Prabedah Ortodonti Prabedah 1 Evaluasi Prabedah

Studi model juga sangat membantu dalam evaluasi oklusi dari segala arah. Ia digunakan untuk menilai perbedaan antar lengkungan dan intra-arch. Sendi temporomandibular dievaluasi dengan cara inspeksi, palpasi auskulasi, dan dengan pemeriksaan radiografi untuk mengevaluasi gerakan dan patologi. 4

4.1.2 Prabedah Ortodonti

Tujuan dari pra-bedah ortodontik adalah untuk mempersiapkan pasien untuk operasi ortognatik dan tidak membuat hubungan oklusal seideal mungkin. Prosedur berikut ini dilakukan selaras dengan pra-bedah ortodonti 1. Susunan gigi dalam lengkungan rahang : Diastema dan rotasi dirawat selama perawatan ortodontik prabedah. Koreksi sederhana dapat dicapai dengan alat ortodonti lepas. Namun fixed appliances lebih disukai karena menawarkan kontrol yang lebih baik dan mungkin untuk menyelaraskan beberapa gigi. Ruang yang diperlukan untuk pergerakkan gigi dapat diperoleh dengan ekstraksi. Ekstraksi selama ortodonsi prabedah umumnya dilakukan untuk mengurangi kasus berjejal tahap sedang maupun parah dalam lengkung gigi dan untuk memudahkan prosedur pemotongan tulang segmental. 18 2. Inklinasi insisivus : gigi seri atas yang protrusi dalam Kelas II, divisi I ,kemungkinan perlu ditarik kembali ke gigi seri aksial lebih ke inklinasi normal. Manakala pada klas II divisi 2 terjadi retrognatik dan harus diperbaiki menjadi protrusi . 18 Universitas Sumatera Utara 3. Dekompansasi : Sering sekali keparahan skeletal rahang dikompensasi oleh perubahan kemiringan aksial pada gigi anterior. Sebagai contoh, retrognatik mandibula berhubungan dengan protrusi anterior bawah untuk sebagian diimbangi perbedaan rangka. Kelas III dengan mandibula protrusi biasanya menunjukkan gigi seri bawah inklinasi secara lingual untuk mengimbangi hubungan rangka. Prabedah ortodontik harus membetulkan posisi ini untuk posisi gigi yang benar diatas tulang pendukungnya. Prosedur ini disebut dekompensasi. 4 4. Kestabilan archwire: pasien mendekati akhir persiapan ortodontik untuk operasi, akan sangat membantu untuk mengambil foto ronsen dan memeriksa model untuk kompatibilitas oklusal. Gangguan yang kecil secara signifikan dapat menghambat gerakan bedah. Ketika penyesuaian ortodontik akhir ini telah dibuat, archwires harus ditempatkan setidaknya 4 minggu sebelum operasi, sehingga mereka pasif ketika melakukan foto ronsen untuk pentunjuk bedah biasanya 1 sampai 2 minggu sebelum operasi. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak akan ada pergerakan gigi yang akan menjadi hambatan dan merusak hasil bedah. 17 4..2 Prosedur Bedah 4.2.1 Pembedahan Osteotomi Segmental Anterior Prosedur ini dilakukan dengan anestesi umum dengan intubasi nasal, yaitu infiltrasi lokal dengan HCl lignocaine 2 dengan adrenalin 1:80000 seperti yang dilakukan di daerah anterior rahang atas. Insisi vertikal mukoperiosteal dibuat di Universitas Sumatera Utara daerah bikuspid bilateral, dimana telah dilakukan pencabutan sebelumnya premolar 1 atas bilateral dicabut keduanya. 19 Insisi menembus subperiosteal, membedah maju ke tepi piriform sekitar 5mm di atas tingkat puncak gigi gigi taring. Korteks bukal tulang dipotong dengan gergaji berosilasi atau bur fisur, pertama secara vertikal dan distal ke gigi taring dan kemudian secara horizontal ke tepi piriform di atas apeks gigi. Osteotomi secara bilateral selesai. 