BAB 1 PENDAHULUAN
Terdapat bukti yang meyakinkan tentang hubungan antara kelainan tulang wajah dan maloklusi, termasuk Kelas II, Kelas III dan open bite. Sebuah korelasi
yang kuat telah dibuktikan antara keadaan oklusi pasien dan efisiensi mengunyahnya.
1
Tidak ada epidemiologi data yang tepat mengenai kelainan dentofasial pada populasi dewasa, tetapi Proffit dan White 1991 memperkirakan, berdasarkan pada
studi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat dari tahun 1960-an, bahwa prevalensi maloklusi skeletal Kelas II di Amerika Serikat adalah sekitar 10, di
mana sekitar 3 di antaranya cukup parah dan pada usia yang tepat untuk melakukan operasi, sebagian besar daripadanya 70 merupakan indikasi untuk bedah
mandibula.
2
Telah diketahui bahwa terdapat berbagai macam klasifikasi maloklusi dan variasi-variasinya dengan kasus yang ringan sampai parah, yang melibatkan dental
saja, skeletal saja atau kombinasi keduanya. Salah satu maloklusi yang parah dan cukup sering kita jumpai adalah open bite anterior. Pada penanganan seluruh
maloklusi, perlu diketahui penyebabnya sehingga kita dapat menangani kasus tersebut dengan maksimal. Untuk kasus maloklusi open bite anterior terdapat
beberapa faktor yang terkait di dalamnya yakni faktor dental, skeletal ataupun kombinasi keduanya. Selain faktor-faktor di atas jenis maloklusi ini sering
berhubungan dengan kebiasaan buruk yaitu menghisap ibu jari, menjulurkan lidah
Universitas Sumatera Utara
dan kebiasaan bernapas melalui mulut. Berdasarkan masing-masing penyebab, maloklusi mempunyai penanganannya tersendiri supaya hasilnya maksimal.
3
Pada kasus protrusi anterior maksila juga termasuk dalam klasifikasi maloklusi. Dimana komplikasi dapat terjadi karena hubungan kelainan skeletal pada
maksila dan mandibula yang abnormal.Pada kasus ini dapat terlihat juga proklinasi maksila anterior. Faktor-faktor yang terlibat dalam maloklusi ini adalah faktor
prenatal, faktor natal dan faktor postnatal.
4
Bedah ortognatik merupakan prosedur bedah mayor yang sering dilakukan bersama terapi ortodontik untuk mengkoreksi kelainan dentofasial atau kelainan
skeletal yang parah pada maksila atau mandibula. Menggabungkan bedah ortognatik dengan perawatan ortodontik adalah tindakan yang logis.
5
Bedah ortognatik menyediakan metode mengkoreksi displasia skeletal dan mengikuti fase prabedah
dari perawatan ortodontik untuk memperbaiki komponen dentoalveolar pada maloklusi. Prosedur bedah ortognatik pada protrusi anterior maksila hanya dilakukan
pada rahang atas manakala pada open bite anterior prosedur bedahnya dilakukan pada satu atau kedua-dua rahang atas dan bawah.
4
Penulisan ini bertujuan menguraikan secara garis besar mengenai penatalaksanaan bedah ortognatik pada maloklusi protrusi dan open bite anterior.
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR