51
learning commons harus didesain dengan cara memfasilitasi kebutuhan pemustaka dan mendorong pemustaka untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di
perpustakaan perguruan tinggi guna mendukung kegiatan akademik. Lebih lanjut Bennet juga mengatakan bahwa learning commons adalah menjadikan ruang
perpustakaan memiliki nilai bukan hanya dari penyediaan informasi tetapi juga dengan adanya kegiatan pembelajaran yang kolaboratif.
Penerapan konsep learning commons di perpustakaan tentunya memberikan manfaat baik bagi perpustakaan, fakultas, dan pemustaka itu sendiri.
Tersedianya area beserta dengan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran akan sangat memberikan manfaat bagi kegiatan pembelajaran. Bodnar 2009: 403-
409 melakukan penelitian tentang manfaat learning commons yang diterapkan di perpustakaan Georgia Institute of Technology Library and Information Center.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa learning commons yang didesain di perpustakaan salah satunya dengan menyediakan area untuk mendukung kegiatan
pembelajaran telah memberikan manfaat bagi semua pihak terkait.
2.3 Kerangka Pemikiran
Melihat perpustakaan perguruan tinggi saat ini mulai banyak yang melakukan pengembangan dan penambahan ruang dan fasilitas, kondisi ini
kemudian menjadi daya tarik untuk mengetahui bagaimana dan sebagai apakah ruang-ruang tersebut difungsikan serta alasan apakah yang mendasari
perpustakaan melakukan perubahan tersebut.
Universitas Gadjah
Mada
Yogyakarta
Author: Deasy
Kumalawati
52
Kehidupan manusia saat ini memang tidak bisa lepas dari hadirnya teknologi internet yang membuat pemustaka tidak lagi menjadikan perpustakaan
sebagai tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan perpustakaan tentang bagaimana cara untuk
mengajak dan menarik minat generasi internet tetap berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan dengan maksimal. Pemustaka saat ini nampaknya
menyukai berada di tempat yang nyaman untuk berkumpul bersama rekannya ataupun hanya sendiri dan menikmati waktu bersama perangkat elektroniknya.
Kondisi seperti ini yang kemudian direspon oleh perpustakaan untuk memaksimalkan pemanfaatan fungsi ruang yang ada di perpustakaan sebagai
salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pemustaka terhadap ruang dan mewadahi masyarakat akademik melakukan berbagai kegiatan di dalam
perpustakaan. Upaya yang kemudian dilakukan oleh perpustakaan adalah menciptakan
perpustakaan yang bukan hanya sebagai tempat menyimpan koleksi untuk mendukung pembelajaran tetapi juga menjadikan perpustakaan sebagai tempat
terselenggaranya proses pembelajaran dengan menyediakan area dan fasilitas untuk memberikan tempat bagi pemustaka beraktifitas di perpustakaan. Melalui
penelitian ini, peneliti akan mengungkap bagaimana Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya memanfaatkan ruang perpustakaan dan
difungsikan sebagai apakah ruang-ruang tersebut serta layanan dan fasilitas apakah yang disediakan dengan berbasis learning commons yang meliputi aspek
Universitas Gadjah
Mada
Yogyakarta
Author: Deasy
Kumalawati
53
library as place, library as „one-stop shopping‟ dan library as community hub.
Secara garis besar konsep pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Gadjah
Mada
Yogyakarta
Author: Deasy
Kumalawati
54
Gambar 2.1 Model Penelitian
Fungsi Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi Berbasis Learning Commons
Library as Learning Place
Library as „One-Stop Shopping‟
Library as Community Hub
Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya Perpustakaan Universitas
Kristen Petra Surabaya
Learning Commons
Universitas Gadjah
Mada
Yogyakarta
Author: Deasy
Kumalawati
55
2.4 Definisi Operasional Konsep