19,20 Gambar 7. Insisi vertikal ditempatkan pada area kaninus, flep tercermin dan potongan tulang terbuat dari daerah premolar pertama untuk batas lateral bukaan pyriform, jauh di atas apeks akar dari kaninus. Mani V. Surgical correction of facial deformities.Mosby: Jaypee medical,2010: 112-4 Sebuah insisi dibuat melintang pada palatal dan jaringan palatal posterior akan terlihat untuk memungkinkan ahli bedah menyelesaikan osteotomi palatal secara melintang. 19,20 Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Midline sagital insisi dibuat untuk mengakses palatum untuk osteotomi. Mani V. Surgical correction of facial deformities.Mosby: Jaypee medical,2010: 112-4 Insisi vertikal pendek dibuat langsung di atas tulang hidung anterior. Diseksi minimal pada jaringan lunak dilakukan untuk memungkinkan penempatan osteotomi untuk memisahkan premaksila dari septum hidung. Segmen premaksila sekarang bisa diputar ke arah superior pada jaringan lunak, memungkinkan ahli bedah untuk mengakses langsung ke situs osteotomi untuk pemotongan. 19,20 Ketika segmen dapat ditempatkan dalam posisi yang direncanakan sebelumnya, keadaan ini distabilkan dengan kawat ortodontik yaitu fiksasi intermaksilari serta pelindung ortodonti. Kemudian dilakukan penjahitan pada jaringan mukosa dan submukosa untuk menutup bekas pembukaan operasi dengan jahitan sintesis yang absorbel. 19,20 Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Anterior rahang atas osteotomi sehubungan dengan Le Fort I osteotomi Adiagram B foto. Mani V. Surgical correction of facial deformities.Mosby:Jaypee medical,2010: 112-4 Terdapat modifikasi dari teknik pembedahan segmental anterior maksila yaitu pembedahan secara subapical anterior maxillary segmental osteotomy. 22 Prosedur awalnya sama seperti segmental anterior maksila kemudian dilanjutkan dengan insisi secara vertikal yang merentasi soket alveolar gigi premolar yang diekstraksi pada kedua sisi. Agar hujung akar gigi yang berada dekat dengan dinding sinus maksila anterior dan piriform aperture pada bagian inferior tidak terganggu saat insisi, osteotomi yang mendatar dilakukan, titik-tiitk ditandai dengan selang 3mm di atas daerah hujung akar tersebut dengan menggunakan bur fisur. Dengan berdasarkan titik-titik ini, osteotomi secara mendatar dilakukan dalam bentuk tanduk banteng di antara apeks gigi anterior dan piriform aperture. Osteotomi ini akan bersambung dengan osteotomi vertikal yang dibuat antara kedua-dua sisi. Setelah melakukan mobilisasi, balok tulang dentoalveolar anterior dihaluskan menggunakan bur vulkanit dan selanjutnya posisikannya pada prefabrikasi oklusal splint. Setelah difiksasi kuat dengan miniplates, penutupan luka bekas operasi Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan bahan absorbel. Osteotomi ini dimodifikasi agar tidak mempengaruhi lebar dasar alar, tulang belakang hidung anterior dan septum nasal karena pelestarian tepi inferior dari aperture piriform. 22 Gambar 10. Skematik SAMSO menampilkan garis bergelombang osteotomi horisontal 3-mm di atas kaninus dan apeks gigi. Diseksi subperiosteal dan osteotomy horisontal dilakukan lebih rendah daripada tulang belakang hidung dan aperture Piriform. Wu et al. Subapical anterior maxillary segmental steotomy: A modified surgical approach to treat maxillary protrusion. The journal of craniofacial surgery. vol 211,Januari 2010:97-100

4.2.2 Pembedahan Osteotomi Mandibula Subapikal Anterior