paling sedikit sebesar 25. Onset of action yang paling singkat adalah Classical IANB metode Fischer yaitu 2,15 menit, sedangkan untuk duration of action yang
paling lama adalah Gow-Gates Technique selama 69,3 menit.
5
Berdasarkan hasil penelitian Sobhan Mishra yang membandingkan antara metode direct IANB dan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block, didapatkan bahwa
96 syaraf inferior alveolar berhasil dianestesi, dan 100 syaraf lingual dan bukal berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan dengan metode direct IANB.
Sedangkan pada teknik Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block, 84 syaraf inferior alveolar dan syaraf lingual berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan, sedangkan
80 syaraf bukal berhasil dianestesi dengan sekali penyuntikan.
14
2.4.1 Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer
Inferior Alveolar Nervus Block atau yang sering juga disebut dengan blok mandibula merupakan metode anestesi lokal blok mandibula yang sering digunakan
di kedokteran gigi. Metode Inferior Alveolar Nervus Block dibagi menjadi dua
metode yaitu direct IANB dan indirect IANB. Metode Indirect IANB sering juga disebut dengan metode Fischer atau fissure 1-2-3 technique dengan penambahan
anestesi syaraf bukal.
2,6
Metode ini menganestesi nervus inferior alveolar, nervus incisive, nervus mental, dan nervus lingual. Nervus buccal juga bisa ditambahkan dalam beberapa
prosedur yang melibatkan jaringan lunak di daerah posterior bukal. Daerah yang dianestesi dengan metode ini adalah gigi mandibula sampai ke midline, body of
mandible, bagian inferior dari ramus, mukoperiosteum bukal, membrane mukosa anterior sampai daerah gigi molar satu mandibula, 23 anterior lidah dan dasar dari
kavitas oral, jaringan lunak bagian lingual dan periosteum, external oblique ridge, dan internal oblique ridge.
2,6
Indikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah untuk prosedur pencabutan beberapa gigi mandibula dalam satu kuadran, prosdur pembedahan yang melibatkan
jaringan lunak bagian bukal anterior sampai molar satu serta jaringan lunak bagian lingual. Kontraindikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah pasien yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Ilustrasi
Inferior Alveolar Nervus Block
.
16
infeksi atau inflamasi akut pada daerah penyuntikan serta pasien dengan gangguan kontrol motorik menggigit bibir atau lidah secara tiba tiba.
6
2.4.2 Prosedur Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer
1,3,5,16,17,18
1. Pasien didudukkan dengan posisi semisupine atau setengah telentang.
2. Intruksikan pasien untuk membuka mulut selebar mungkin agar
mendapatkan akses yang jelas ke mulut pasien. Posisi diatur sedemikian rupa agar ketika membuka mulut, oklusal dari mandibula pasien sejajar dengan
lantai. 3.
Posisi operator berada pada arah jam 8 dan menghadap pasien untuk rahang kanan mandibula, sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator
berada pada arah jam 10 dan menghadap ke pasien.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Posisi operator untuk mandibula kiri dan kanan.
6
4. Jarum 25 gauge direkomendasikan untuk pasien dewasa dengan panjang
jarum sekitar 42 mm atau 1,625 inchi. Hal ini diperlukan karena bagian jarum yang masuk ke jaringan adalah sekitar 20 mm.
5. Aplikasikan antiseptik di daerah trigonom retromolar.
6. Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral
dan palpasi linea oblique eksterna pada ramus mandibula, kemudian telunjuk digeser ke median untuk mencari linea oblique interna. Ujung lengkung
kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada di bidang oklusal gigi rahang bawah.
7. Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak
dianestesi tepatnya dari regio premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke tulang sampai jarum kontak dengan tulang Posisi I. Arah jarum hampir
tegak lurus dengan tulang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Posisi jarum di foramen mandibula.
5,15
Gambar 7. Insersi spuit pada anestesi lokal blok mandibula.
15
8. Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan
jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis Posisi II.
9. Spuit digeser ke arah posisi I tapi tidak penuh sampai sekitar region kaninus
lalu jarum ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk
menganestesi N. Alveolaris inferior Posisi III. Setelah selesai spuit ditarik kembali.
Metode Fischer sering juga dimodifikasi dengan penambahan anestesi untuk syaraf bukal setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit
sebelum jarum lepas dari mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser kelateral ke daerah trigonom retromolar, aspirasi dan bila negatif keluarkan
Universitas Sumatera Utara
anestetik sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi syaraf bukal dan kemudian spuit ditarik keluar.
2.4.3 Keberhasilan Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer