Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PENGAPLIKASIAN 58 LANGKAH

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

FATIMAH SARI HARAHAP 105102048

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVARSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Fatimah Sari Harahap

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2011

i + 44 hal + 7 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Faktor penting dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yaitu pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas yaitu dengan melakukan Asuhan Persalinan Normal. Bidan sebagai profesi harus terus menerus memperbaiki pengetahuan dan keterampilannya serta harus menyikapi dengan positif pengetahuan tersebut agar menjadi praktisi yang aman bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriftif crossectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total sampling sebanyak 20 orang. Dari hasil penelitian terhadap variabel pengetahuan seluruh bidan berada pada kategori baik (100%) tetapi tidak sesuai dengan pengaplikasian 58 langkah APN. Pada variabel sikap bidan sebagian besar berada pada kategori negatif sebanyak 14 orang (70%). Kemudian pada variabel motivasi sebagian besar bidan berada pada kategori cukup sebanyak 13 orang (65%). Dianjurkan kepada bidan untuk memberikan asuhan persalinan normal dengan mengikuti protap Asuhan Persalinan Normal yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka : 20 (1996-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Penguji yang memberikan masukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

3. dr. Hj. Sarah Dina, SpOG (K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Juliandi Harahap, MA dan Nur Asnah Sihotang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Penguji yang memberikan masukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

memberikan izin untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

7. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Medan, Juni 2011

Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar 1. Sumber Daya Manusia ... 5

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 6

B. Pengertian Bidan ... 8

C. Asuhan Persalinan Normal (APN) ... 13

D. Lima Benang Merah APN 1. Membuat Keputusan Klinik ... 14

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi ... 14

3. Pencegahan Infeksi ... 14

4. Pencatatan (Dokumentasi)... 15

5. Rujukan ... 15

E. Peralatan yang Digunakan Untuk Pertolongan Asuhan Persalinan Normal 1. Partus Set ... 15

2. Bahan-bahan ... 16


(7)

F. 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal ... 18

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etika Penelitian... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

H. Pengumpulan Data ... 31

I. Pengolahan Data ... 32

J. Analisis Data ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan... 34

B. Hasil Penelitian... 34

C. Pembahasan ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional……….. ….. 24

Tabel 5.1 Distribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Pengetahuan Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011……….. 35 Tabel 5.2 Distribusi Responden tentang Pengetahuan Bidan dalam Pengaplikasian

58 Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2011……… 36

Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Sikap Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011……….. 37 Tabel 5.4 Distribusi Responden tentang Sikap Bidan dalam Pengaplikasian 58

Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2011……… 38

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Motivasi Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2011………. 39

Tabel 5.6 Distribusi Responden tentang Motivasi Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal di Kecamatan Percut Sei Tuan


(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Prosedur Pelaksanaan 58 Langkah APN Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7 Master Data Penelitian Lampiran 8 Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 9 Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 10 Balasan Surat Izin Penelitian


(12)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVARSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Fatimah Sari Harahap

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2011

i + 44 hal + 7 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Faktor penting dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yaitu pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas yaitu dengan melakukan Asuhan Persalinan Normal. Bidan sebagai profesi harus terus menerus memperbaiki pengetahuan dan keterampilannya serta harus menyikapi dengan positif pengetahuan tersebut agar menjadi praktisi yang aman bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriftif crossectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total sampling sebanyak 20 orang. Dari hasil penelitian terhadap variabel pengetahuan seluruh bidan berada pada kategori baik (100%) tetapi tidak sesuai dengan pengaplikasian 58 langkah APN. Pada variabel sikap bidan sebagian besar berada pada kategori negatif sebanyak 14 orang (70%). Kemudian pada variabel motivasi sebagian besar bidan berada pada kategori cukup sebanyak 13 orang (65%). Dianjurkan kepada bidan untuk memberikan asuhan persalinan normal dengan mengikuti protap Asuhan Persalinan Normal yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka : 20 (1996-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses alamiah yang harus dilewati oleh setiap wanita hamil. Di sini peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi adanya komplikasi disamping memberikan bantuan dan dukungan kepada ibu bersalin, tidak sedikit ibu bersalin dan bayi mengalami trauma karena penanganan yang kurang baik (Saifuddin, 2009, hal.100).

Angka kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara-negara sedang berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian maternal tersebut adalah (a) faktor reproduksi (b) pelayanan kesehatan dan (c) sosial ekonomi (Wiknjosastro, 2005, hal. 23).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan tertinggi di ASEAN yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup, penurunan AKI adalah program prioritas Indonesia. Oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan masyarakat yang difokuskan pada tiga pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran merupakan salah satu upaya dalam penurunan angka kematian tersebut (Depkes, 2002, hal. 2).


(14)

Pada tahun 2000, badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mulai memperkenalkan Asuhan Persalinan Normal (APN) melalui organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). APN diperkenalkan pada tahun 2002-2003 di Sumatera Utara, di mana fokus utama APN adalah mencegah terjadinya komplikasi yang merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi, sehingga akan mengurangi luka pada jalan lahir yang sangat signifikan yaitu 80% dari 1000 persalinan. Pertolongan persalinan secara APN adalah dengan menerapkan asuhan persalinan yang bersih, aman, tepat waktu dan alamiah serta melakukan bounding attachment (Depkes, 2006, hal. 3).

Standar pelayanan/asuhan kebidanan di atas merupakan pedoman bagi bidan di Indonesia dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diberikan. Standar ini dilaksanakan oleh bidan di setiap tingkat pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun tatanan pelayanan kesehatan lain di masyarakat. Standar APN merupakan bagian dari standar pelayanan/asuhan kebidanan (Yanti, & Nurul, 2010, hal. 118). Namun pelaksanaan APN ini belum diterapkan oleh bidan secara menyeluruh.

Dalam penelitian Maria Wattimena (2008, hal. 5) memperoleh hasil prasurvei data pada Januari 2007 melalui pengamatan dengan menggunakan checklist terhadap 12 orang bidan sebagai tenaga pelaksana pelayanan di RSUD Kabupaten Sorong baru 2 orang bidan (16,6%) yang melaksanakan pelayanan persalinan dengan penerapan standar asuhan persalinan normal walaupun belum secara maksimal, sedangkan sebanyak 10 orang (83,3%) belum melaksanakan pelayanan persalinan sesuai dengan standar APN.


