Siti Nurasiah Zamil, 2013 STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut. Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut : - Soal dengan P 0,01sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Arikunto, 2009 : 210 Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat
kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Tk. Kesukaran Jumlah Soal
No. Soal Mudah
2 6.7
17, 24 Sedang
28 93.3
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Sukar
- -
- Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, 2 soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, dan sisanya sebanyak 28 soal termasuk pada
kategori sedang.
1.6.4 Daya Pembeda
Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah Suharsimi 2009: 211.Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal itu tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik
Siti Nurasiah Zamil, 2013 STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pintar maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah :
Arikunto, 2009 : 177 Keterangan :
D = daya pembeda butir
B
A
= banyaknya kelompok atas yang menjawab betul J
A
= banyaknya subjek kelompok atas B
B
= banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
J
B
= banyaknya subjek kelompok bawah Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda Interval
Kriteria DP
≤ 0,00 0,00 DP
≤ 0.20 0,20 DP
≤ 0,40 0,40 DP
≤ 0,70 0,70 DP
≤ 1,00 Sangat jelek
Jelek Cukup
Baik Sangat Baik
Arikunto, 2009 : 211 Dari tabel lampiran 2.4 didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda
dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup bervariasi .
DP = -
= -
Siti Nurasiah Zamil, 2013 STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Jumlah Soal
No. Soal Jelek
- -
- Cukup
27 90
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Baik
3 10
6, 18, 23 Baik Sekali
- -
- Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, terdapat 3 item yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan sisanya sebanyak 27 soal
termasuk pada kategori cukup.
1.7 Tahapan Penelitian