Diskripsi vendor PENERAPAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 81 e. Mengelola rumah tangga kantor, pengaturan kendaraan serta membantu pelaksanaan kehumasan. f. Merencanakan pengembangan atau pembinaan sumber daya manusia. g. Mengatur pelaksanaan pembinaan kesejahteraan pegawai. h. Membuat rencana pendidikan dan pelatihan pegawai yang diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja SDM. i. Melakukan evaluasi keseluruhan maupun secara parsial terhadap sistem dan prosedur kerja yang ada serta mengusulkan perbaikan yang diperlukan. j. Melakukan evaluasi standar kemampuan pegawai yang mungkin berubah akibat perubahan pelaksanaan kerja maupun perubahan teknologi yang ada yang diperlukan.

B. Diskripsi vendor

Ø PT. Sandhy Putramakmur Berdasarkan undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan dan undang-undang nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas. Dan Kep Men 101MenVI2004. Tgl 21 juni 2004. tentang ijin mendirikan vendor. Nomor TDP 11.01.1.51.01952. NPWP 01.342.312.4.508.000. Alamat jalan sriwijaya No. 4, Kec. Candisari, Semarang. Kantor di surakarta berada di PT. Telkom. organisasi dan management perusahaan serta personol penanggung jawab perusahaan dilapangan commit to user 82 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Sandhy Putramakmur Monthy AG Kainde pimpinan cabang Elly R Inditor Ronny Hermawan manager SDM Suhanto HP POH. Man. OPSAR Teguh B Manager Kug M. Hasyim SBNI Sri Hartati Spv UPT Solo Ka. Sub Anggota Anggota Anggota anggota Ka. Kelompok commit to user 83 Ø PT. Mulyo Agung Solo PT. Mulyo Agung solo bergerak dibidang instalateur, kontraktor, supplier, dan pengadaan barang. Alamat Gambiran RT 06XIII, Kadipiro, Surakarta. Gambar 4.2 Gambar Struktur organisasi lapangan PT. Mulyo Agung Solo Sri mulyono direktur Sri Mulyono png. jwb teknik Suparyo sekretaris Endah Nurmaya bendahara Kasemo staff teknik Upj jatisrono Waluyo staff teknik Upj ska kota P. Budi staff teknik Upj sragen Agus s. staff teknik Upj smber lwng yanto staff teknik Upj krtsura Sunarno pelaksana pekerja pekerja Sugeng Cipto W mandor Suratmi administrasi Agus Supriyadi koordinator widodo logistik Sunarto staff teknik Upj Skoharjo Sri W. staff teknik Upj manhan munanjar staff teknik Upj palur maryanto staff teknik Upj krnganyar Pardi staff teknik Upj Grogol tarmanto staff teknik Upj wngiri commit to user 84