(15)

Sedangkan dalam penelitian Nuriana di Kabupaten Langkat (2008, hal. 43), menjelaskan bahwa bidan yang berpendidikan D-III Kebidanan, hanya 40% bidan praktek swasta yang sudah melaksanakan APN dengan baik. Dan dijelaskan lagi bahwa hanya sebagian besar bidan yang berpengetahuan baik yang menerapkan APN dengan baik sedangkan pengalaman kerja tidak menunjukkan pengetahuan baik apalagi dalam penerapan APN dengan baik dan tepat. Diduga hal ini disebabkan karena banyaknya langka-langkah (58 langkah) yang harus dilakukan selain itu juga berkaitan dengan peralatan APN yang tergolong mahal.

Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari 30 bidan praktek swasta lulusan D-III Kebidanan dan yang sudah pernah ikut pelatihan APN di Kecamatan Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa hanya 6 bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN yaitu dengan melakukan pendekatan asuhan yang tepat sesuai 58 langkah standar APN dan 4 bidan belum pernah ikut pelatihan APN dan berpendidikan D-I Kebidanan (Data primer pada Februari-Mei 2011).

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam pengaplikasian 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) sangat penting untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah : “Faktor-faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)?”


(16)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam pengaplikasian 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN).

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor pengetahuan bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.

b. Mengetahui faktor sikap bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.

c. Mengetahui faktor motivasi bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.

D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Kebidanan

Diharapkan kepada para bidan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menerapkan standar APN kepada ibu-ibu bersalin sehingga tingkat morbiditas dan mortalitas maternal menurun.

2. Perkembangan Ilmu Kebidanan

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melengkapi penelitian ini karena ilmu tentang kesehatan terus menerus berkembang. Sehingga tercapai ilmu pengetahuan khususnya tentang asuhan kebidanan yang up to date.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya timbul dari tujuan interaksi antara manusia yang merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu manusia pada saat itu. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa sekarang ini peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan suatu tantangan yang cukup berat, membutuhkan dana, tenaga dan fasilitas yang memadai. Tidak semua kebutuhan tersebut tersedia di setiap pelayanan kesehatan, maka semua permasalahan memerlukan perencanaan dan pengolahan yang cermat untuk memperoleh daya guna yang maksimal dalam menggunakan kemampuan (Depkes, 2000, hal. 5).

Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi bagian dari alam yang sekaligus bagian dari kultur yakni hasil dari perubahan yang menyeluruh disebabkan oleh olah manusia itu sendiri yang disertai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dari jerih payah dan perjuangan berat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa unsur SDM meliputi : kemampuan-kemampuan (capabilitas), sikap (attitude), nilai-nilai (values), kebutuhan-kebutuhan (needs) dan karakteristik-karakteristik demografis (Hasibuan M, 2009, hal. 35).

Unsur-unsur SDM sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya seperti norma-norma, nila-nilai masyarakat, tingkat pendidikan, dan peluang-peluang yang


(18)

tersedia. Yang pada akhirnya mempengaruhi peranan dan perilaku individual karena unsur-unsur tersebut saling berinteraksi satu sama lain.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) berupa produk dan jasa yang dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugas melalui sumber daya manusia sesuai tanggung jawabnya. Kinerja mengandung 2 komponen penting yaitu : a) Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.

b) Produktivitas berarti kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja.

Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktivitas hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya. Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsur yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka memelihara dan meningkatkan pembangunan kesehatan. Menurut Gibson (2003, hal. 253) kajian-kajian mengenai kinerja memberikan kejelasan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja personal, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) variabel yaitu :

a) Variabel individu : pengetahuan, beban kerja, kepuasan, latar belakang, karakteristik demografis.

• Pengetahuan

Adalah kemampuan intelektual responden yang mencakup pemahaman materi. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan, pelatihan maupun melalui pengalaman. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam


(19)

sumber, misalnya: media massa, media elektronik, buku petunjuk, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan juga merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin diukur responden (Notoatmodjo, 2003, hal. 121-124).

b) Variabel Organisasi : sumber daya, kepemimpinan, supervisi, imbalan atau intensif, kebijakan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan.

c) Variabel Psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi • Sikap

Sikap adalah persepsi seseorang tentang cara tanggap di dalam pekerjaannya yang diukur dari sikap positif (mendukung) maupun sikap negatif (tidak mendukung). Gibson (2003, hal. 123) mendefinisikan sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek dan situasi yang berhubungan dengannya. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan.

Menurut pendapat Notoatmodjo (2003, hal. 124), sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Sedangkan menurut pendapat Azwar (2009, hal.7) mengemukakan bahwa nilai (value) dan opini atau pendapat sangat erat kaitannya dengan sikap. Nilai bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri


(20)

kepribadian, sedangkan sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek.

Sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah dipengaruhi) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir (neutral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang di organisasi melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada perilaku.

Sikap sebagai suatu pertanyaan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang atau peristiwa, lebih lanjut sikap mencakup tiga komponen yaitu cognitif, effectif, dan behavior (Robbins, 1996, hal. 155). Jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dengan cara tertentu, bentuk dan reaksinya positif atau negatif.

• Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, guna mencapai suatu tujuan. Motivasi kerja adalah sesuatu menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Hasibuan, 2009, hal. 216).

B. Pengertian Bidan

Bidan merupakan profesi yang diakui oleh internasional maupun nasional yang mana pengertian bidan telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) pada tahun 1972 dan Internasional Federation of International Gynecologist and


(21)

Obstetritian (FOGI). Kemudian ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992) yaitu sebagai berikut :

A midwife is a person who, having been regulary admitted to a midwifery educational program fully recognized in the country in which it is located, has successfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualification to be resgistered and or legally licensed to practice midwifery.

She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responsibility and to care for the newborn and the infant. This care includes preventive measures, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assistance, and the execution of emergency measures in the absence of medical help.

She has an important task in counseling and education, not only for patients, but also within the family and community.

Their work should involve antenatal education and preparation for parenthood and extends to certain areas of gynecology, family planning and child care. She may practice in hospitals, clinics, health units, domiciliary condition or any other service.

Yang diartikan secara lengkap adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa


(22)

hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mermpunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya (Sofyan, 2006, hal. 71-72).

Menurut kepmenkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002, bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Estiwidani, 2008, hal.6).

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menjelaskan bahwa bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. Ciri-ciri Bidan sebagai profesi yaitu :

a. Dipersiapkan melalui pendidikan normal

b. Memiliki alat dalam menjalankan tugasnya yang disebut : 1) Standar pelayanan kebidanan

2) Kode etik dan etika kebidanan


(23)

d. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya

e. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat f. Memiliki wadah organisasi profesi

g. Memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal masyarakat

h. Menjadikan bidan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan

Selain itu bidan juga mempunyai karakteristik profesionalisme yang berkaitan dengan praktek kebidanan dalam pelayanan sehari-hari. Sifat terbuka atau mampu menerima perubahan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan yang mana bidan dituntut harus mampu menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Dan seorang bidan juga harus mengembangkan dirinya dengan pengetahuan terbaru tentang kebidanan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan. Pada saat seorang bidan ingin membuka praktek kebidanan maka harus dilalui dengan beberapa prosedur guna untuk meyakinkan masyarakat bahwa bidan tersebut mampu memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan tepat dengan mempunyai surat izin praktek bidan (Sofyan, 2006, hal. 99).

Bidan sesuai dengan fungsinya dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya baik sebagai tenaga fungsional yang secara langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak, maupun sebagai tenaga struktural dituntut bekerja secara profesional yaitu bekerja sesuai dengan standar yang ada. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan, dan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan prakteknya.


(24)

Dalam melaksanakan praktek, bidan sering dihadapkan dalam pertanyaan: “Apa yang dikerjakan bidan dan bagaimana dia berkarya?”, untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu ditegaskan kompetensi pendukung yang harus dimiliki bidan (Zein dan Wahyuningsih, 2005, hal. 10).

Kompetensi bidan dalam dokumen ini adalah meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Adapun kompetensi yang dimaksud yaitu ada 9 (sembilan) dengan penjabaran sebagai berikut : kompetensi ke-1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya, kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua, kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan, kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir, kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat, kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan, kompetensi ke-7 :


(25)

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun), kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat, kompetensi ke-9 : Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi. Menyadari bahwa bidan di Indonesia merupakan produk dari beberapa institusi maupun area pendidikan yang berbeda, maka dengan tersusunnya kompetensi bidan tersebut sangatlah bermanfaat untuk menyatukan persepsi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki bidan di Indonesia (Yanti dan Nurul, 2010, hal. 59-71).

Didasari kompetensi tersebut, bidan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan klien/pasien.

C. Asuhan Persalinan Normal (APN)

Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. APN bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Depkes, 2008, hal. 3).

Menurut Saifuddin (2009, hal. 100), persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir


(26)

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Definisi persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (Manuaba, 1998, hal. 41).

D. Lima Benang Merah APN

Dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi ada yang disebut lima benang merah yaitu membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan dan rujukan.

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses yang sistematik dalam mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosis kerja, membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi lahir.

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah


(27)

dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

3. Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisahkan dari asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi antara lain : cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai perlengkapan (celemek/baju penutup, kacamata, sepatu tertutup), menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.

4. Pencatatan (Dokumentasi)

Pencatatan rutin adalah alat bantu yang sangat penting untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan yang diberikan sudah sesuai dan efektif.

5. Rujukan

Rujukan dalam kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2007, hal. 7-36)

E. Peralatan yang Digunakan untuk Pertolongan Asuhan Persalinan Normal Peralatan untuk pertolongan persalinan harus tersedia dalam keadaan baik, bersih dan disinfeksi tingkat tinggi atau steril pada setiap kelahiran, yaitu :

1. Partus set

a. Dua klem Kelly atau 2 klem kocher b. Gunting tali pusat


(28)

c. Benang tali pusat atau klem plastik d. Kateter nelaton

e. Gunting episiotomi f. Klem ½ kocher

g. Dua pasang sarung tangan DTT atau steril

h. Kasa atau kain steril (untuk membersihkan jalan nafas) i. Gulungan suntik 21/2 atau 3 ml dengan jarum IM sekali pakai j. Penghisap lendir bayi

k. Empat kain bersih (bisa disediakan oleh keluarga)

l. Tiga handuk kecil untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi (bisa disediakan oleh keluarga)

2. Bahan-bahan

a. Partograf (halaman depan dan belakang) b. Kemajuan persalinan atau KMS ibu hamil c. Formulir rujukan

d. Pena

e. Thermometer f. Pita pengukur (cm) g. Doppler/monoral

h. Jam yang mempunyai detik i. Stetoskop

j. Tensimeter

k. Sarung tangan pemeriksa (5 pasang) l. Sarung tangan rumah tangga (1 pasang)


(29)

m.Larutan klorin (bayclin 5,25% atau setara klorin serbuk kalsium hipoklorida 35%) 3. Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan penatalaksanaan/penanganan

penyulit :

a. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (dengan 4 ampul oksitosin 2 ml U/ml) dan aquadest atau cairan garam fisiologis (Ns) untuk pengenceran.

b. 3 botol Ringer Laktat 500 ml c. Infus set

d. 2 abokat

e. 2 ampul metil ergometrin meleat

f. 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (25 gr) g. 6 tabung suntik 21/2 – 3 ml steril disposable h. 2 tabung 5 ml steril disposable

i. 1 tabung suntik 10 ml steril disposable

j. 10 kapsul amoxillin/ampisilin 500 mg atau IV 2 gr k. Vitamin K, 1 ampul

l. Salep tetrasiklin 1 % m.Satu set hecting n. Pegangan jarum o. Pinset

p. Benang kromik disposable ukuran 2,0 – 3,0 q. Satu pasang sarung tangan


(30)

F. 58 Langkah APN

Dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sesuai standar APN maka dirumuskan 58 langkah APN sebagai berikut :

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set

3. Memakai celemek plastik

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke perineum

8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

10.Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

11.Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran


(31)

12.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman 13.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran 14.Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan mengambil posisi nyaman, jika ibu

merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

15.Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16.Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17.Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18.Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19.Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu

20.Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21.Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putar paksi luar secara spontan 22.Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan

kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melakukan bahu belakang

23.Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas

24.Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dandan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin)


(32)

25.Melakukan penilaian selintas : a. Apakah bayi menangis kuat

b. Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan? c. Apakah bayi bergerak aktif?

26.Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu

27.Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus 28.Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik 29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM

(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)

30.Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

31.Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut

32.Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

33.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi 34.Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35.Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat


(33)

36.Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur

37.Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)

38.Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban

39.Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40.Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia

41.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan

42.Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam

43.Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam


(34)

44.Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral

45.Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral

46.Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam 47.Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 48.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49.Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pascapersalinan 50.Memeriksa kembali untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik

51.Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi

52.Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

53.Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering

54.Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum

55.Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

56.Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 58.Melengkapi partograf (Depkes, 2008, hal. 37-139).


(35)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Kecamatan Percut Sei Tuan” adalah sebagai berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1. Kerangka Konsep a. Pengetahuan

b. Sikap c. Motivasi

Faktor-faktor bidan dalam pengaplikasian 58 langkah APN


(36)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No.

