PENGARUH MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI DITINJAU DARI MOTIVASI

(1)

i

Bhakti Nganjuk Tahun Ajaran 2008/2009)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan

Diajukan oleh : Trisnanto S 540907120

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

ii Disusun Oleh :

Trisnanto S 540907120

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) NIP. 130 543 952

..../..../...

Pembimbing II Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd NIP. 131 918 507

..../..../...

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, M.Kes NIP. 130 543 994


(3)

iii Disusun Oleh :

Trisnanto S 540907120

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM, MKes ..../..../...

Sekretaris Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, Sp. PA (K) ..../..../... Anggota Penguji 1. Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K)

2. Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd

.../..../... …./…./….

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM,MKes NIP. 130 543 994

..../.../...

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs.Suranto, M.Sc.Ph.D NIP. 131 472 192


(4)

iv Nama : Trisnanto

NIM : S540907120

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi“ adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam usulan tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 09 Januari 2009 Yang membuat pernyataan,


(5)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi”. Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dan sekaligus selaku pembimbing I telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK. MM. MKK yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, dr. P. Murdani, MHPEd telah memberikan kesempatan kepada


(6)

vi

5. Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Dr. dr. Ahmad Arman Subijanto, M.S yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

6. Pembimbing Tesis, Dr. Hj. Nunuk Suryani, MPd selaku pembimbing II yang telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu.

7. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan, semoga menjadi amal jariyah yang menguntungkan.

8. Dr. H. Nur Achmad Tjiptoprajitno, M. Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

9. Sujatmiko, S. Kep., Ns selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

10. Seluruh staf dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis mengadakan penelitian.

11. Bapak, Ibu, Istri dan Adik atas dukungan moral dan spiritual sehingga dapat terselesaikannya penelitian ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak mendukung hingga terselesaikannya penelitian ini.


(7)

vii

demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri

Nganjuk, 09 Januari 2009


(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING TESIS ... ii

HALAMAN PEGESAHAN PENGUNJI TESIS ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Perumusan Masalah... 11


(9)

ix PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Pendekatan Pembelajaran ... 14

2. Media Pembelajaran... 19

3. Motivasi Belajar... 42

4. Prestasi Belajar ... 57

B. Penelitian yang relevan... 63

C. Kerangka Pemikiran ... 65

D. Hipotesis Penelitian ... 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 70

B. Metode Penelitian... 72

C. Populasi dan Sampel ... 88

D. Prosedur Penelitian... 93

E. Teknik Pengumpulan Data... 94

F. Teknik Analisa Data ... 96

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Data... 99

B. Pengujian Prasyarat Analisis... 108

1. Uji Normalitas ... 108


(10)

x

E. Keterbatasan Penelitian ... 126

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ... 131

B. Implikasi Penelitian ... 132

C. Saran-saran... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136


(11)

xi

Gambar 1. Skema Motivasi Sebagai Proses Psikologis... 43

Gambar 2. Skema Motif Sebagai Suatu Rantai... 44

Gambar 3. Skema Proses Dasar Motivasi... 50

Gambar 4. Skema Teori Motivasi Kesehatan ... 54

Gambar 5. Kerangka Pemikiran ... 68

Gambar 6. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) ... 101

Gambar 7. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP Secara Keseluruhan (A2) ... 102

Gambar 8. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Tinggi (B1)... 103

Gambar 9. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Rendah (B2) ... 104

Gambar 10 Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A1B1) ... 105


(12)

xii

Rendah (A2B2) ... 106

Gambar 12. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A2B1) ... 107

Gambar 13. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A2B2) ... 108

Gambar 14. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) ... 257

Gambar 15. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP Secara Keseluruhan (A2)... 257

Gambar 16. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (B1) ... 258

Gambar 17. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B2)... 258

Gambar 18. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A1B1) ... 259


(13)

xiii

(A1B2) ... 259

Gambar 20. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A2B1) ... 260

Gambar 21. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A2B2) ... 260


(14)

xiv

Tabel 1. Penggolongan Media Menurut Anderson... 27

Tabel 2. Indikator Motivasi Belajar... 57

Tabel 3. Konstelasi Pengaruh Antar Variabel ... 69

Tabel 4. Jadwal Penelitian... 71

Tabel 5. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2... 73

Tabel 6. Interpretasi koefisien reliabilitas Motivasi... 82

Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas Prestasi Belajar... 84

Tabel 8. Tabel Analisis Validitas Reliabilitas Instrumen ... 85

Tabel 9. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal... 86

Tabel 10. Interpretasi Indeks Daya Beda Soal ... 87

Tabel 11. Diskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ... 87

Tabel 12. Data Statistik Uji t... 92

Tabel 13. Rangkuman Data Prestasi Mahasiswa Mata Pelajaran Anatomi... 100

Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Analisi Varians 2 x 2 ... 115

Tabel 15. Hasil Uji Scheffe ... 118


(15)

xv

Halaman

Lampiran 1. Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen (VCD dan OHP)... 138

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 140

Lampiran 3. Data Skor Uji Coba Responden ... 158

Lampiran 4. Uji Persyaratan Validitas ... 160

Lampiran 5. Uji Persyaratan Reabilitas... 177

Lampiran 6. Uji Analisis Butir Soal ... 178

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 183

Lampiran 8. Data Skor Penelitian Responden ... 243

Lampiran 9. Data Induk Penelitian ... 251

Lampiran 10. Gambar Grafik Histogram dan Q-Q Plot ... 254

Lampiran 11. Deskripsi Hasil Penelitian... 261

Lampiran 12. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 266

Lampiran 13. Pengujian Persyaratan Analisis ... 267

Lampiran 14. Uji Analisis Varians... 276

Lampiran 15. Uji Lanjut Scheffe ... 278


(16)

xvi

Anatomi ditinjau dari Motivasi. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perkembangan pendidikan yang semakin maju maka para dosen diharapkan mampu menggunakan teknologi multi media seperti media VCD karena merupakan cara yang praktis. Menggunakan metode pembelajaran dengan media VCD sesuai dengan materi ilmu anatomi yang berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, sistem organ dan struktur tubuh manusia secara utuh.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial 2x2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester I Klas A dan B di D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive proportional random sampling sejumlah 75 mahasiswa. Teknik penggumpulan data menggunakan angket dan tes. Analisis data menggunakan analisis varians dua jalur dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan uji Chi Square dan uji homogenitas dengan teknik uji Levene’s.

