Anita Yuhesti, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Stad Student Teams
Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah 66,11. Skor ideal pada mata pelajaran IPS adalah 100. Siswa yang mendapatkan nilai 20 yaitu nilai
terendah sebanyak 1 orang, siswa yang mendapatkan nilai 30 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 40 sebanyak 4 orang, siswa yang
mendapat 50 sebanyak 4 orang, siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 orang, siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 orang, siswa yang
mendapat nilai 90 sebanyak 7 orang, dan siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 6 orang. KKM yang sudah ditentukan sekolah untuk mata
pelajaran IPS di kelas IV adalah 70 sehingga siswa yang mendapat nilai dibawah 70 dinyatakan belum tuntas. Siswa yang dinyatakan tuntas dalam
siklus I adalah 24 orang. Dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa
Grafik 4.1 Grafik perbandingan nilai rata-rata dan presentase kelulusan prasiklus dan siklus I
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat perbandingan hasil belajar siswa pada saat pra siklus dengan siklus I. Pada saat pra siklus guru
41,3 66,11
66,6
10 20
30 40
50 60
70
Pra Siklus siklus I
Nilai Rata-rata Presentase Kelulusan
Anita Yuhesti, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Stad Student Teams
Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hanya menggunakan metode konvensional dan model ceramah sehingga rata-rata hasil belajar siswa mendapat 41,3 sedangkan pada siklus I dengan
menggunakan metode Student Teams Achievement Division rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,11. Presentase siswa yang lulus pada saat pra
siklus adalah 0 sedangkan pada siklus I adalah 66,6 dan yang tidak lulus pada siklus I adalah 33,3. Dengan demikian pembelajaran pada
siklus I dikatakan belum sepenuhnya berhasil, sehingga perlu dilakukan siklus II untuk perbaikan pembelajaran dan hasilnya.
d. Refleksi
Berdasarkan deskripsi pelaksanaan dan hasil belajar, dapat dipaparkan refleksi sebagai berikut:
Guru kurang memperhatikan siswa duduk dibelakang sehingga tidak terpantau kegiatan yang dilakukan siswa. Ketika siswa sudah selesai
mengerjakan LKS atau membaca materi, siswa lebih banyak mengobrol dan bermain-main bersama temannaya. Teks bacaan yang dibagikan
kepada setiap kelompok yang hanya satu mempersulit setiap siswa di dalam kelompoknya untuk membaca. Ketika memeriksa hasil jawaban,
guru hanya menyebutkan jawaban secara lisan sehingga membuat banyak siswa yang menanyakan kepastian jawaban kepada guru dengan maju
kedepan kelas sehingga membuat keadaan kelas menjadi ribut adan tidak kondusif. Dan ketika guru memeriksa kembali lembar jawaban yang sudah
diperiksa, banyak siswa yang masih menyalahkan jawaban temannya, yang seharusnya benar menjadi salah. Sehubungan dengan data-data diatas
guru menyadari kelemahan-kelmahan yang terjadi pada perencanaan dan pelaksanaan pada siklus I.
Anita Yuhesti, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Stad Student Teams
Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hasil refleksi diatas pada akhirnya memberikan saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus I yaitu:
1 Guru harus lebih memperhatikan siswa secara keseluruhan baik
yang duduk didepan maupun yang berada dibelakang. 2
Siswa ataupun kelompok yang sudah selesai mengerjakan tugasnya lebih baik diberi kesibukan atau langsung diberikan lembar
evaluasi agar tidak mengobrol atau bermain bersama temannya. 3
Teks bacaan yang dibagikan setiap kelompok sebaiknya diperbanyak sehingga satu kelompok tidak hanya mendapat satu
teks bacaan saja. 4
Ketika memeriksa jawaban, guru sebaiknya menuliskan kunci jawaban di papan tulis sehingga kepastian jawaban dapat dilihat
dan dibaca siswa. 5
Guru sebaiknya menyebutkan skor yang didapat tiap kelompok sebagai motivasi untuk kedepannya.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran dan refleksi.
a. Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari siklus I dalam materi masalah sosial dilingkungan setempat yang menjadi kelemahan dalam
proses pembelajaran,
maka dilakukan
revisi terhadap
strategi pembelajaran. Tahap perencanaan pada siklus II adalah menetapkan
jadwal pelajaran IPS yaitu pada hari Sabtu 24 Mei 2014. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penelaahan terhadap program pengajaran
berdasarkan kurikulum KTSP 2006 dengan materi. Kegiatan yang direncanakan adalah pemberian materi mengenai Kompetensi Dasar yang
terdapat pada KTSP 2006 kelas IV, yaitu mendefinisikan pengertian