Keindahan dalam Syair Ikan Terubuk

didaktik yang disebut M.Hj. Salleh. Justru keindahan itulah yang mesti disampaikan kepada pembaca oleh karya sastra zaman klasik dengan cara-cara tersendiri melalui keindahan luaran sebagai bentuk syarat dan petunjuk Braginsky, 1994: 6

3. Keindahan dalam Syair Ikan Terubuk

Syair Ikan Terubuk, mengisahkan ikan Terubuk yang tinggal di lautan Malaka tergila-gila kepada ikan Puyu-Puyu yang tinggal di sebuah kolam, di hulu sungai Tanjung Padang. Begitu tergila-gilanya Ikan Terubuk kepada Ikan Puyu-Puyu, sehingga ia menghimpun semua menteri, hulubalang, dan pengawalnya seperti ikan tenggiri, lumba-lumba, pare, dan lain-lain untuk menyerang negeri tempat berdiamnya Puteri Puyu-Puyu jika cintanya ditolak. Berita mengenai rencanan kedatangan Ikan Terubuk ternyata sampai juga ke telinga Putri Puyu-Puyu. Hatinya pun menjadi gelisah dan takut mengingat serangan tentara Ikan Terubuk ke negerinya nanti. Putri Puyu-Puyu pun menghimpun semua pengiring dan pengawalnya untuk menyampaikan perasaannya yang tidak mungkin menerima Ikan Terubuk karena mereka berdua berlainan negeri, yaitu laut dan darat. Putri Puyu-Puyu pun akhirnya berdoa meminta bantuan kepada datuk neneknya. Bantuan pun datang. Putri Puyu-Puyu beserta semua rakyatnya dijemput untuk naik ke puncak batang pulai. Di sanalah mereka semua bersembunyi. Ketika Ikan Terubuk beserta pasukannya datang, mereka hanya mendapati negeri yang kosong. Hati Ikan Terubuk pun hancur. Ia kembali pulang dengan mananggung hati yang luka karena cinta yang tidak kesampaian. Berdasarkan bentuknya, syair ini menampilkan keindahan luaran berupa rangkaian kata yang terdiri dari empat baris, setiap baris mengandung empat kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari 9—12 suku kata. Keempat baris dalam syair merupakan bagian dari sebuah puisi yang lebih panjang dan bersajak a-a-a-a. Berikut salah satu bait dari Syair Ikan Terubuk. Tunduk menyembah si lumba-lumba 5 Tuangku jangan berhati hiba Daripade bunde sampai ke hamba Sekali ini patikkan cuba hlm.15 Dari kutipan di atas terlihat bahwa bait itu terdiri dari empat baris dengan setiap baris mengandung 9—12 suku kata. Di akhir setiap baris bunyinya sama, yaitu “-ba”. Pemilihan kata “lumba-lumba” di akhir baris pertama dipadankan dengan kata “hiba” di baris kedua, “hamba” di baris ketiga,dan “cuba” di baris keempat. Semua itu merupakan upaya untuk membuat bunyi dari rangkaian kata tersebut menjadi indah. Dalam isi juga terdapat ungkapan-ungkapan mengenai keindahan itu sendiri dalam alam pemikiran orang Melayu. Salah satunya adalah konsep keindahan berupa kecantikan seorang perempuan seperti kutipan berikut. Putih kuning tubuhnya tentu Seperti emas sepuluh mutu Bertautan dengan tingkahnye laku Mate memandang tidaklah jemu Kecil molek pinggangnya lampai Rambutnya seperti mayang mengurai Berpatutan pule denganye perangai Sembarang kerja ienye pandai Pinggangnya rampai dedenye bidang Apetah lagi lehernya jenjang Pipine seperti pauh dilayang Seape melihat berhati sayang Dahinye bagai sehari bulan Sangatlah manis sembarang kelakuan Sangatlah elok member rawan Patutlah dengan asalnye badan Telinganye seperti taruh angsoke Seperti kuntum hidungnye juge Siape melihat berhati duke Orang memandang berhati suke 6 Matenye bulat terlalu manis Siape melihat kasihnye habis Laksana Galuh Ratna Wilis Lengannya lentik sangatlah majlis Giginya putih sangat bercahaye Siape melihat kasihkan die Lakunye manje sangat bergaye Dengannye tuan padanlah die Bibirnye manis amat dermawan Lalai melihat laki-laki perempuan Patut dipujuk di dalam pangkuan Seperti anakan turun di awan Pahanye seperti paha belalang Siape melihat berhati walang Duduk bercerite pagi dan petang Di dalam tidur rasenye dating Betisnya bagai batangnye padi Berpatutan pule dengannye jari Kukuny kecil seperti tali Makin dipandang bertambah berahi Tumitnya bagai telurnye burung Laki perempuan heran termenung Patut ditimang serte didukung Tiade berbanding di dalam kampong Jikalau ie melakukan senyum Laksane buah masaknye ranum Parasnye seperti ratenye Anom Seperti syarabat akan diminum Jikalau ia mengeluarkan kate Halus manis jangan dikate Tiadelah janggal dipadang mate Patutlah duduk di dalam