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (1) Terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar anatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung= 22.532 > F table (α= 0,05)= 3.98, (2) Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar tinggi dan dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar anatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α= 0,05) = 3.98, (3) Terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar anatomi. Ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98. Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar anatomi dengan uji lanjut Scheffee.

Temuan penelitian ini memperkuat teori pembelajaran khususnya dengan menggunakan media. Penggunaan media VCD dapat membantu mahasiswa mengaitkan materi yang diajarkan dosen dengan situasi nyata, dalam media VCD mampu menyajikan gambar-gambar bergerak yang tidak mampu di wujudkan oleh OHP.


(17)

xvii

Achievement Viewing at from Motivation. Thesis: Post Graduate Program of Sebelas Maret University in Surakarta.

The development information of technology to be influence teaching in diploma graduate nursing of Satria Baktis in Nganjuk school of Health Science,Imformation of technology especially VCD media very important to developing anatomy achievement.The VCD media of physical anatomy such as;cell,tissue,organ,system organ and human anatomy.

This study uses quantitative method by using factorial design experimental approach 2 x 2 and analysis descriptive date. The population is all student’s in the first semester in diploma graduate Nursing of Satria Bhakti’s school of health science Sampling taken technique uses purposive proportional random sampling namely 75 student’s.the Data collected technique by questionnaire and test. the technige analyse uses varians analysis two paths by using pre test of normality Chi Square and homogenitas test by using Levene’s test technique.

The results shows that, there is: (1) There was difference between VCD and OHP of Media to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (2) ,there weren’t influence between difference of high motivation and low motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (3) Interaction Influence of media and motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98. There is Influence of media and motivation learning of anatomy achievement is using Schefee test.

The study strengthen learning theory especially by using media. The VCD media help students toward the material. with VCD media the student able to activities her learning, The visual VCD media showed actual situation and implement by using there weren’t between difference media OHP.


(18)

xviii

Halaman

Lampiran 1. Uji Kesetaraan ... 97

1.1 Kesetaraan IQ ... 99

1.2 Kesetaraan Dosen Pengajar... 100

1.3 Kesetaraan Pre Tes Prestasi Belajar ... 102

Lampiran 2. Instrumen Penelitian dan Satuan Pembelajaran ... 99

2.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar... 104

2.2 Angket Motivasi Belajar ... 105

2.3 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar ... 106

2.4 Instrumen Prestasi Belajar ... 107

2.5 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar Anatomi Tubuh Manusia ... 108

2.6 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar Anatomi Tubuh Manusia ... 108

2.7 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan sistem pernafasan... 108


(19)

xix

Persarafan dan Sensori ... 108

2.10 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ Pencernaan ... 108

2.11 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ Urogenital... 108

Lampiran 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 101

3.1 Data Try Out Motivasi Belajar... 102

3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar... 102

3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ... 102

3.1 Data Try Out Prestasi Belajar Anatomi ... 102

3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar... 102

3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prestasi Belajar ... 102

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 106

4.1 Data Skor Motivasi Belajar (VCD) ... 107

4.2 Data Skor Prestasi Belajar Anatomi (VCD) ... 108


(20)

xx

4.6 Data Rekapitulasi Penelitian Kelompok Kontrol (OHP)... 108

Lampiran 5. Uji Persyaratan Analisis... 106

Lampiran 6. Uji Analisis dan Hipotesis ... 210

6.1 Deskripsi Data Khusus... 210

6.2 Perhitungan Statistik dalam Analisis Variansi ... 211

6.3 Kesimpulan Hasil Analisa Data dengan Analisis Dua Jalur.. 211

6.4 Uji Beda Mean dengan Menggunakan Uji Schefee ... 211

Lampiran 7. Etical Klirens... 213


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya pendidikan yang semakin maju, dalam kehidupan di masyarakat senantiasa terjadi proses belajar mengajar baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dari proses pembelajaran ini maka peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang merupakan dampak langsung dari peristiwa belajar maupun proses belajar mengajar antara pelajar dan pengajar.

Dalam proses belajar dimana dosen sebagai pengajar dan pendidik sedangkan mahasiswa sebagai komponen dalam sistem pengajaran, para dosen dituntut memenuhi kualifikasi dan kompetensi-kompetensi tertentu, misalnya sikap, nilai dan sifat-sifat pribadi sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Tidak disangkal bahwa setiap dosen menginginkan mahasiswanya memiliki pengetahuan, dan ketrampilan serta memahami dan mengamalkan budi pekerti yang sesuai dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh atau dengan istilah kependidikannya mempunyai efek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk memenuhi maksud tersebut diatas maka dosen perlu memahami tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Peter Amstrong yang ditulis kembali oleh Nana Sujana (1998; 18) membagi tugas guru/dosen dalam 5 bidang tanggung jawab, yakni; pertama, tanggung jawab dalam pengajaran. Kedua, tanggung jawab dalam memberikan bimbingan. Ketiga, tanggung jawab dalam mengembangkan


(22)

kurikulum. Keempat, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi. Kelima, tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.

Ilmu anatomi merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang diajarkan di D III Keperawatan mulai semester satu. Pada jenjang ini semua mahasiswa harus mempelajari mata pelajaran anatomi sebagai dasar ilmu medic sebelum mengambil mata pelajaran keperawatan lebih lanjut. Meskipun mata pelajaran anatomi merupakan bagian pengembangan dari ilmu biologi di SMU, namun sebagian besar mahasiswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari ilmu anatomi ini. Bagi mahasiswa D III Keperawatan yang berasal dari sekolah kejuruan (SMK) banyak yang merasa asing terhadap mata pelajaran ini dan menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak diminati walaupun sebagian mahasiswa menganggap sebagai mata pelajaran yang menarik.

Pembelajaran anatomi memiliki tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang harus dikembangkan. Domain kognitif menekankan pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep dan generalisasi yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber sekunder atau dengan melibatkan prosedur empiris. Domain afektif menekankan sikap, nilai, minat, motivasi dari apresiasi terhadap IPA umumnya dan ilmu anatomi pada khususnya. Domain psikomotorik menekankan pada ketrampilan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas laboratorium sehingga untuk pembelajaran ilmu anatomi diperlukan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik ilmu anatomi.

