasil penelitian Lailatul Husna Br-Lubis (2012) diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah 68,14 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 62,86.

Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari model pembelajaran berbasis masalah sebagaimana yang ditekankan dalam model ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil penelitian kurang maksimal. Menurut Lailatul Husna Br-Lubis (2012) kendala yang dialami adalah membutuhkan banyak waktu dalam melaksanakan eksperimen dan guru terkadang kewalahan dalam melaksanakan pembimbingan terhadap kelompok secara bergiliran. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pembentukan kelompok sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempermudah tugas guru memberikan pembimbingan.

Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan perbedaan materi, tempat penelitian,bentuk LKS peneliti tidak menambahkan LKS nonexperimen dan peneliti akan mencoba menutupi kelemahan dari penelitian sebelumnya yang


(15)

4

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan mengangkat judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya siswa tertarik terhadap pelajaran fisika. 2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran. 3. Hasil belajar fisika yang masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 14 Medan pada semester ganjil T.A. 2013/2014

2. Materi yang diajarkan adalah Kinematika Gerak Lurus

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ?

4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa ?


(16)

5

1.5. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa .

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini:

1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan kinematika gerak lurus.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatakan hasil belajar. 3. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa calon guru bahwa

proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatakan hasil belajar.

4. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang model pembelajaran Problem Based Learning dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran.

1.7.Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar dari peneliti adalah:

1. Pemahaman siswa tentang materi kinematika gerak lurus sebelum kegiatan pembelajaran adalah sama.

2. Pembelajaran akan lebih efektif bila merupakan suatu proses yang aktif. 3. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran


(17)

6

1.8.Definisi Operasional

Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini diajukan beberapa definisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:

1. Model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahauan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

2. Pembelajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. 3. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar. 5. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam


(18)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning adalah 74,97.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional adalah 69,87.

3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 67,12.

4. Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013 / 2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model pembelajaran yang sama hendaknya memperhatikan jumlah jam pelajaran dan alokasi waktu yang digunakan.

2. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam penelitian sebaiknya benar-benar menerapkan kelima langkah pembelajarannya dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

3. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya


(19)

51

mempersiapkan deskriptor dengan baik sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Jika ditinjau secara individu, aktivitas berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan penelitian ini dalam melihat kemampuan awal siswa hendaknya lebih diperhatikan oleh peneliti selanjutnya.

5. Jika ditinjau secara kelompok, aktivitas juga berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan dalam membuat perencanaan pada pengorganisasian kelompok perlu diperhatikan peneliti selanjutnya agar perencanaan tersebut dapat dibuat lebih baik lagi.


(1)

Yang mendasari penerapan model Problem Based Learning adalah : (1) Membiasakan siswa untuk memanfaatkan potensi berpikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah yang diberikan, melalui bimbingan guru,(2) Siswa akan bekerja dalam kelompoknya dan saling memberikan informasi ilmu atau pengalaman antara satu dengan lainnya, (3) Membina lingkungan social siswa sehingga terjalin ukhwah yang baik antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok ( Sudiran, http://jurnalagfi.org/)

Melda (2012) melakukan penelitian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, nilai rata - rata siswa 71,71. Sedangkan pada metode konvesional, nilai rata – rata siswa 66,31. Pada penelitian ini, terdapat kendala yaitu,pada tahap penyajian hasil diskusi, dimana pada tahap ini waktu yang diberikan melebihi batas waktu yang disediakan, sehingga waktu untuk melakukan tahap – tahap selanjutnya kurang maksimal.

Lailatul Husna Br-Lubis (2012) pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMAN 1 Labuhan Deli. Dari hasil penelitian Lailatul Husna Br-Lubis (2012) diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah 68,14 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 62,86.

Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari model pembelajaran berbasis masalah sebagaimana yang ditekankan dalam model ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil penelitian kurang maksimal. Menurut Lailatul Husna Br-Lubis (2012) kendala yang dialami adalah membutuhkan banyak waktu dalam melaksanakan eksperimen dan guru terkadang kewalahan dalam melaksanakan pembimbingan terhadap kelompok secara bergiliran. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pembentukan kelompok sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempermudah tugas guru memberikan pembimbingan.

Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan perbedaan materi, tempat penelitian,bentuk LKS peneliti tidak menambahkan LKS nonexperimen dan peneliti akan mencoba menutupi kelemahan dari penelitian sebelumnya yang


(2)

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan mengangkat judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya siswa tertarik terhadap pelajaran fisika. 2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran. 3. Hasil belajar fisika yang masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 14 Medan pada semester ganjil T.A. 2013/2014

2. Materi yang diajarkan adalah Kinematika Gerak Lurus

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ?

4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa ?


(3)

1.5. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa .

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini:

1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan kinematika gerak lurus.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatakan hasil belajar. 3. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa calon guru bahwa

proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatakan hasil belajar.

4. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang model pembelajaran Problem Based Learning dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran.

1.7.Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar dari peneliti adalah:

1. Pemahaman siswa tentang materi kinematika gerak lurus sebelum kegiatan pembelajaran adalah sama.

2. Pembelajaran akan lebih efektif bila merupakan suatu proses yang aktif. 3. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran


(4)

1.8.Definisi Operasional

Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini diajukan beberapa definisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:

1. Model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahauan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

2. Pembelajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. 3. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar. 5. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning adalah 74,97.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional adalah 69,87.

3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 67,12.

4. Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013 / 2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model pembelajaran yang sama hendaknya memperhatikan jumlah jam pelajaran dan alokasi waktu yang digunakan.

2. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam penelitian sebaiknya benar-benar menerapkan kelima langkah pembelajarannya dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

3. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya


(6)

mempersiapkan deskriptor dengan baik sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Jika ditinjau secara individu, aktivitas berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan penelitian ini dalam melihat kemampuan awal siswa hendaknya lebih diperhatikan oleh peneliti selanjutnya.

5. Jika ditinjau secara kelompok, aktivitas juga berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan dalam membuat perencanaan pada pengorganisasian kelompok perlu diperhatikan peneliti selanjutnya agar perencanaan tersebut dapat dibuat lebih baik lagi.