kote hlm.5—8 7 Kutipan di atas juga menampilkan konsep keindahan ‘luaran’ seperti yang diungkapkan Imam Ghazali. Bagi orang Melayu kala itu, seorang wanita yang cantik adalah yang terlihat berkulit putih kuning, berpinggang kecil molek, berambut panjang terurai, berdada bidang, leher jendang, pipinya seperti pauh dilayang, telinganya seperti taruh angsoke, hidung seperti kuntum, bermata bulat, lengan lentik, gigi putih bercahaya, paha seperti paha belalang,betis seperti batang padi, kuku kecil seperti tali, tumit seperti telur burung, Selain itu, Seorang perempuan juga diharapkan mampu melakukan banyak pekerjaan. Bibir yang manis adalah bibir yang dermawan, maksudnya yang mengeluarkan kata yang manis, halus, dan ramah seperti kutipan berikut. Puteri puyu-puyu konon namanye Di dalam kolam konon tempatnya Cantik manis barang lakunya Serte dengan budi bahasanye Kolam itu konon di Tanjung Padang Di sanelah tempat paras gemilang Cantik majelis bukan kepalang Hancurlah hati siape memandang hlm.10—11 Konsep mengenai kecantikan seorang perempuan seperti di dalam kutipan di atas juga membawa mengandung unsur didaktis kepada penikmat karya tersebut. Jika ingin menjadi sosok perempuan yang cantik dan dikagumi,maka ia harus mampun berlaku dermawan dan mengeluarkan kata-kata yang manis, halus, dan ramah. Selain pengajaran, pembaca juga akan dibawa untuk merasakan apa yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam cerita melalui ungkapan dan rangkaian kata yang bagitu indah. Perasaan Ikan Terubuk yang sedang jatuh cinta disampaikan bagitu indah dan begitu mendalam dengan perumpamaan-perumpamaan seperti pada kutipan berikut. Pendendang sudah ie berkate Lalulah pulang ie nan serte 8 Tinggal terubuk duduk bercinte Berendam dengan air mate Sangat bercinte ikan terubuk Berahikan puyu di dalam lubuk Hati dan jantung bagai ditumbuk Laksane bulan dimakan bubuk Selame mude duduk bercinte Berendam dengan airnye mate Berahi mendengar kabar berite Seperti melihat denganye mate Kepade mase terubuk merayu Mendengar guruh dayu-mendayu Siang dan malam berhati sayu Terkenangkan puteri ikan puyu-puyu hlm.66 … Birahinye tidak lagi terkire Seperti duduk di atasnye bare Siang dan mala berwure-wure Hendak bertemu dengan segere Hatinye mabuk diharu setan Sudahlah dengan takdirnye Tuhan Siang dan malam igau-igauan Nafsu tak dapat lagi ditahan Duduk bercinte siang dan malam Terkenangkan puteri di dalam kolam Siangatlah banyak ikan di dalam Bertangkap-tangkapan timbul tenggelam hlm.69 Dari kutipan di atas terlihat bagaimana perasaan jatuh cinta yang dialami Ikan Terubuk. Ia begitu ingin segera bertemu. Hatinya tidak pernah tenang siang dan malam. Yang terkenang hanyalah Putri Puyu-Puyu. Pengungkapan perasaan jatuh cinta Ikan Terubuk juga melalui perumpamaan-perumpamaan yang harus dipahami lagi oleh pembaca, misalnya birahi yang tiada terkira, bagai duduk di atas bara api. 9 Perasaan Ikan Terubuk yang sedang patah hati pun diungkapkan melalui rangkaian kata yang indah sehingga mampu membawa pembaca untuk merasakan kesedihan Ikan Terubuk tersebut. Berikut kutipannya. Demikian mude sangatlah sayu Bagai kembang dipukul bayu Terkenangkan puteri si puyu-puyu Sudah naik ke puncak pulai Hati di dalam sangatah hibe Tuan puteri hendak diribe Sudahlah masuk ke dalam rimbe Siapalah lagi dilawan bersobe hlm. 66 Kehendak Allah sudah dilakukan Meskipun sampai dapat dimakan Dengan seketika tiade kelihatan Akhirnye kelak jadi keampunan Kehendak tiada Allah sampaikan Siang dan lama berhati rawan Seperti pungguk merindukan bulan Siang dan malam igau-igauan Tidaklah dapat berpandang mate Hilang seperti disambar bête Dudukah mude dengan bercinte Apalah lagi hendak dikate Dari dua kutipan di atas, yaitu kutipan yang mengungkapkan perasaan ikan terubuk yang tengah jatuh cinta dan perasaan ikan terubuk yang tengah patah hati terlihat bahwa segala yang berhubungan dengan perasaan itu dibuat sedemikian mendalam. Ketika jatuh cinta, diungkapkan dengan ungkapan dan perumpamaan yang berlebih-lebihan sehingga terlihat perasaan jatuh cinta itu teramat mendalam bagi Ikan Terubuk. Begitu pun ketika patah hati, perasaan Ikan Terubuk diungkapkan seolah ia mengalami patah hati yang teramat menyakitkan.

4. Simpulan