Populasi dan Sampel Penelitian

Ponto Yelipele, 2012 Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Dan Harapan Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Di Kota Jayapura Selatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 89

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat ex-post facto atau noneksperimen, karena tidak melakukan manipulasi terhadap gejala yang diteliti karena gejalanya secara wajar sudah ada di lapangan. Nana Sudjana Ibrahim 2001:56 menyatakan bahwa ex- post facto artinya sesudah fakta. Ex-post facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat. Hal senada dikemukakan oleh Kerlinger 2002:507 yang menyatakan bahwa penelitian ex-post facto merupakan penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Fraenkel Wallen adalah kelompok yang menarik peneliti, di mana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai obyek untuk menggeneralisasikan hasil Penelitian Riyanto,2001:63. Lebih lanjut populasi dapat didifinisikan sebagai suatu himpunan yang terdiri dari hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang mempunyai kesamaan sifat Santoso, 2001:63 Populasi adalah Ponto Yelipele, 2012 Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Dan Harapan Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Di Kota Jayapura Selatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 90 wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono,2002:57. Menurut pendapat ini yang dimaksud dengan populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sejalan dengan pendapat tersebut Mantra Singarimbun dan Efendi, 1995:152 mengemukakan bahwa populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Sedangkan Saifuddin Azwar 2000:77 mengemukakan bahwa: Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Untuk menarik suatu sampel penelitian, menurut Mantra dan Kasto Singarimbun, 1999:150 mengemukakan ada beberapa kreteria yang perlu dipertimbangakan yaitu: 1 derajat keseragaman degree of homogenity dari populasi. Makin seragam populasi itu, maka makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi seragam sempurna completely homogenious, maka satu satuan elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup representatif untuk diteliti, 2 makin tinggi tingkat presesi yang dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil, 3 sampel yang diambil harus benar-benar sesuai dengan rencana analisis, dan 4 faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah tenaga, biaya dan waktu. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subyek atau jumlah Ponto Yelipele, 2012 Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Dan Harapan Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Di Kota Jayapura Selatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 91 keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Di dalam pengambilan sebagian dari populasi kadang-kadang mengundang dilema peneliti, karena sangat kompleksnya karakteristik dari sifat individu yang terhimpun dalam sebuah populasi. Penetapan populasi yang menjadi sasaran penelitian beserta karakteristik-nya merupakan hal yang penting sebelum menentukan sampel. Pada penelitian ini, populasi penelitian adalah seluruh guru SMP Negeri di Jayapura Selatan tahun 2012 berjumlah 109 orang guru tetap PNS yang tersebar dalam tiga sekolah yakni, SMP Negeri 3 Jayapura Selatan, SMP Negeri 5 Jayapura Selatan, dan SMP Negeri 9 Jayapura Selatan. Untuk lebih jelasnya rincian mengenai data populasi guru SMP Negeri di Jayapura Selatan dimuat pada tabel berikut. Tabel 3.1. Keadaan Guru SMP Negeri di Jayapura Selatan Tahun Pelajaran 2012 No Nama Sekolah Jumlah Anggota Populasi orang 1 SMP Negeri 3 Jayapura Selatan 38 2 SMP Negeri 5 Jayapura Selatan 33 3 SMP Negeri 9 Jayapura Selatan 38 TOTAL 109 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Jayapura, 2012.

3.2.2 Sampel Penelitian

Dalam penelitian sosial, sering didapati jumlah populasi itu terlalu besar atau luas untuk diteliti sehingga bisa menyulitkan penelitian. Menghadapi kondisi yang demikian peneliti dibenarkan untuk mengambil sebagian dari populasi sepanjang masing mewarnai karakteristik populasi dan prosedur yang benar. Sebagian dari Ponto Yelipele, 2012 Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Dan Harapan Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Di Kota Jayapura Selatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 92 populasi yang masih mewarnai sifat dan karakteristik populasinya untuk dikenai penelitian ini disebut sampel penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Apakah suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauhmana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya Azwar,2001:79-80. Karena analisis penelitian didasarkan pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi maka sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya. Danim 2000:89 mengemukakan bahwa: sampel atau contoh adalah subunit populasi survai atau populasi survai itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Lebih lanjut Sugiyono 2001:57 menyatakan bahwa: sampel adalah sebagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri- ciri yang dimiliki oleh populasinya. Menurut pendapat Sudjana Ibrahim 2001:85 mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Lebih lanjut Riyanto 2001:64 mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi. Sampel dapat dideinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari populasi. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang sama dengan populasi. Ponto Yelipele, 2012 Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Dan Harapan Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Di Kota Jayapura Selatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 93 Sehubungan dengan penelitian ini teknik pengambilan sampel teknik sampling yang digunakan adalah Proportional Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi terdiri dari 3 sekolah yang terletak di lokasi dan jumlah anggota populasi berbeda. Langkah-langkah Pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut.

a. Menentukan Jumlah Sampel Ideal yang Diperlukan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

0 2 34

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 31

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA GURU DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

0 4 26

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

0 1 25

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 15

Hubungan antara kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri Surakarta bab I

0 0 7

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMP

0 0 13