Variabel penelitian

Definisi operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala ukur 1. Pengetahua

n

Pemahaman bidan tentang 58 langkah APN

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden

Baik = 15-20 Cukup = 8-14 Kurang = 1-7

Ordinal

2. Sikap Reaksi atau respon bidan terhadap pelaksanaan pertolongan persalinan dengan 58 langkah APN

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden

Positif = >16 Negatif = <15

Nominal

3. Motivasi Keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden

Baik = 8-10 Cukup = 4-7 Kurang = 1-3


(37)

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

4. 58 langkah

APN

Pertolongan

persalinan

sesuai standar

APN yang

telah

ditetapkan dan

diperkenalkan

melalui

Organisasi

Ikatan Bidan

Indonesia


(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan pendekatan cross-sectional (Notoatmodjo, 2005, hal. 26 & 138).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta di Wilayah Kerja Kecamatan Percut Sei Tuan berjumlah 30 orang (data dari Dinkes Deli Serdang 2011). Dan setelah dilakukan observasi atau pengamatan terhadap kriteria bidan diperoleh keterangan sebagai berikut : 6 bidan telah mengaplikasikan APN secara menyeluruh sedangkan 4 bidan berpendidikan D-I Kebidanan. Maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang (Data primer pada Februari-Mei 2011).

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), sampel adalah sebagian yang dimiliki dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang ada. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total sampling.

Adapun kriteria inklusi sampel penelitian adalah sebagai berikut : a. Bidan yang merupakan Bidan Praktek Swasta (BPS)


(39)

c. Bidan yang tidak menerapkan 58 langkah APN secara benar, tepat dan berurutan d. Bidan tamatan D-III Kebidanan

Kriteria eksklusi sampel penelitian adalah sebagai berikut : a. Bidan yang tidak mempunyai klinik bersalin

b. Bidan yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap c. Bidan yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian d. Bidan tidak mempunyai pasien bersalin selama penelitian

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin di Wilayah Kerja Kecamatan Percut Sei Tuan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai September 2010 s/d Juni 2011. Yang dimulai dari pengajuan judul, penunjukan pembimbing, seminar proposal proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan sidang KTI.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh surat izin penelitian dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan izin penelitian kepada Camat Kecamatan Percut Sei Tuan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat suka rela. Peneliti membagi lembar persetujuan (Informed Consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.


(40)

Untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan kode tertentu pada masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan pedoman sebagai berikut : 1. Pengetahuan

Pertanyaan tentang pengetahuan bidan dengan bentuk skala Guttman dan terdiri dari 20 pertanyaan. Jawaban pertanyaan adalah pernyataan benar dan salah dengan menggunakan checklist dengan interpretasi penilaian, pemberian skor pengetahuan responden untuk pertanyaan positif (+) pada nomor 1-15 yaitu :

a) Benar diberi skor 1 b) Salah diberi skor 0

Rentang pengetahuan responden untuk pertanyaan negatif (-) pada nomor 16-20 yaitu :

a) Benar diberi skor 0 b) Salah diberi skor 1

Dengan skala penilaian :

a) Pengetahuan baik apabila responden memperoleh skor 15-20 b) Pengetahuan cukup apabila responden memperoleh skor 8-14 c) Pengetahuan kurang apabila responden memperoleh skor 1-7 2. Sikap


(41)

Pertanyaan tentang sikap bidan dengan bentuk skala Likert dan terdiri dari 15 pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan adalah pernyataan setuju (S) dengan skor 2, kurang setuju (KS) dengan skor 1 dan tidak setuju (TS) dengan skor 0. Menjawab pertanyaan menggunakan checklist dengan interpretasi penilaian, pemberian skor sikap responden untuk nomor pertanyaan ganjil (+) yaitu :

a) Setuju diberi skor 2

b) Kurang setuju diberi skor 1 c) Tidak setuju diberi skor 0

Rentang sikap responden untuk nomor pertanyaan genap (-) yaitu : a) Tidak setuju diberi skor 2

b) Kurang setuju diberi skor 1 c) Setuju diberi skor 0

Dengan skala penilaian :

a) Sikap positif jika memperoleh skor ≥16 b) Sikap negatif jika memperoleh skor ≤15 3. Motivasi

Pertanyaan tentang motivasi bidan dengan bentuk skala guttman dan terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan adalah pernyataan benar dan salah dengan menggunakan checklist dengan interpretasi penilaian, pemberian skor motivasi responden untuk nomor pertanyaan ganjil (+) yaitu :

a) Benar diberi skor 1 b) Salah diberi skor 0

Rentang motivasi responden untuk nomor pertanyaan genap (-) yaitu : a) Benar diberi skor 0


(42)

b) Salah diberi skor 1 Dengan skala penilaian :

a) Motivasi baik apabila responden memperoleh skor 8-10 b) Motivasi cukup apabila responden memperoleh skor 4-7 c) Motivasi kurang apabila responden memperoleh skor 1-3 4. Pelaksanaan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)

Pengukuran pelaksanaan APN dinilai dengan membuat lembar checklist 58 langkah APN yang dilakukan bidan.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrumen yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal.

1. Validitas Instrumen

Uji validitas ini dilakukan dengan cara construct validity dan perhitungannya menggunakan program SPSS, untuk kuesioner pengetahuan berjumlah 20 pertanyaan, kuesioner sikap berjumlah 15 pertanyaan, dan kuesioner motivasi berjumlah 10 pertanyaan dinyatakan valid pada taraf kepercayaan 95% terhadap responden 10 orang. Hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran validitas instrumen.

2. Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya penulis melakukan uji reliabilitas instrumen. Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel.


(43)

H. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini, yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Camat Kecamatan Percut Sei Tuan.

3. Responden diperoleh dengan wawancara langsung, kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden.

4. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara suka rela

5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent).

6. Melakukan observasi terlebih dahulu dengan menggunakan lembar checklist apakah termasuk dari kriteria bidan.

7. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden.

8. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

9. Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal dinilai dengan menggunakan lembar checklist


(44)

I. Pengolahan Data

Data-data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data, periksa, diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

2. Coding

Coding data dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap jawaban yang diberikan responden.

3. Transfering

Memindahkan data coding dalam bentuk tabel. 4. Tabulasi Data

Untuk menyusun dan menghitung hasil data serta pengambilan kesimpulan dan dimasukkan dalam Tabel Distribusi Frekuensi.

J. Analisis Data

Langkah analisis yang dilakukan adalah secara univariat di mana variabel penelitian seperti pengetahuan, sikap, dan motivasi hasilnya dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Kemudian dilakukan pembahasan dengan membandingkan hasil penelitian dengan kepustakaan yang ada.