C. PENERAPAN

OUTSOURCING DI PT. PLN persero APJ KOTA SURAKARTA Pasal 65 ayat 2 butir c dalam UU ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 mengatakan bahwa pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain merupakan kegiatan penunjang secara keseluruhan. Outsourcing dalam Indrajit, R.E dan Djokopranoto, R 2006:35 adalah penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang professional dan berkelas dunia. Oleh karena itu, pemilihan pemberi jasa merupakan hal yang sangat vital. Diperlukan pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya pada jenis pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan. Dengan demikian diharapkan bahwa kompetensi utamanya juga berada dijenis pekerjaan tersebut. Disertai pengendalian yang tepat. Pemberi jasa diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Penulis simpulkan mengenai outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A sebagai pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana perusahaan A meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan B. Dan disertai dengan transfer sumber daya manusia dan peralatan penunjang. Menurut pernyataan Andjar Riyanto Spv. Sekretariat PT. PLN persero APJ Surakarta, seperti berikut ini. commit to user 85 “untuk jenis pekerjaan yang di outsourcing adalah untuk jenis pekerjaan non inti atau penunjang seperti customer service, security, cleaning service, office boy, staff administrasi, sekretaris, sopir, pemasangan kabel, tower, operator telepon dan jaringan.” Wawancara, juli 2010 pukul 13.00 WIB Jadi menurut Bapak Andjar Riyanto jenis pekerjaan yang di outsourcingkan di dalam PT. PLN persero APJ Surakarta adalah cleaning service, office boy, pemeliharaan taman, kurir, sopir, pemasangan tower dan jaringan, pengelolaan data dan jaringan, staff administrasi, Satpam, dan Sekretaris. Didalam UUK No. 13 tahun 2003 membahas mengenai masalah kerja kontrak dan outsourcing. Kedua sistem pekerjaan tersebut tidak sama, perbedaannya yaitu sistem kerja kontrak jenis pekerjaannya dapat dihitung volume kerjanya, tidak ada transfer sumber daya manusi maupun peralatan. Yang dibutuhkan oleh perusahaan pengguna yaitu jasa dari pekerja tersebut, bukan pekerja tersebut untuk diminta jasanya. Tabel 4.1 Jenis pekerjaan Outsourcing di PT. PLN persero APJ Surakarta NO JENIS PEKERJAAN KONTRAK OUTSOURCING 1 Cleaning Service x ü 2 Customer Service x ü 3 Perawatan Halaman Taman x ü 4 Pemasangan Tower dan Jaringan x ü 5 Pengelolaan data dan Jaringan x ü 6 Operator telepon x ü 7 Sekretaris x ü 8 Staff Administrasi x ü commit to user 86 9 Securuty x ü Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan Kategori Outsourcing NO JENIS PEKERJAAN KONTRAK OUTSOURCING 1 Cleaning Service ü x 2 Customer Service ü x 3 Perawatan Halaman Taman ü x 4 Pemasangan Tower dan Jaringan ü x 5 Pengelolaan data dan Jaringan x ü 6 Operator telepon x ü 7 Sekretaris x ü 8 Staff Administrasi x ü 9 Security x ü Berdasarkan tabel di atas PT. PLN persero APJ Surakarta banyak penyimpangan yang dilakukan mengenai kategori jenis pekerjaan antara kontrak dengan outsourcing . Untuk di PT. PLN persero APJ Surakarta antara konsep sistem kerja kontrak dengan outsourcing pemahamannya masih rancu. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis pekerjaan yang seharusnya dikategorikan dalam sistem kontrak tetapi dimasukkan ke sistem outsourcing . Seperti cleaning servive, pemeliharaan taman, office boy, pemasangan tower dan jaringan. Status tenaga kerja seharusnya tenaga kerja kontrak tetapi di sini menjadi tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja outsourcing mengerti bahwa hubungan kerja yang terjadi melalui kontrak kerja bukan dengan perusahaan tempat mereka bekerja commit to user 87 melainkan dengan perusahaan penyedia melainkan dengan penyedia tenaga kerja. Sedangkan sistem outsourcing yang diterapkan di PT. PLN persero APJ Surakarta adalah mengacu pada peraturan No. 080.KDIR2008, 065.KDIR2009, dan 305.KDIR2010 tanggal 3 juli 2010 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa PT. PLN Persero. Berdasarkan pernyataan Andjar Riyanto Spv. Sekretariat PT. PLN persero APJ kota Surakarta ini mengungkapkan bahwa implementasipenerapan sistem outsourcing di PT. PLN seperti berikut ini: “untuk penerapan sistem outsourcing di PT. PLN persero APJ Surakarta mengacu pada peraturan perusahaan NO. 080.KDIR2008, 065.KDIR2009, dan 305.KDIR2010 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa. Aturan mainnya yaitu dengan cara tenderpenunjukkan langsung. Pihak PT. PLN persero membuka kriteriajenis pekerjaan yang dibutuhkan kemudian mengundang para vendoragen untuk mengukuti proses tender. Pihak PLN sudah memberikan rincian harga tiap kepala di atas UMR kota solo yang kemudian dilakukan proses lelang.” wawancara, juli 2010 pukul 11.00 WIB Setelah proses lelangtender sudah dilakukan dan ditentukan jenis pekerjaan yang di outsourcingkan oleh pihak ketiga dalam hal ini vendor maka vendor mengirimkan tenaga kerjanya kepada PT. PLN seperti yang diminta. Berikut ketentuan pengadaan barang dan jasa di PLN. Ketentuan pengumuman pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut : 1 Pengumuman diumumkan dipapan pengumuman dan e-procurement PLN atau di satu surat kabar dengan jangkauan propinsi untuk nilai commit to user 88 pekerjaan pengadaan barang dan jasa lebih besar Rp. 300.000.000,00- Rp. 5.000.000.000,00 2 Pengumuman di papan pengumuman dan e-procurement PLN dan di satu surat kabar dengan jangkauan nasional untuk nilai pekerjaan pengadaan barang dan jasa sebesar Rp. 5.000.000.000,00 3 Pengadaan barang dan jasa yang pemasukkan penawarannya melalui e- procurement PLN e-bidding dan e-auction dapat diumumkan melalui e-procurement PLN. Tantangan dalam pelaksanaan penyerahan sebagian pekerjaan kepada pihak ketiga ini adalah menentukan pekerjaan apa saja yang merupakan pekerjaan pokok, yang tidak dapat dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama, atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Selain membedakan antara pekerjaan pokok dan penunjang, hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan sistem kerja kontrak dan outsourcing . Untuk itu perlu disusun suatu daftar pekerjaan yang menjadi pekerjaan utama dan yang bersifat terus-menerus di dalam perusahaan. Apabila ini sulit, dilakukan hal yang sebaliknya, yaitu dengan membuat daftar pekerjaan yang bukan pokok danatau dilakukan tidak terus-menerus di dalam perusahaan. Memang untuk pertama kali mungkin hal ini tidak mudah dikerjakan, tetapi apabila cara ini dapat diselesaikan dengan baik, ke depan akan sangat membantu perusahaan dalam melakukan penyerahan pekerjaan kepada pihak ketiga. Berdasarkan pernyataan bapak Andjar Riyanto yang mengatakan commit to user 89 bahwa sistem outsourcing diatur dalam proses pengadaan barang dan jasa. Pihak PLN mengartikan outsourcing sebagai bentuk pembelian, pembelian disini yaitu pembelian jasa. Sehingga sistem outsourcing dimasukkan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Hal ini menurut penulis merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh PT. PLN karena tenaga kerja merupakan manusia bukan barang yang dapat diperjual- belikan secara mudah. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa terjadi kurangnya pemahaman konsep antara sistem outsourcing dengan kontrak sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan. Di sini yang dirugikan jelas tenaga kerjanya, mereka sebagai orang kecil dan membutuhkan pekerjaan, mau tidak mau harus mau menerima konsekuensi tersebut. Outsourcing disamakan dengan sistem kerja kontrak sehingga dapat dipastikan tenaga kerja memperoleh gajiupah yang rendahsesuai UMK, jika dijadikan koordinatortingkat pendidikan tinggi akan ditambah Rp. 150.000,00bulan. Tidak mendapatkan Hak cuti, pesangon, jamsostek, pensiun, jenjang karir, dan kepastian kerja tidak pasti. commit to user 90