Pembelajaran ilmu anatomi hendahnya menggunakan metode mengajar yang melibatkan proses ilmiah pada diri mahasiswa, salah satunya adalah praktik laboratorium dengan menggunakan phantom. Tidak semua pokok bahasan harus


(23)

menggunakan metode tersebut tetapi mahasiswa dapat diberikan pembelajaran dengan media VCD untuk dikenalkan dengan materi ilmu anatomi yang berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia secara utuh.

Dalam pembelajaran anatomi, menggunakan teknologi seperti media VCD dan multimedia merupakan cara yang praktis, baik untuk menyampaikan materi pelajaran secara langsung kepada mahasiswa maupun untuk memberikan materi tambahan yang telah disampaikan. Proses pembelajaran selama ini tergantung pada penyajian dosen yang kadang kurang bervariasi dalam menggunakan media pembelajaran. Padahal media pembelajaran berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Soekartawi (1995; 16) mengemukakan bahwa setiap pengajar mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-beda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa “didalam melaksanakan tugasnya seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu: a). Bagaimana cara mengajar yang baik dan benar, b). Alat bantu mengajar apa yang dipakai, c). Cara evaluasi apa yang digunakan.

Proses belajar-mengajar dapat dipandang sebagai sistem instruksional. Menurut Benaty yang dikutip kembali oleh Sunarwan (1999; 3) dinyatakan bahwa; “In the most general sense, system means a konfigurations of part or components connected joined together in a web of relationships”. Artinya kurang lebih demikian; secara umum sistem diartikan sebagai seperangkat bagian atau komponen yang saling berinteraksi, berinterdependensi dan berinteraksi yang


(24)

menyebabkan terjadinya keadaan seimbang, saling bergantung sehingga merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa setiap sistem mempunyai tiga aspek utama, yaitu tujuan, proses dan isi.

Gagne (1979) yang ditulis kembali oleh Atwi Suparman (1997: 8) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Lebih lanjut Atwi Suparman (1997: 8) menyatakan bahwa kegiatan instruksional merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik pula. Dari uraian-uraian diatas adalah jelas bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen diantaranya: siswa, guru/dosen, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi.

Sejalan dengan kemajuan teknologi, media pembelajaran berkembang begitu pesat mulai dari media yang sederhana (visual) sampai dengan media yang lebih kompleks (multimedia). Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan mahasiswa mudah memahami konsep-konsep ilmu anatomi yang dipelajari dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui keefektifan penggunaan media VCD dan overhead projector(OHP) sebagai media pembelajaran anatomi dan diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami makna pesan (konsep) yang dipelajari dalam proses pembelajaran.

Sejumlah teori telah dikembangkan untuk menjelaskan pentingnya media dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya yang dikenal luas yaitu “The Cone of Experience” (kerucut pengalaman) yang di cetuskan oleh Edgar Dale (Heinich,


(25)

Molenda, Russell, Smaldino: 1996: 16). Menurut teori ini, seseorang dapat belajar melalui tiga hal, yaitu: mengalami sendiri secara langsung (pengalaman langsung, dramatisasi, demonstrasi, karyawisata), mengamati orang lain berbuat (pameran, TV, radio), membaca/menggunakan lambang (lambang visual dan verbal). Dale dalam Azhar Arsyad (2000: 7) menggambarkan tingkat pengalaman perolehan hasil belajar sebagai sesuatu proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat materi/pesan yang akan disampaikan dan diharapkan dikuasai mahasiswa, dosen sebagai sumber pesan yang menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan mahasiswa sebagai penerima pesan (decoding).

Levie&Levie dalam Azhar Arsyad (2000: 8) mereview hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila belajar pembelajaran melibatkan ingatan yang berurutan (sekuensial). Palvio dalam Azhar Arsyad (2000: 9) tentang konsep hipotesis koding ganda (dual coding hypothesis) mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image dan lainnya untuk mengolah image non verbal yang kemudian disampaikan dalam bentuk proposisi verbal. Berdasarkan konsep diatas, belajar dengan indra ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Mahasiswa akan lebih termotivasi dalam belajar dari pada jika materi pelajaran di berikan hanya dengan stimulus


(26)

pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Hal ini sesuai dengan materi mata pelajaran anatomi yang banyak berisikan gambar-gambar sehingga dengan disampaikan dalam bentuk VCD maka dalam pembelajaran akan melibatkan indra ganda (stimulus gambar dan stimulus kata).

Disamping peranan metode mengajar yang merupakan faktor ekstern mahasiswa yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar mahasiswa, terdapat beberapa faktor intern atau faktor dari dalam diri mahasiswa sendiri yang turut memberikan pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Salah satu faktor intern adalah motivasi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Sardiman, A.M (1990: 75) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah:

Keseluruhan daya penggerak dari dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Dari batasan pengertian mengenai motivasi tersebut dapatlah dimengerti bahwa motivasi belajar mahasiswa akan mendorong mahasiswa untuk belajar. Dorongan dari diri mahasiswa yang berasal dari dalam dirinya inilah yang harus senantiasa ditumbuhkan agar keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar ilmu anatomi tercapai. Hilangnya motivasi belajar pada mahasiswa akan berpengaruh pada penguasaan materi anatomi sehingga mahasiswa merasa malas, merasa kesulitan, bahkan merasa asing dan menganggap tidak menarik karena pemberian materi anatomi yang menoton dan kurang atraktif. Pada prinsipnya mahasiswa akan cukup tertarik apabila


(27)

penyampaian materi pelajaran disampaikan oleh dosen dengan cara bervariasi dan atraktif sehingga tidak membosankan.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh barbagai factor, anatara lain adalah media pembelajaran. Media merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena dapat membantu dosen dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pokok bahasan ilmu anatomi ini merupakan pokok bahasan yang cukup sulit bila hanya disajikan dengan mengunakan media OHP, akan lebih menarik apabila disajikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa VCD. Penggunaan media VCD maka akan dapat disajikan materi berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia secara utuh dengan lebih jelas dan menarik. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi mahasiswa karena disini mahasiswa tidak hanya menghayal saja tetapi dapat melihat secara langsung sel, jaringan, organ dan system organ sesuai dengan aslinya. Selain itu mahasiswa juga dapat belajar mandiri dirumah karena dapat memutar VCD tersubut dirumah dan juga dapat menentukan sendiri hasil apa yang telah dicapai, perilaku-perilaku khusus apa yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah serta tujuan belajar yang akan dicapai oleh mahasiswa dapat diukur dan dipersiapkan secara baik oleh mahasiswa sendiri.

Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidak dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar (2000 : 13) menyatakan:


(28)

Pendidikan merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar siswa perlu selalu ditingkatkan.

Dalam proses belajar-mengajar peranan prestasi tidak saja menjadi ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih dari itu prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan dosen dalam melaksanakan sistem pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai pertimbangan perlakuan kepada mahasiswa yang bersangkutan, dengan demikian setelah mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa para dosen dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada para mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya tersebut. Dengan demikian prestasi belajar dalam proses belajar dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran tertentu dan sebagai ukuran keberhasilan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Prestasi belajar sendiri dalam proses belajar mengajar tidak saja dipandang dari sudut pandang kognitif saja, melainkan lebih dari itu dapat terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar diharapkan para dosen dapat memperhatikan semua aspek tersebut.

Selama ini Prodi DIII keperawatan STIKes Satria Bhakti belum memanfaatkan secara maksimal perkembangan sistem VCD dan multi media sebagai media pembelajaran utama untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi dan keefektifan pembelajaran. VCD yang ada jarang digunakan untuk mengajar mata kuliah anatomi tetapi dalam kegiatan pembelajaran selalu menggunakan OHP untuk mata kuliah anatomi.


(29)

Sampai sekarang pembelajaran anatomi lebih banyak menggunakan Overhead Projector (OHP) sebagai media pembelajaran yang penyajiannya kurang menarik dan belum mampu menyajikan gambar-gambar anatomi organ secara tiga dimensi sedangkan fasilitas laboratorium juga belum difungsikan sebagaimana mestinya. Kebanyakan mahasiswa beranggapan bahwa ilmu anatomi merupakan mata kuliah yang sukar, yang berakibat pada prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah anatomi relatif rendah, terlihat dari rata-rata nilai UAS tahun ajaran 2007-2008 adalah nilai D (29%), C (51%), B (12%) dan A (8%). Sebagai dosen anatomi harus berusaha mencari alternatif untuk mengurangi bahkan menghilangkan anggapan mahasiswa tersebut. Dosen yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar mahasiswa berada pada tingkat optimal.

Penelitian ini juga meninjau motivasi sebagai suatu variabel karakteristik mahasiswa karena perbedaan hasil belajar ilmu anatomi apakah dipengaruhi oleh motivasi mahasiswa tersebut terhadap materi kuliah anatomi masih dipertanyakan.

Melihat perlunya media pembelajaran untuk membantu mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep ilmu anatomi, maka perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan variable tersebut. Namun informasi deskriptif dan pengaruh penggunaan media VCD danOverhead Projector(OHP) terhadap prestasi belajar ilmu anatomi yang dilihat dari motivasi mahasiswa belum tersedia. Disamping itu jika ternyata hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka keefektifan pengaruh antar variable tersebut cukup berarti, maka dapat dilihat berapa besar pengaruh dari masing-masing variable dalam memprediksi prestasi belajar ilmu anatomi.


(30)

Untuk itulah diajukan penelitian tentang “Pengaruh media terhadap prestasi belajar di tinjau dari motivasi (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Pelajaran 2008/2009)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah-masalah yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek intelektual, terpusat pada dosen sehingga aktifitas dan kreatifitas mahasiswa dalam proses pembelajaran cenderung terabaikan, maka diperlukan perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang mengacu pada pengembangan potensi mahasiswa.

2. Rendahnya prestasi belajar anatomi disinyalir akibat pembelajaran yang monoton oleh karena itu di kembangkan media pembelajaran yang mengedepankan aktifitas mahasiswa yang dapat merangsng keterlibatan mahasiswa.

3. Pola pikir dosen masih terikat ada paradigma pembelajaran mentransfer ilmu pengetahuan dari dosen ke mahasiswa, seharusnaya dosen menekankan perannya dalam penggunaan pendekatan pembelajaran dari pada mentrasfer ilmu pengetahuan.

4. Kajian materi anatomi yang berupa gambar-gambar organ dan struktur tubuh manusia akan lebih mudah bila ditampilkan berupa gambar-gambar tiga dimensi dengan media pembelajaran VCD yang diharapkan mampu mendorong motivasi dan merangsang pemahaman mahasiswa terhadap pendalaman terhadap kajian materi anatomi. VCD merupakan media


(31)

presentasi yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar, garis, symbol, suara dan gerakan sehingga memberi reaksi kepada pemakai atau mahasiswa.

5. Mahasiswa memiliki cara sendiri dalam menyusun dan mengolah informasi yang mempengaruhi bagaimana mahasisiwa belajar dengan menyenangkan serta bagaimana dosen dan mahasiswa berinteraksi dikelas dalam pembelajaran anatomi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dilakukan pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan media VCD dan Overhead Projector(OHP) dalam pembelajaran. 2. Motivasi yang dimiliki mahasiswa meliputi motivasi tinggi dan motivasi

rendah.

3. Prestasi belajar anatomi mahasiswa berupa skor mahasiswa semester I Prodi D III Keperawatan melalui pengukuran setelah mengikuti pembelajaran.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah terhadap prestasi belajar?


(32)

3. Apakah terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu menganalisis:

1. Perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar.

2. Perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah terhadap prestasi belajar.

3. Interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis.

a. Memberikan masukan pada lembaga/departemen yang menangani masalah pendidikan, dengan kemajauan dan beraneka ragamnya teknologi, maka semua Prodi di kampus STIKes di fasilitasi dengan teknologi untuk pembelajaran.

b. Memberikan informasi dan masukan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mata kuliah anatomi, khususnya faktor motivasi belajar.

c. Memberikan informasi kepada akademisi sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran.


(33)

d. Memberikan pengetahuan tentang media pembelajaran dalam pembelajaran mata kuliah anatomi di STIKes Satria Bhakti Nganjuk.

2. Manfaat Praktis.

a. Memberikan masukan kepada dosen anatomi bahwa VCD dapat digunakan sebagai media pembelajaran anatomi dalam kegiatan belajar mengajar anatomi.

b. Pokok bahasan yang sudah terprogram dalam VCD dapat disebar luaskan, melalui CD atau flasdisk kepada semua mahasiswa sehingga bisa dipelajari secara mandiri dirumah, dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

c. Mengoptimalkan peran para mahasiswa agar dapat berperan secara aktif dan menyiapkan sejak dini kegiatan-kegiatan apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga interaksi belajar mengajar disekolah dapat berjalan efektif dan efisien.

d. Mendorong para mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata kuliah anatomi dalam interaksi proses belajar mengajar baik kampus maupun dirumah.