(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan

Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 km2 yang terdiri dari 18 Desa dan 2 Kelurahan. Pusat Pemerintahannya berkedudukan di jalan Medan-Batang Kuis Desa Bandar Klippa. Batas-batasnya :

• Sebelah Utara : Selat Malaka

• Sebelah Timur : Kecamatan Batang Kuis dan pantai Labu • Sebelah Barat : Kecamatan Labuhan Deli dan Kodya Medan • Sebelah Selatan : Kodya Medan

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul “Fakto-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)”, diperoleh hasil yang disajikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Berdasarkan 5.1 dapat dilihat pilihan jawaban responden tentang pengetahuan mayoritas pilihan benar pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 1, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, dan 15 (100%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 17 (40%) dan pilhan salah pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 18 dan 19 (100%).


(46)

Tabel 5.1

Distribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Pengetahuan Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No.

Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20.

Pengisian partograf dimulai pada saat fase aktif atau pembukaan 4 cm

Nyeri pinggang dan mules terus menerus bukanlah tanda dan gejala inpartu

Lima benang merah dalam asuhan persalinan sangat perlu dilakukan kepada klien yang ingin bersalin

Pemeriksaan dalam pada ibu mau bersalin dilakukan setiap 4 jam sekali

Usaha yang paling efektif dalam menolong persalinan adalah mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan mempersiapkan semua peralatan yang telah distrelisasikan Penggunaan alat pelindung diri adalah salah satu pencegahan infeksi

Keluarnya lendir dan darah merupakan tanda dan gejala kala I Indikasi dilakukan amniotomi jika pembukaan lengkap, kepala didasar panggul dan tidak teraba bagian terkecil janin

Penahanan perineum kurang kuat dapat menyebabkan

perineum robek

Tarikan ringan pada kedua sisi kepala bayi ke arah atas adalah untuk melahirkan bahu posterior

Apabila terjadi gawat janin maka episiotomi adalah tindakan yang tepat dilakukan

Persalinan pada primigravida perlu dirujuk jika tetap tidak lahir dalam 120 menit

Yang harus segera terjadi pada kala III persalinan adalah pelepasan plasenta

Mempalpasi abdomen dilakukan pada kala III persalinan guna memastikan bahwa tidak adanya bayi kedua

Suntikan oksitosin diberikan untuk merangsang kontraksi rahim

Plasenta yang terlepas dari dinding uterus karena ibu meneran

Saat uterus berkontraksi, tali pusat ditarik dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus ke arah

dorsokranial

Pada saat PTT, tali pusat terlihat memendek dan tidak terasa adanya pelepasan plasenta, ibu perlu meneran untuk melahirkan plasenta

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit, yang dilakukan adalah menunggu

Uterus lembek bukanlah gejala atonia uterus

20 19 17 18 20 20 20 16 17 17 20 20 20 20 20 6 8 0 0 7 100 95 85 90 100 100 100 80 85 85 100 100 100 100 100 30 40 0 0 35 0 1 3 2 0 0 0 4 3 3 0 0 0 0 0 14 12 20 20 13 0 5 15 10 0 0 0 20 15 15 0 0 0 0 0 70 60 100 100 65


(47)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan bahwa seluruh responden 20 orang (100%) berada pada kategori pengetahuan baik.

Tabel 5.2

Distribusi Responden tentang Pengetahuan Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 20 100

Total 20 100

2. Sikap

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat pilihan jawaban responden mayoritas menjawab setuju pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 5 (55%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 10 (75%), pilihan kurang setuju (KS) pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 1 (95%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 12 (75%) dan pilihan tidak setuju (TS) pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 11 (80%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 4 (85%).


(48)

Tabel 5.3

Disrtribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Sikap Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No. Pertanyaan S KS TS

f % f % f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Bagi saya, penerapan 58 langkah APN secara menyeluruh dan berurutan pada saat menolong persalinan adalah pekerjaan terlalu mudah untuk diterapkan

Bagi saya, melakukan pengisian partograf selalu dimulai pada pembukaan serviks 3 cm pada setiap ibu bersalin

Bagi saya, pemeriksaan dalam selalu dilakukan setiap 4 jam sekali

Bagi saya, jika pembukaan serviks sudah lengkap tetapi ketuban belum pecah sebaiknya ditunggu sampai ketuban pecah

Bagi saya, saat menolong persalinan bidan selalu menggunakan alat yang steril (direbus selama 20 menit)

Bagi saya, tidak perlu mengajarkan cara mengedan dan melakukan komunikasi setiap melakukan tindakan

Bagi saya, memisahkan sampah kering dan basah dalam pencegahan infeksi sangat perlu dilakukan

Bagi saya, jika dikatakan bahwa meneran yang berlebihan dan disertai dengan tenaga yang kuat akan beresiko terhadap robeknya perineum

Bagi saya, dilakukan episiotomi karena adanya gawat janin

Bagi saya, memandikan bayi segera setelah lahir tidak akan mengakibatkan hipotermi pada bayi

Bagi saya, setelah bayi lahir segera dilakukan pengeringan pada seluruh tubuh kecuali kedua tangan

Bagi saya, inisiasi dini melalui skin to skin dilakukan minimal 30 menit segera setelah bayi lahir

Bagi saya, tetes/salep mata selalu diberikan kepada bayi setelah 1 jam kelahiran

Bagi saya, alkohol tidak perlu lagi digunakan untuk disinfektan

Bagi saya, pemasangan gurita pada ibu bersalin tidak perlu untuk dilakukan

0 7 10 0 11 0 10 12 5 15 1 5 0 0 0 0 35 50 0 55 0 50 60 25 75 5 25 0 0 0 19 10 3 3 9 8 10 4 6 3 3 15 10 7 7 95 50 15 15 45 40 50 20 30 15 15 75 50 35 35 1 3 7 17 0 12 0 6 9 2 16 0 10 13 13 5 15 35 85 0 60 0 30 45 10 80 0 50 65 65


(49)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat digambarkan bahwa mayoritas sikap responden berada pada kategori negatif yaitu sebanyak 14 orang (70%).

Tabel 5.4

Distribusi Responden tentang Sikap Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No. Sikap Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Positif Negatif

6 14

30 70

Total 20 100

3. Motivasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat jawaban responden tentang motivasi mayoritas pilihan benar pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 1 (85%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 8 (70%) dan pilihan salah pada pertanyaan positif terdapat pada nomor 7 dan 9 (60%) sedangkan pada pertanyaan negatif terdapat pada nomor 2 (85%).


