Kala Tiga Persalinan Kala Empat Persalinan

penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir adalah dengan melaksanakan pelayanan atau perawatan neonatal esensial bayi baru lahir, meliputi : persalinan yang bersih dan aman; stabilisasi suhumenjaga agar bayi tetap hangat; memulai pernapasan spontan; ASI dini dan eksklusif; pencegahan infeksi dan pemberian imunisasi

2.6 Kala Tiga Persalinan

Kala tiga persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Fisiologi kala tiga persalinan adalah pada otot uterus miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina. 2.6.1 Tanda-tanda Lepasnya Plasenta, yaitu : 1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus 2. Tali pusat memanjang 3. Semburan darah tiba-tiba 2.6.2 Penatalaksanaan Kala Tiga Persalinan adalah : Universitas Sumatera Utara Manajemen aktif kala tiga yang terdiri dari : pemberian suntikan oksitosin; melakukan penegangan tali pusat terkendali; pemijatan fundus uteri masage. Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan, 2003

2.7 Kala Empat Persalinan

Kala empat dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum. Asuhan yang diberikan pada kala empat ini adalah : melakukan pemijatan uterus; mengevaluasi tinggi fundus; memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan; memeriksa perineum dari perdarahan aktif, mengevaluasi kondisi ibu secara umum, mendokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala empat persalinan di halaman belakang partograf setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan. 2.7.1 Pencegahan Infeksi Setelah persalinan, dekontaminasi alas plastik, tempat tidur, dan matras dengan larutan klorin 0,5 kemudian bilas dengan deterjen dan air bersih. Jika sudah bersih keringkan dengan kain bersih supaya ibu tidak berbaring di atas matras yang basah. Dekontaminasi imen yang digunakan selama persalinan dalam larutan klorin 0,5 dan kemudian cuci segera dengan air dan deterjen. 2.7.2 Pemantauan Keadaan Umum Ibu Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dan terjadi dalam empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan. Jika tanda-tanda Universitas Sumatera Utara vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama dua jam pertama pasca persalinan mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan. Penting sekali untuk tetap berada disamping ibu dan bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan. Selama dua jam pertama pasca persalinan yang harus diperhatikan : 1. Pantau tekanan darah, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering. 2. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekwensi observasi dan penilaian. 3. Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan. Jika temperatur tubuh meningkat, pantau lebih sering. 4. Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala empat. 5. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus, juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek. 6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, apakah duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Juga agar tubuh dan kepala bayi diselimuti dengan baik, berikan bayi pada ibu dan anjurkan untuk dipelukdiberi ASI. Affandi, 2002 Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

0 37 82

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008

1 73 65

Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

0 34 167

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 19

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 12

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 41

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 1 4

Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 47