(34)

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teoritis 1. Pendekatan pembelajaran

a. Pembelajaran

Proses belajar mengajar sebagai interaksi antara guru/dosen dan peserta didik memegang peran yang penting dalam pembelajaran. Proses belajar menekankan pada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang menerima pelajaran sedangkan proses belajar mengajar menekankan pada apa yang harus dilakukan oleh guru/dosen sebagai pengajar. Belajar sebagai suatu proses digunakan untuk memperoleh kecakapan dan ketrampilan bagi peserta didik. Menurut William Burton yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2001: 37), “Tujuan belajar adalah andanya perubahan tingkah laku pada interaksi antara individu dengan lingkungannya yang terjadi dalam serangkaian pengalaman belajar”. ”kegiatan dan hasil belajar dihubungkan dengan tujuan belajar dalam situasi belajar menyangkut aspek perubahan tingkah laku peserta didik meliputi kecakapan, ketrampilan, pembentukan sikap yang menuju pada perkembangan individu peserta didik.

Proses pembelajaran mengacu pada tujuan atau pembentukan kompetensi yang sistematik dan terarah sehingga terwujud perubahan tingkah laku peserta didik sebagai proses kegiatan interaksi edukatif. Menurut Hamzah B. Uno (2006: 5), “pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan peserta didik secara


(35)

terintegrasi dengan memperhitungkan lingkungan belajar, karakteristik peserta didik, strategi pembelajaran baik daam penyampaian, pengelolaan dan pengorganisasian pembelajaran”. Pembelajaran berupaya membelajarkan peserta didik sebagai hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik (2001: 57),”pembelajaran merupakan kombinasi yang meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhi tujuan pembelajaran”. Unsur manusiawi sistem pembelajaran meliputi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Unsur material seperti; buku, slide, video dan tape. Unsur fasilitas seperti ruangan kelas, laboratorium, sedangkan prosedur meliputi jadwal belajar. Keseluruhan sistem pembelajaran dilaksanakan karena adanya interaksi antar komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.

Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 7), menyatakan “pembelajaran merupakan susunan informasi dan lingkungan yang memfasilitasi proses belajar’. Guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditandai dengan penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian peserta didik. Proses pembelajaran melibatkan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru/dosen dan peserta didik dalam pembelajaran karena berupaya membelajarkan peserta didik dengan terencana dalam memanipulasi sumber belajar dan mengorganisasikan lingkungan belajar untuk menciptakan kondisi belajar yang interaktif.

Lidgren yang dikutip oleh Toeti Sukamto dan Udin S Winataputra (1996: 4), berpendapat bahwa “fokus sistem pendidikan mencakup tiga aspek penting


(36)

yaitu: (1) siswa, sebab tanpa adanya kehadiran siswa tidak akan terjadi proses kegiatan belajar; (2) proses kegiatan belajar, yaitu apa yang akan dihayati oleh siswa pada saat melakukan aktifitas belajar, bukan apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengajarkan materi pelajaran; (3) situasi belajar, yaitu lingkungan tempat terjadinya proses kegiatan belajar yang menyangkut aspek perubahan tingkah laku. Pendidikan sebagai sistem pembelajaran memiliki komponen yang menjadi kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, berhubungan untuk mencapai tujuan yang di implementasikan dalam proses kegiatan pembelajaran”.

Proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik melakukan proses kegiatan belajar untuk memperoleh pengalaman belajar yang ditandai dengan adanya tingkat penguasaan kemampuan intelektual dan pembentukan kepribadian peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana mengajar yang meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu.

Dari pada definisi yang dikemukakan pembelajaran merupakan kegiatan yang tersusun atas serangkaian prosedur-prosedur sistematis yang direncanakan dalam memanipulasi sumber belajar sebagai upaya terjadinya proses kegiatan belajar pada individu peserta didik dengan menimbulkan adanya penekanan pada cara-cara mengorganisasikan isi atau materi pembelajaran, cara penyampaiannya serta pengelolaan materi pembelajaran.


(37)

b. Pendekatan Pembelajaran

Pembelajaran melibatkan kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru atau dosen dalam pembelajaran. Guru/dosen harus mampu mengatur semua unsur pembelajaran yang berpengaruh pada peserta didik. Menurut Borich dan Houston dalam Toeti Soekamto dan Udin S. Winataputra (1996: 151), “pendekatan pembelajaran merupakan prosedur sistematis untuk mencapai tujuan”. Sependapat dengan Borich dan Houston, menurut Walter Dick dan Lou Carrey (1990: 62), “pendekatan pembelajaran sebagai pendekatan dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik memahami isi pelajaran atau tujuan yang diharapkan”. Sistematis mengandung pengertian bahwa langkah yang dilakukan guru adalah waktu mengajar berurutan dan logis, sehingga penerapan pendekatan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menemukan dan mengelola informasi dan pengetahuan.

Pendekatan pembelajaran menekankan pada akifitas dan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki dalam tingkat yang lebih tinggi dalam upaya memproses pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Menurut Atwi Suparman (1996: 157), “pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari serangkaian urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Pendekatan pembelajaran diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana


(38)

mengajar meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan peserta pembelajaran. Pendekatan pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan sistem yang menyeluruh dan terpadu.

Prinsip yang memilih pendekatan pembelajaran melalui proses secara langsung untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna. Menurut Ausabel yang dikutip oleh Martinis Yamin (2005:103), dalam teori kebermaknaannya “belajar merupakan mengaitkan informais baru pada konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik”. Dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan dengan sumber relevan dan mengakibatkan modifkasi sumber yang disesuaikan pengalaman peserta didik. Ini berarti, peranan pendekatan pembelajaran penting dalam keberhasilan belajar. Titik tolak memilih pendekatan pembelajaran adalah tujuan instruksional serta tingkat efisiensi yang diimbangi dengan efektifitas belajar. Pendekatan pembelajaran efisien dan efektif apabila dapat mencapai tujuan tepat waktu dan memberikan hasil belajar yang optimal.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan, pendekatan pembelajaran merupakan cara sistematik yang digunakan guru/dosen dalam mengelola pembelajaran dengan mengkomunikasikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang ditandai dengan adanya tingkat penugasan kemampuan dan pembentukan kepribadian sehingga memperoleh hasil belajar yang dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru atau dosen dan peserta didik dalam proses pembelajaran.