(50)

Tabel 5.5

Distribusi Jawaban Responden tentang Pertanyaan Motivasi Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No. Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Melakukan asuhan persalinan sesuai dengan protab APN merupakan tanggung jawab seorang bidan

Anda akan member pertolongan persalinan sesuai standar APN jika imbalan sesuai

Menjadi seorang bidan merupakan suatu kebanggaan karena menolong 2 orang nyawa oleh karena itu anda lebih disiplin melaksanakan asuhan persalinan sesuai standar APN

Masyarakat lebih mengindahkan persalinan terdahulu daripada persalinan sekarang yang telah ditetapkan pada APN

Apabila masyarakat senang terhadap cara kerja anda maka anda akan lebih meningkatkan pelayanan sesuai dengan protab APN

Fasilitas APN sangat susah dan mahal untuk diperoleh dan tidak ada barang substitusi yang murah

Pelayanan sesuai dengan protab APN saya terapkan apabila masyarakat telah mampu untuk menerimanya setelah saya beri penjelasan

Menolong persalinan sesuai protab APN tidak akan mencegah AKI dan AKB

Pekerjaan sebagai bidan memerlukan pengetahuan yang up to date karena setiap tahun ada penemuan-penemuan terbaru contohnya perbaharuan protab APN

Pekerjaan sebagai bidan tidak dapat membina hubungan baik dengan masyarakat jika terus menerus cara pelayanan mengikuti penemuan-penemuan terbaru

17 3 15 9 12 13 8 14 8 8 85 15 75 45 60 65 40 70 40 40 3 17 5 11 8 7 12 6 12 12 15 85 25 55 40 35 60 30 60 60

Berdasarkan tabel 5.6 dapat digambarkan bahwa mayoritas motivasi responden berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 13 orang (65%).


(51)

Tabel 5.6

Distribusi Responden tentang Motivasi Bidan dalam Pengaplikasian 58 Langkah APN di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

No. Motivasi Frekuensi Persentasi (%)

1. 2. 3.

Baik Cukup Kurang

4 13

3

20 65 15

Total 20 100

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Kecamatan Percut Sei Tuan”, maka pembahasannya sebagai berikut :

1. Pengetahuan Bidan

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden yaitu bidan yang mempunyai klinik bersalin di Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan semua pengetahuan berada pada kategori baik yaitu 20 responden (100%).

Pada pertanyaan nomor 17 (-) tentang manajemen aktif kala III diperoleh bahwa bidan yang menjawab salah sebanyak 8 orang (40%), hasil peneltian ini tidak sejalan dengan peneltian sebelumnya. Anita (2008) hasil penelitiannya mengatakan bahwa pengetahuan bidan tentang manajemen aktif kala III mayoritas berpengetahuan baik yaitu 35 orang (92,1%) dan hanya 7 orang (7,9%) yang berpengetahuan kurang. Nuriana (2008) hasil penelitiannya mengatakan bahwa responden yang berpendidikan D-III


(52)

Kebidanan tentang pengetahuan APN diperoleh 6 orang (15%) berpengetahuan cukup dan 1 orang (2,5%) yang berpengetahuan kurang dari 40 responden. Padahal Depkes (2004) mengatakan bahwa dengan pengetahuan baik maka bidan akan dapat memberikan pelayanan dengan baik pula dalam asuhan persalinan normal, sehingga pada akhirnya tujuan dari asuhan persalinan normal dapat dicapai dengan optimal.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat tersebut peneliti memperoleh pengetahuan responden baik semua terhadap pengaplikasian 58 langkah APN tetapi dalam pengaplikasian masih kurang dimana masih ada kekurangan dalam pengaplikasian tersebut misalnya dalam langkah melakukan inisiasi dini tidak dilakukan dan memandikan bayi segera setelah lahir masih diterapkan. Dari hasil penelitian ini bahwa perlunya kesadaran masing-masing individu untuk mengaplikasikan pengetahuannya secara benar dan tepat.

2. Sikap Bidan

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden yaitu bidan yang mempunyai klinik bersalin di Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan sebagian besar bersikap negatif yaitu 14 responden (70%).

Pada pertanyaan nomor 5 (+) diperoleh 9 orang (45%) yang menjawab kurang setuju, pertanyaan nomor 10 (-) diperoleh 10 orang menjawab setuju, pada pertanyaan 11 diperoleh 16 orang (80%) menjawab tidak setuju, ini sangat tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya. Anita (2008) hasil penelitiannya mengatakan bahwa hanya 3 orang (7,9%) yang memperoleh sikap kurang setuju terhadap APN dari 39 responden. Asmarizah (2007) hasil penelitiannya mengatakan bahwa hanya 14 orang (28%) yang memperoleh sikap negatif tehadap APN dari 50 responden.


(53)

Menurut Azwar (2009, hal. 5) sikap merupakan respon evaluatif didasarkan pada proses evaluasi diri, yang disimpulkan berupa penilaian positif atau negatif yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003, hal. 121) menjelaskan bahwa sikap merupakan proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan respon yang baik dan nyata ataupun yang potensial dari setiap orang yang berbeda. Dengan kata lain setiap sikap adalah mental manusia untuk bertindak ataupun menentang kearah suatu objek tertentu.

Sikap tenaga kesehatan dalam memberikan pelyanan kesehatan bermutu adalah memberikan kepuasan dan jaminan standar pelayanan sesungguhnya, tetapi hal ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan di atas karena hasil penelitian memperoleh bahwa sikap responden sebagian besar berada pada kategori negatif (70%).

Kurangnya respon positif responden dalam penemuan-penemuan terbaru walaupun responden tahu akan hal itu. Disini kata kesadaran akan pelaksanaan 58 langkah APN masih kurang pada setiap responden, perlunya pengawasan dari pemerintah daerah untuk lebih ditingkatkan agar sikap positif responden terhadap 58 langkah APN timbul sehingga pengaplikasiannya terlaksana dengan baik.

3. Motivasi Bidan

Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden yaitu bidan yang mempunyai klinik bersalin di Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan motivasi bidan sebagian besar berada pada kategori cukup yaitu 13 responden (65%), ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Asmarizah (2007) hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi bidan tentang APN mayoritas berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 19 orang (38%) dari 50 responden.


(54)

Malayu (2009, hal. 218) menjelaskan bahwa motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka bekerja efektif dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat tersebut peneliti memperoleh semakin baik motivasi bidan semakin baik pula pengaplikasian 58 langkah APN. Dengan dibekali motivasi yang baik, bidan dapat melaksanakan langkah-langkah APN dengan benar sehingga bidan mampu untuk memperbaiki kinerja dalam menolong persalinan.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa seluruh responden berpengetahuan baik tetapi untuk pengaplikasian 58 langkah asuhan persalinan normal (APN) belum terlaksana padahal para responden berpendidikan D-III Kebidanan yang mana pada saat menjalani pendidikan telah diajarkan 58 langkah APN.

Sikap ikut menentukan cara bidan untuk mengaplikasikan 58 langkah APN, ini sesuai dengan hasil bahwa sikap para responden terhadap pengaplikasian 58 langkah APN sebagian besar berada pada kategori negatif.