D. KESESUAIAN KAPASITAS KEMAMPUAN TENAGA KERJA

Dokumen yang terkait

Tenaga Alih Daya Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementrian Komunikasi dan Informatika (Analisis Yuridis Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003)

1 6 106

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ATAS UPAH DAN JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJA OUTSOURCING DI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ATAS UPAH DAN JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJA OUTSOURCING DI PERTAMINA.

0 4 10

PENDAHULUAN PERAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK PEKERJA OUTSOURCING.

0 3 11

TESIS Model Outsourcing Dalam Perspektif Perlindungan Hukum Dan Hak Tenaga Kerja ( Studi Kasus CV. Komunika Putera Sentosa Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Model Outsourcing Dalam Perspektif Perlindungan Hukum Dan Hak Tenaga Kerja ( Studi Kasus CV. Komunika Putera Sentosa Surakarta).

0 2 13

NASKAH PUBLIKASI Model Outsourcing Dalam Perspektif Perlindungan Hukum Dan Hak Tenaga Kerja ( Studi Kasus CV. Komunika Putera Sentosa Surakarta).

1 3 22

Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Outsourcing dalam Pemenuhan Hak atas Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

0 0 1

PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK

0 0 16

PRAKTEK OUTSOURCING DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA

0 0 25

BAB II PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PEKERJA OUTSOURCING PT. ISS INDONESIA DAN PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING PT. MAHKOTA GROUP A. Outsourcing di Indonesia 1. Gambaran Umum Pelaksanaan Outsourcing - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing

0 1 44