(39)

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Salah satu konsekuensi penerapan teknologi pembelajaran adalah media pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, rapat, dan kegiatan ceramah lainnya.

Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 9) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi. Contoh yang difungsikan sebagai perantara misalnya: film, televisi, diagram, media cetak dan komputer. Apabila media membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka, disebut sebagai media pembelajaran. Bila dikaitkan dengan pembelajaran media merupakan sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. Menurut Arief Sukadi Sadiman, Sujarwo, Radikun (1989: 166) media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan mahasiswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ke tingkat yang lebih efektif dan efisien.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika (National Education Association /NEA) yang dikutip oleh Cece Wijaya & Tabrani Rusyan (1994: 137), “mendefinisikan media dalam lingkup pembelajaran sebagai segala benda


(40)

yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan belajar”. Menurut Romiszowski yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2004: 202), media pembelajaran merupakan penyampaian pesan untuk berinteraksi dengan siswa melalui alat indranya untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi’. Menurut Bringgs, J. Leslie yang dikutip oleh Yusufhadi Miarso (2005: 457), menyatakan bahwa “media pembelajaran adalah sarana untuk memberi perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi’. Senada dengan pendapat Bringgs, J. Leslie, menurut Gagne M. Robert yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006: 4), bahwa “media pemebalajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Media pembelajaran dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis terhadap mahasiswa bahkan, media pembelajaran membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercaya sehingga memudahkan dalam menafsirkan data serta memadatkan informasi pengetahuan. Nana Sujana&Ahmad Rifai (2001: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa dalam pembelajaran yang pada ahirnya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang dicapainya. Selanjutnya diungkapkan beberapa alasan mengapa media

pembelajaran dapat mempertinggi prestasi belajar mahasiswa, yaitu: 1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga akan

menumbuhkan motivasi belajar, 2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para mahasiswa, dan memungkinkan mahasiswa lebih menguasai tujuan pembelajaran lebih baik,


(41)

3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal dengan kata-kata oleh dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan dan dosen tidak kehabisan tenaga, apalagi bila dosen mengajar untuk setiap jam pelajaran, 4). Sesuai dengan taraf berpikir mahasiswa, mengikuti tahap perkembangan mulai berpikir kongkrit menuju berpikir abstrak, dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks, sehingga melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Proses pembalajaran yang efektif memerlukan perencanaan penggunaan media pembelajaran. Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 48), “perencanaan penggunaan pembelajaran dikenal dengan istilah ASSURE Model yaitu analyze Learner Characteristics yang mengandung arti menganalisis karakteristik umum dan karekteristik khusus siswa”. States Objective yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, select or Modify Media yaitu memilih, memodifikasi atau merangsang dan mengembangkan materi dan media yang tepat, Utility Media and Materials yaitu kegunaan dari materi dan media yang diajarkan, Require Learner Responsyaitu meminta tanggapan siswa dan Evaluate and Revisiyaitu mengevaluasi dan merevisi proses belajar.

Dari berbagai pendapat para ahli dan berdasarkan pada teori teknologi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan mahasiswa sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran ketingkat yang lebih efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai dan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Media


(42)

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah VCD dan Overhead projector(OHP) sebagai pembanding.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau

pengelompokkannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuan

membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman, pengecapan. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut ciri-ciri ekonomisnya, lingkup sasarannya dan kemudahan kontrol oleh si pemakai. Secara umum ciri-ciri media pembelajaran adalah: 1). media dapat diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati melalui panca indra, 2). Media pembelajaran digunakan untuk komunikasi dalam pembelajaran antara dosen dan murid, 3). Merupakan semacam alat bantu pembelajaran, baik dalam maupun diluar kelas, 4). Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Encyclopedia of Educational Reasearchdalam Oemar Hamalik (1994: 15) merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1). Meletakkan dasar-dasar

yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena mengurangi verbalisme, 2). Memperbesar perhatian mahasiswa, 3). Meletakakan dasar-dasar yang penting

untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, 4). Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan mahasiswa, 5). Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan


(43)

kontinyu, terutama melalui gambar hidup, 6). Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, 7). Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Arief Sukadi Sadiman (1994: 5) menulis bahwa media sangat bermanfaat untuk menunjang proses belajar mengajar, tidak hanya sajian jadi lebih konkrit tetapi juga kegunaan yang lain yaitu media instruksional dapat: 1). Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa, 2). Dapat melampaui batasan ruang kelas, karena obyek terlalu kecil atau terlalu besar, obyek yang dipelajari terlalu kompleks, 3). Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, 4). Menghasilkan keseragaman

pengamatan, 5). Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis, 6). Membangkitkan keinginan dan minat baru, 7). Membangkitkan motivasi dan

merangsang anak untuk belajar, 8). Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai abstrak.

Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

1) Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses serta prestasi belajar.

2) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian mahasiswa sehingga dapat menimbulkan prestasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, dan memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.


(44)

3) Dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.

4) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada mahasiswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan dosen, masyarakat dan lingkungannya, misalnya melalui karya wisata.

Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa Edgar Dale dalam Heinich, Molenda, Russel, Smaldino (1996: 16) mengemukakan kerucut pengalaman dari pengalaman yang paling kongkrit sampai dengan yang paling abstrak, yang secara berturut-turut diuraikan sebagai berikut: Melalui pengalaman langsung, mahasiswa disuruh mengalami, berbuat, mengolah, merenungkan sendiri yang dikerjakannya, sehingga memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai gagasan dan informasi yang terkandung dalam pengalaman karena melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, peraba. Hal ini dikenal dengan istilah learning by doing, misalnya melakukan praktik dilaboratorium. Benda tiruan (pengalaman buatan) misalnya: kerangka tubuh manusia. Dalam

demonstrasi, dosen memperlihatkan bagian dari organ-organ pada

manekin/phantom. Film, audio, dan visual merupakan alat komunikasi yang efektif. Lambang verbal/visual dapat digunakan untuk mengkonkritkan yang abstrak dan mengekspresikan bahasa. Dengan demikian media pembelajaran merupakan alat yang dipakai dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk membantu memperjelas konsep/materi pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri mahasiswa.