Motivasi bidan dalam pengaplikasian 58 langkah APN sebagian besar berada pada kategori cukup.

B. Saran 1. Bagi Bidan

Dianjurkan agar meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan persalinan, bidan mengikuti 58 langkah yang telah ditetapkan dalam protab Asuhan Persalinan Normal (APN) sehingga dapat mendeteksi dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam proses persalinan.

Dalam meningkatkan pelaksanaan APN dengan baik bidan harus merubah sikap-sikap yang mempengaruhi dirinya dalam pengaplikasian APN yang benar sehingga tidak


(56)

monoton dengan persalinan terdahulu yang menurut mereka mudah dan cepat cara kerjanya.

2. Bagi Peneliti Lainnya

Dianjurkan untuk menyempurnakan penelitian ini, dengan melakukan penelitian lanjutan tentang Asuhan Persalinan Normal baik di Daerah Deli Serdang maupun di daerah lainnya dengan variabel yang berbeda.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S, 2009, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar. Anita, 2007, Hubungan Kompetensi Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan

Normal di Kabupaten Aceh Besar, Medan : USU, 88.

Depkes RI, 2000, Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan, Jakarta : JNPK-KR. ________, 2002Program Safe Motherhood di Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat.

_________, 2006, Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Jakarta : JNPK-KR. _________, 2007, Asuhan Esensial Persalinan, Jakarta : JNPK-KR.

_________, 2008, Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Jakarta : JNPK-KR.

Estiwidani, D, Meilani, N, Widyasih, H, & Widyastuti, Y, 2008, Konsep Kebidanan, Yogyakarta : Fitramaya.

Gibson, J, L, 2003, Organisasi Perilaku, Struktur, Proses, Jilid I, Edisi VIII, Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Manik, M, Sitohang, NA, Asiah, N, 2010, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan : Fakultas Keperawatan USU.

Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. _____________, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Nuriana, 2008, Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta yang

Sudah Mengikuti Pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat, Medan : USU, 43.

Robbins, SP, 1996, Perilaku Organisasi, Jakarta : PT. Prenhallindo

Saifuddin, AB, 2009, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Sofyan, M, Madjid, MA, & Siahaan, R, 2006, Bidan Menyongsong Masa Depan, Jakarta : PP IBI.


(58)

Wiknjosastro, H, 2005, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wattimena, M, 2008, Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat, Semarang : Universitas Diponegoro, 4-5.

Yanti & Eko, N, 2010, Etika Profesi dan Hukum Kebidanan, Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Zein, AY & Wahyuningsih, HP, 2005, Etika Profesi Kebidanan, Cetakan Kedua, Yogyakarta : Fitramaya.


(59)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fatimah Sari Harahap

Nim : 105102048

Status : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun 2010/2011

Judul Penelitian : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011

Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, maka melalui surat ini saya mohon kesediaan saudara menjadi responden. Penelitian ini tidak merugikan saudara sebagai responden. Semua informasi dan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian dan juga saya mohon kepada saudara untuk menjawab yang ada pada kuesioner ini dengan sejujurnya.

Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2011 Partisipan Hormat Saya

(Responden) (Fatimah Sari Harahap) Lampiran 1


(60)

KUESIONER PENELITIAN

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) Terhadap Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Di Kecamatan Percut Sei Tuan

No. Responden : ……….(Diisi oleh peneliti) A. Petunjuk Pengisian :

1. Berikut adalah pertanyaan tentang pengetahuan bidan

2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut saudari. Berilah salah satu tanda “ √ ” pada kolom dibawah ini.

3. Apabila saudari mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah.

No. Pernyataan Benar Salah Skor

1.

2.

3.

4.

5.

Pengisian partograf dimulai pada saat fase aktif atau pembukaan 4 cm

Nyeri pinggang dan mules terus menerus bukanlah tanda dan gejala inpartu

Lima benang merah dalam asuhan persalinan sangat perlu dilakukan kepada klien yang ingin bersalin Pemeriksaan dalam pada ibu mau bersalin dilakukan setiap 4 jam sekali

Usaha yang paling efektif dalam menolong persalinan adalah mencuci tangan di air mengalir dan


(61)

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

mempersiapkan semua peralatan yang telah disterilisasi Penggunaan alat pelindung diri adalah salah satu pencegahan infeksi

Keluarnya lendir dan darah merupakan tanda dan gejala kala I

Indikasi dilakukan amniotomi jika pembukaan lengkap, kepala didasar panggul dan tidak teraba bagian terkecil janin

Penahanan perineum kurang kuat dapat menyebabkan perineum robek

Tarikan ringan pada kedua sisi kepala bayi ke arah atas adalah untuk melahirkan bahu posterior

Apabila terjadi gawat janin maka episotomi adalah tindakan yang tepat dilakukan

Persalinan pada primigravida perlu dirujuk jika tetap tidak lahir dalam 120 menit

Yang harus segera terjadi pada kala III persalinan adalah pelepasan plasenta

Mempalpasi abdomen dilakukan pada kala III

persalinan guna memastikan bahwa tidak adanya bayi kedua

Suntikan oksitosin diberikan untuk merangsang kontraksi rahim


(62)

17.

18.

19.

20.

meneran

Saat uterus berkontraksi, tali pusat ditarik dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus kearah dorsokranial

Pada saat PTT, tali pusat terlihat memendek dan tidak terasa adanya pelepasan plasenta, ibu perlu meneran untuk melahirkan plasenta

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit, yang dilakukan adalah menunggu


(63)

B. Petunjuk Pengisian :

1. Berikut adalah kuesioner tentang sikap bidan

2. Jawablah pertanyaan dengan memilih pernyataan sesuai dengan sikap yang saudari miliki berkaitan dengan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal. Berilah salah tanda “ √ “ pada kolom dibawah ini. Keterangan :

a. S = Sangat Setuju b. KS = Kurang Setuju c. TS = Tidak Setuju

3. Apabila anda mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah.

No. Pernyataan S KS TS

1. Bagi saya, penerapan 58 langkah APN secara menyeluruh dan berurutan pada saat menolong persalinan adalah pekerjaan terlalu mudah untuk diterapkan

2. Bagi saya, melakukan pengisian partograf selalu dimulai pada pembukaan serviks 3 cm pada setiap ibu bersalin

3. Bagi saya, pemeriksaan dalam selalu dilakukan setiap 4 jam sekali

4. Bagi saya, jika pembukaan serviks sudah lengkap tetapi ketuban belum pecah sebaiknya ditunggu sampai ketuban pecah

5. Bagi saya, saat menolong persalinan bidan selalu menggunakan alat yang steril (direbus selama 20 menit)


(64)

