lxxii penelitian ini berupa kemampuan menguasai dan memahami materi
pembelajaran IPA yaitu organ pernafasan manusia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang digunakan untuk pemecahan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu angket dan tes. Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar dan tes untuk
prestasi belajar siswa. Langkah-langkah menyusun instrumen tes adalah sebagai berikut :
menyusun kisi-kisi, menyusun butir tes, uji coba, menghitung validitas dan reliabilitas, digunakan sebagai alat pengumpul data.
Langkah-langkah menyusun instrumen angket adalah sebagai berikut : menyusun kisi-kisi, menyusun butir angket, uji coba, menghitung validitas dan
reliabilitas, digunakan sebagai alat pengumpul data
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum soal digunakan dalam pengumpulan data, maka instrumen diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Validitas dan
reliabilitas dipakai dalam penelitian ini adalah untuk menguji angket dan dokumentasi itu memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas soal.
1. Uji Coba Instrumen
lxxiii a.
Variabel Motivasi Belajar 1
Uji validitas butir Teknik uji validitasnya menggunakan korelasi product moment dari
Pearson. Rumusnya dengan angka kasar : N
XY – X Y r
XY
= NX
2
– X
2
NY
2
– Y
2
Keterangan : r
XY
= koefisien korelasi “Product Moment”
N =
jumlah individu dalam sample X
= skor masing-masing nomor item
Y =
skor total item Berdasarkan hasil penghitungan koefisien korelasi butir angket motivasi
dari 30 butir soal 1 butir soal tidak valid dan 29 butir soal valid. Hasil selengkapnya lihat lampiran 1.
2 Uji validitas isi
Terhadap butir valid, kemudian dilakukan uji validitas isi dengan dicocokkan terhadap kisi-kisi.
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus
product moment
dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik
SPSS dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan, 3 soal dinyatakan tidak valid, karena r
hitung
r
tabel
dengan taraf signifikansi 5 dan N =
lxxiv 30 dengan nilai kritis 0,361. hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 2.2. b.
Variabel Prestasi Belajar 1
Uji validitas butir Teknik uji validitasnya menggunakan korelasi product moment
dari Pearson. Rumusnya dengan angka kasar : N
XY – X Y r
XY
= NX
2
– X
2
NY
2
– Y
2
Keterangan : r
XY
= koefisien korelasi “Product Moment”
N = jumlah individu dalam sample X = skor masing-masing nomor item
Y = skor total item Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus
product moment
dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik
SPSS dapat diketahui bahwa dari 30 pernyataan, 2 11,24 dinyatakan tidak valid, karena r
hitung
r
tabel
dengan taraf signifikansi 5 dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361. hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 2.5. 2
Uji validitas isi Terhadap butir valid, kemudian dilakukan uji validitas isi dengan
dicocokkan terhadap kisi-kisi.
lxxv
2 Uji Reliabilitas
a Variabel Motivasi Belajar
Uji realiabilitas dengan rumus Koefisien Alfa Cronbach Alpha, dengan rumus :
k
b 2
r
11
= 1 - k
– 1
t 2
Keterangan :
r
11
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b 2
= jumlah varians butir
t 2
= varians total
Alasan menggunakan Koefisien Alpha karena data minat belajar siswa bukan merupakan tes kemampuan dan alternative jawaban skornya bukan 1
dan 0 atau lebih dari dua tidak dikotomis. Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,848. Karena
koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa
instrumen motivasi belajar IPA adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan
bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.3.
b Variabel Prestasi Belajar
lxxvi Uji Reliabilitas menggunakan rumus KR-20 Kuder dan
Richardson, Untuk menghitung realiabilitas tes digunakan rumus KR- 20 yaitu sebagai berikut:
2 2
1 st
pq st
n n
r
tt
2 2
1 X
X N
n st
Keterangan: r
tt
= Koefisien reliabilitas n
= Jumlah item st
= Standar deviasi p
= Proporsi subyek yang menjawab benar q
= Proporsi subyek yang menjawab salah q = 1-p N
= Jumlah siswa X
= Skor Menggunakan rumus KR-20 karena prestasi belajar termasuk jenis tes
kemampan yang tiap butir soal memiliki taraf kesukaran yang berbeda-beda Uji Taraf Kesukaran Soal.
Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,897. Karena koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tes prestasi belajar IPA adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan
bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi. hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.6.
lxxvii Taraf kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu
bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, harganya dicari dengan rumus sebagai berikut:
max
x S N
B IK
Keterangan: IK
= Indek kesukaran soal B
= Jumlah siswa yang menjawab dengan benar N
= Kelompok siswa S
max
= Skor maksimal Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
0,91 – 1,00 = Mudah Sekali MS
0,71 – 0,90 = Mudah M
0,41 – 0,70 = Sedang Sd
0,21 – 0,40 = Sukar S
0,00 – 0,20 = Sukar Sekali SS Masidjo,1995:191-192
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran terhadap tes prestasi belajar IPA yang dapat dilihat pada lampiran 2.4 maka dapat disimpulkan bawa
tingkat kesukaran rata-rata prestasi belajar IPA dalam taraf Sedang.
b. Uji Daya Pembeda Soal
lxxviii Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara siswa yang kemampuan tinggi dan siswa yang kemampuannya rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut
indeks diskriminasi seluruh peserta tes dibedakan menjadi dua kelompok atas dan kelompok bawah untuk menentukan harga indeks adalah:
maksimal B
A B
A
Skor NK
NK K
K ID
x atau
Keterangan: ID
= Indeks diskriminasi K
A
= Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar K
B
= Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Klasifikasi daya pembeda soal adalah:
0,80 – 1,00
= Sangat Membedakan SM 0,60
– 0,79 = Lebih Membedakan LM
0,40 – 0,69
= Cukup Membedakan CM 0,20
– 0,39 = Kurang Membedakan KM
Negatif – 0,19
= Sangat Kurang Membedakan Masidjo,1995:198-201 Berdasarkan hasil uji beda terhadap tes prestasi belajar IPA yang dapat
dilihat pada lampiran 2.4 maka dapat disimpulkan bawa daya beda rata-rata prestasi belajar IPA adalah sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data