4.4.1 Nervus Injuri Cedera nervus dalam operasi ortognatik dapat disebabkan oleh trauma secara
tidak langsung, seperti kompresi oleh edema bedah, atau trauma secara langsung, seperti kompresi, robek atau terpotong dengan instrumen bedah atau peregangan
selama manipulasi osteotomi segmental. Seddon 1943 mengklasifikasikan defisit neurosensorik dan motor menjadi tiga kategori untuk menggambarkan jenis
morfofisiologi cedera nervus mekanis yaitu neuropraxia, axonotmesis dan neurotmesis.
21
Neuropraxia adalah bentuk cedera yang paling ringan dan digambarkan sebagai kerusakan selubung mielin secara lokal tanpa kecacatan yang kontinuitas.
Mayoritas cedera nervus alveolar inferior IAN setelah osteotomi bilateral sagital split pada mandibula BSSO adalah neuropraxias dan mungkin disebabkan oleh
manipulasi saraf, traksi atau kompresi. Sensasi normal atau fungsi biasanya sembuh dalam waktu dua bulan.
21
Axonotmesis ditandai dengan gangguan dan kerusakan pada akson dan selubung mielin tanpa gangguan pada perineurium atau epineurium. Hal ini
disebabkan kerusakan yang lebih besar atau lebih lama, dan defisit neurosensorik lebih lama dan lebih mendalam daripada di neuropraxia.
21
Neurotmesis adalah gangguan yang parah pada batang saraf, yang dapat menyebabkan defisit neurosensorik yang mendalam dan mungkin permanen.
Cedera nervus fasialis dalam bedah ortognatik jarang terjadi, namun konsekuensi dari cedera tersebut dapat merugikan pasien. Kerusakan pada cabang
Universitas Sumatera Utara
mandibula marginal nervus fasialis merupakan komplikasi dari pendekatan ekstraoral terhadap ramus mandibula atau angulus, tetapi pendekatan ini dalam bedah
ortognatik jarang terjadi. Nervus fasial telah dilaporkan mengalami kerusakan di osteotomi subkondilar intraoral vertikal dan dalam prosedur kemunduran BSSO
dengan kejadian kurang dari 1. Mekanisme trauma dianggap telah kompresi disebabkan oleh retraktor belakang patah tulang, ramus posterior dari proses stiloid
dan tekanan langsung sebagai akibat dari kemunduran segmen distal.
21
Gangguan pada saraf neurosensorik palatina dan infraorbital kemungkinan besar terjadi setelah osteotomi rahang atas. Insiden gangguan kepekaan yang lama
telah dilaporkan lebih rendah dari 4, dan mereka sepertinya tidak mengganggu pasien.
21
4.4.2. Komplikasi Pada TMJ .