6. Bagi saya, tidak perlu mengajarkan cara mengedan dan melakukan komunikasi setiap melakukan tindakan 7. Bagi saya memisahkan sampah kering dan basah dalam

pencegahan infeksi sangat perlu dilakukan

8. Bagi saya, jika dikatakan bahwa meneran dengan berlebihan dan disertai dengan tenaga yang kuat akan beresiko terhadap robeknya perineum

9. Bagi saya, dilakukannya episiotomi karena adanya gawat janin 10. Bagi saya, memandikan bayi segera setelah lahir tidak akan

mengakibatkan hipotermi pada bayi

11. Bagi saya, setelah bayi lahir segera dilakukan pengeringan pada seluruh tubuh kecuali kedua tangan

12. Bagi saya, inisiasi dini melalui skin to skin dilakukan minimal 30 menit segera setelah bayi lahir

13. Bagi saya, tetes/salep mata selalu diberikan kepada bayi setelah 1 jam kelahiran

14. Bagi saya, alkohol tidak perlu lagi digunakan untuk disenfektan

15. Bagi saya, pemasangan gurita pada ibu bersalin tidak perlu untuk dilakukan


(65)

C. Petunjuk Pengisian:

1. Berikut adalah kuesioner tentang motivasi bidan

2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut saudari. Berilah salah satu tanda “ √ ” pada kolom dibawah ini.

3. Apabila saudari mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah.

No. Pertanyaan Benar Salah Skor

1. Melakukan asuhan persalinan sesuai dengan protab APN merupakan tanggung jawab seorang bidan 2. Anda akan memberikan pertolongan persalinan

sesuai standar APN jika imbalan sesuai

3. Menjadi seorang bidan merupakan suatu kebanggaan karena menolong 2 orang nyawa oleh karena itu anda lebih disiplin melaksanakan asuhan persalinan sesuai dengan protab APN

4. Masyarakat lebih mengindahkan cara persalinan dahulu daripada secara APN

5. Apabila masyarakat senang terhadap cara kerja anda maka anda akan lebih meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar APN

6. Fasilitas APN sangat susah dan mahal untuk

diperoleh dan tidak ada barang substitusi yang sesuai 7. Pelayanan sesuai protab APN saya terapkan apabila


(66)

masyarakat telah mampu untuk menerimanya setelah saya beri penjelasan

8. Menolong persalinan sesuai dengan protab APN tidak akan mencegah AKI dan AKB

9. Perkerjaan sebagai bidan memerlukan pengetahuan yang up to date karena setiap tahun ada penemuan-penemuan terbaru contohnya perbaharuan protab APN

10. Pekerjaan sebagai bidan tidak dapat membina

hubungan baik dengan masyarakat jika terus menerus cara pelayanan mengikuti penemuan-penemuan terbaru


(67)

D. Format 58 Langkah pada Pertolongan Persalinan Normal Berdasarkan Standar Asuhan Persalinan Normal

Kriteria Penilaian :

Nilai 2 : Jika setiap langkah dikerjakan dengan benar dan tepat tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan

Nilai 1 : Jika setiap langkah dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan urutan

Nilai 0 : Jika setiap langkah tidak dikerjakan

No. Kegiatan Skor

1.

I.Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua • Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan pada vaginanya

Perineum menonjol

Vulva dan sfingter ani membuka

2.

II.Menyiapkan Pertolongan Persalinan

Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan esensial untuk persalinan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3. Memakai celemek plastic

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan


(68)

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Menyedot oksitosin kedalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali dipartus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

7.

III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT, jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan

kebelakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar kedalam larutan dekontaminasi).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, untuk melakukan pemeriksaan dalam guna memastikan pembukaan serviks sudah lengkap

• Bila pembukaaan sudah lengkap sedangkan ketuban belum pecah lakukan amniotomi

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai saarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan


(69)

kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).

• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

• Mendokumentasikan hasil pemeriksaan DJJ dan semua hasil-hasil asuhan yang diberikan pada partograf.

11.

IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran

Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman dan sesuai keinginannya.

• Menunggu ibu hingga ada keinginan untuk meneran

• Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan

• Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran

12. Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam menyiapkan posisi untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia nyaman)


(70)

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :

• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu ada keinginan untuk meneran

• Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginannya

(tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang)

• Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

• Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada ibu

• Menganjurkan asupan cairan per oral • Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

meneran dalam 120 menit (2 jam) untuk primipara atau 60 menit (1 jam) untuk multipara maka segera rujuk

14.

V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi 15. Meletakkan kain segi tiga dibawah bokong ibu

16. Membuka tutup partus set

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18

VI. Menolong kelahiran Bayi


(71)

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi. Membiarkan kepala lahir dengan perlahan-lahan.

Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas pendek-pendek.

Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi dengan penghidap Dee lee steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

19. Dengan lembut menyeka mulut, muka dan hidung bayi dengan kasa atau kain bersih

20. Memeriksa ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :

• Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi

• Jika tali pusat melilit janin dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya

21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan 22. Setelah kepala bayi melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua

tangan secara biparietal pada kepala bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis dan kemudian menarik lembut ke arah atas dan keluar untuk melahirkan bahu posterior


(72)

23. Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewat perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung bayi dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati mebantu kelahiran kaki bayi

25.

VII. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menilai bayi dengan cepat, dengan menjawab 3 pertanyaan. Sambil melakukan penilaian bayi diletakkan diatas perut ibu

• Apakah bayi menangis kuat?

• Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan? • Apakah bayi bergerak aktif?

26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi kedua dalam uterus.


(1)

57. Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir 58. Melengkapi partograf


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Data Pribadi

Nama : Fatimah Sari Harahap

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Pasar binanga, 27 September 1987

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Nama Ayah : H. Yahya Ismail Harahap

Nama Ibu : Hj. Siti Lamsuri Hasibuan

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat lengkap : Jl. A. Yani No.2 Pasar Binanga Kecamatan Barumun

Tengah Kabupaten Padang Lawas Sumut 22755

HP : 085276314623

Email :

Pendidikan >> Formal

1993-1999 : SDN 2 Barumun Tengah

1999-2002 : SLTPN 1 Barumun Tengah

2002-2006 : SMA swasta Galih Agung (Pesantren Darul Arafah)

2006-2009 : D-III Kebidanan Flora Medan

2010-2011 : D-IV Bidan Pendidik


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008

1 73 65

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008

0 45 71

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

1 39 93

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

Untuk melakukan asuhan persalinan normal

0 0 4

Cover Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

0 0 11

Chapter I Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

0 0 7

Chapter II Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

0 0 21

Reference Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

0 0 2

Appendix Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

0 0 22