(45)

d. Jenis Media

Perkembangan media pembelajaran telah menjangkau aspek audio, visual maupun kombinasi keduanya. Aneka ragam jenis media pembelajaran yang dipergunakan oleh dosen dapat membangkitkan rangsangan belajar serta membawa pengaruh psikologis bahkan, membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercya sehingga memudahkan siswa menafsirkan data serta memadatkan informasi pengetahuan. Menurut Seels B. B. & Glasgow Z. yang dikutip oleh Azhar Arsyat (2006: 33),”pengelompokan jenis media dilihat dari perkembangan teknologi dibagi dalam dua kategori, yaitu media tradisional dan media teknologi mutahkir”.

1. Media Tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan

1) Proyeksi opaque(tak tembus pandang) 2) Proyeksi overhead

3) Slide 4) Filmstrip

b. Visual yang tak terproyeksikan 1) Gambar, poster, foto 2) Chart, grafik, diagram

3) Pameran, papan info, papan buku c. Audio

1) Rekaman piringan 2) Pita kaset, reel, cartride


(46)

d. Penyajian multimedia 1) Slide plus suara (tape) 2) Multi-image

e. Visual dinamis yang diproyeksikan 1) Film

2) Televisi 3) Video

f. Cetak

1) Buku teks

2) Modul, teks terprogram 3) Workbook, lembar kegiatan 4) Majalah ilmiah, berkala 5) Lembaran lepas (hand-out) g. Permainan

1) Teka-teki 2) Simulasi h. Realia

1) Model

2) Specimen (contoh)

3) Manipulative (peta, boneka) 2. Media Mutakhir

a. Media berbasis telekomunikasi 1) Teleconference


(47)

b. Media berbasis mikroprosesor 1) Computer-assisted instruction 2) Permainan computer

3) System tutor inteligen 4) Interaktif

5) Hypermedia

6) Compact (video) disc

Berdasarkan pengelompokan jenis media menurut Seels B. B. & Glasgow Z. yang melihat dari segi perkembangan teknologi, media VCD termasuk kelompok media teknologi mutakhir kategori media berbasis mikroprosessor sedangkan media Overhead projector (OHP), termasuk dalam pengelompokan media tradisional kategori visual diam yang diproyeksikan.

Menurut Anderson yang dikutip oleh Arief S. Sadiman (2005: 95), jenis media instruksional dapat dikelompokkan seperti dalam table dibawah ini.

Table 1. Jenis Media Instruksional

Kelompok Media Media Pembelajaran

I. Audio

II. Cetak

III. Audio cetak

IV. Proyeksi visual diam

a. Pita audio (rol atau kaset) b. Piringan audio (CD) c. Radio (rekaman siaran)

a. Buku teks terprogram/pegangan b. Buku tugas/LKS

a. Buku latihan dilengkapi pita audio b. Gambar bahan dengan pita audio a. Film bingkai (slide)


(48)

V. Proyeksi visual diam dengan audio

VI. Visual gerak

VII. Visual gerak dengan audio

VIII. Benda

IX. Manusia dan sumber lingkungan

X. Komputer

b. Overhead Transparancy (OHT) a. Film bingkai (slide) suara b. Film rangkai suara

a. Film bisu dengan judul (caption) a. Film suara

b. Video/VCD a. Model/tiruan

a. Dosen, pustakawan, laboran

a. Program instruksional computer (CAI)

Motivasi sebagai proses psiokologis

Sumber: Arief S. Sadiman dkk. 2005. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pengelompokan dari berbagai media pembelajaran di atas, pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu agar lebih mudah dalam mempelajari jenis media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Menurut Yusufhadi Miarso (2005:458), “kegunaan media dalam pembelajaran yaitu media mampu memberikan rangsangan yang berfariasi kepada otak sehingga otak dapat berfungsi optimal”. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. Media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak. Media memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri. Media meningkatakan kemampuan membedakan dan menafsirkan objek.


(49)

Media mampu meningkatkan kemampuan ekspresi diri baik dosen atau murid. Pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat menumbuhkan dan mempertinggi motivasi belajar siswa yang memungkinkan adanya interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan kenyataan dan memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuan minatnya sehingga dapat memberikan pengalaman nyata dalam diri siswa.

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar (2004:6), “fungsi atau peran pokok media pembelajaran meliputi dua hal yaitu fungsi AVA dan fungsi komunikasi”. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang kongrit kepada siswa. Fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana komunikasi antara komunikator (dosen) dan penerima (mahasiswa), dimana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat dalam media. Secara umum media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mempunyai kegunaan yaitu : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu berifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan saja); (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; (3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik sehingga, media pembelajaran berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar, memungkinkan interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan kenyataan dan memungkinkan peserta didik; (4) Penggunaan media secara tepat oleh dosen dapat mengatasi kesulitan belajar akibat adanya perbedaan sifat siswa maupun perbedaan lingkungan dan pengalaman. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat dapat merngsang motivasi siswa sehingga mampu menghasilkan proses dan hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan kompetensi dosen dalam


(50)

mempergunakan media pembelajaran untuk membelajarkan siswa demi tercapainya standar kompetensi belajar siswa. Berdasarkan jenis media pembelajaran di atas, fokus penelitian adalah media pembelajaran VCD dan media pembelajaran Overhead Projector(OHP).

Para ahli lainnya membagi jenis media kedalam kelompok-kelompok tertentu. Antara lain media audio visual seperti kaset dan CD; Media gerak meliputi film dan video; media proyeksi meliputi slide, OHP, filmstrip, komputer, multimedia dan hipermedia; media jarak jauh seperti radio, TV, media non proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran, model dan masih banyak media-media lain.

Jenis media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain media non proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multi media dan hipermedia, dan media jarak jauh (Heinich, Molenda, Russell, Smaldino, 1996: 37) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu: (1) media cetakan, (2) media panjang, (3) overhead transparancies, (4) rekaman audiotape, (5) seri strip dan filmstrip, (6) penyajian multi image, (7) rekaman video dan film hidup, dan (8) komputer.

Menurut Azhar Arsyad (2000: 29) berdasarkan perkembangan teknologi media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.


(51)

1) Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto dan reproduksi.

2) Teknologi audi-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.

3) Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

4) Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

e. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

Pemeblajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, begitu juga dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Seorang dosen memilih salah satu media dalam pembelajaran dikelas atas dasar pertimbangan (Azhar Arsyad, 2000: 65), antara lain; (1) sudah merasa akrab/terbiasa dengan media itu, misalnya papan tulis, (2) merasa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, (3) media yang


(52)

dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian mahasiswa, serta menuntun pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.

Heinich, Molenda, Russell, Samldino (1996: 34) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristic, State objective, select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

(A) Menganalisis kelompok sasaran, apakah mereka mahasiswa sekolah lanjutan, perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisis karakteristik khusus mereka meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap awal mereka.

(S) Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) yang diharapkan mahasiswa miliki dan kuasai setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan pembelajaran ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian serta kegiatan pembelajaran.

(S) Memilih, modifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, materi dan media pembelajaran itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Disamping itu, perlu juga diperhatian apakah materi dan media pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat mahasiswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan media pembelajaran yang ada


(53)

tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media pembelajaran tersebut dapat di modifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi media yang telah tersedia, maka dipilih aleternatif merancang dan mengembangkan materi dan media pembelajaran yang baru. Di lihat dari segi biaya, waktu dan tenaga kegiatan ini jauh lebih mahal, namun demikian kegiatan ini memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.

(U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media pembelajaran yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping di perlukan latihan dan praktek menggunakan media pembelajaran juga perlu persiapan ruangan (setting) sebelum penyajian, misalnya tata letak tempat duduk mahasiswa dan fasilitas yang diperlukan antara lain meja, peralatan listrik, layar.

(R) Meminta tanggapan dari mahasiswa. Dosen sebaiknya mendorong mahasiswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses pembelajaran. Respon mahasiswa dapat berupa mengulang fakta-fakta, mengemukakan iktisar/rangkuman informasi/materi pelajaran, menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian mahasiswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar atau terjadi interaksi antar mahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosen.

(E) Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian mahasiswa mengenai tujuan pembelajaran yang elah ditetapkan, keefektifan media pembelajaran yang digunakan, pendekatan, dan dosen sendiri.


(54)

f. Kriteria Pemilihan Media Pembalajaran

Menurut Arief Sukardi Sadiman (1994: 2) untuk dapat mengadakan

pemilihan media setepat-tepatnya ada beberapa factor yang perlu

dipertimbangkan, yaitu: tujuan, sasaran, waktu, ketersediaan, biaya, karakteristik media yang bersangkutan, dan mutu teknisi.

1) Tujuan harus dipertegas bahwa tujuan penggunaan media pembelajaran dan kawasan tujuan yang diukur mungkin kognitif, afektif dan psikomotornya. Dipertimbangkan juga jenis rangsangan indra yang dipakai, visual, audio, atau kombinasi audio-visual, visual diam, atau visual gerak.

2) Sasaran yang akan berinteraksi dengan media dalam pembelajaran adalah peserta didik dengan jumlah dan karakateristik tertentu serta memiliki motivasi yang berbeda-beda.

3) Waktu dimaksudkan sebagai waktu yang diperlukan untuk

menyiapkan/mengembangkan program dan waktu untuk menyajikan program disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

4) Ketersediaanya media yang akan dipilih, alat yang diperlukan dan orang yang akan mengembangkannya.

5) Biaya yang harus dipertimbangkan karena penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, sehingga pemilihan media diusahakan dengan biaya minimal tetapi dengan hasil maksimal.

6) Karakteristik media yang bersangkutan (digunakan) harus dipertimbangkan kelebihan dan kelemahannya, jangan sampai salah pilih.

7) Mutu teknisi, media yang akan digunakan harus di cek terlebih dahulu yang meliputi gambar (layak untuk dilihat), dan suara (layak untuk di dengar).


(55)

Pada penelitian ini penggunaan media bertujuan untuk pembelajaran (instruksional), dengan mengutamakan pencapaian kemampuan kognitif mahasiswa, melalui rangsangan indera kombinasi antara audio dan visual (gambar yang di lihat pada monitor) dengan mendengarkan penjelasan dari dosen. Sebagai sasaran adalah mahasiswa semester I mata pelajaran anatomi pada Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga mahasiswa diharapkan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar ilmu anatomi. Sebelum pembelajaran berlangsung program pembelajaran VCD di coba dulu oleh dosen yang mengajar pada waktu eksperimen untuk menyesuaikan waktu yang tersedia dengan urutan materi pelajaran (konsep) yang harus diberikan kepada mahasiswa. Media pembelajaran yang di pilih (VCD dan OHP) yang sudah tersedia di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga tinggal mengembangkan program tersebut, hal ini juga untuk menghemat biaya.

Atas dasar itulah di pilih media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran ilmu anatomi (ruang lingkup tubuh manusia, anatomi sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler darah dan limfe, sistem urogenital, sistem pencernaan, sistem persyarafan, sistem endokrin, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal dan sistem integumen) adalah media VCD yang dihubungkan dengan LCD di bandingkan dengan media overhead projector (OHP), untuk mengetahui media manakah yang lebih efektif dalam pemahaman konsep-konsep ilmu anatomi sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar ilmu anatomi.


(56)

g. Media pembelajaran VCD

Menurut Azhar Arsyad (2006: 36) ”compact video disc adalah system penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio visual direkam pada disket plastic bukan pada pita magnetik”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141), “media video/VCD merupakan salah satu jenis media audio visual yang dapat menampilakan suara, gambar sekaligus gerakan”. Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso (2005:463), “media video/VCD merupakan media presentasi yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar, garis, symbol, suara dan gerakan”. Kemampuan video/VCD untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak mahasiswa melakukan penjelajahan walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek-obyek yang terlalu kecil, terlalu besar atau obyek yang langka dapat dihadirkan ke ruang kelas. Pesan yang dapat disajikan melalui video/VCD dapat berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun fiktif seperti cerita dapat bersifat informative, edukatif maupun instruksional.

Video/VCD direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan pada saat yang bersamaan direkam pula suaranya sehingga rekaman video dapat berfungsi sebagai media pandang dengar atau media audio visual. Pemanfaatan VCD dalam pembelajaran di sekolah bukan sesuatu yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video pembelajaran di sekolah yang diproduksi misalnya oleh Pustekom Diknas dan UPT SBM Unnes. Media VCD memiliki kelebihan dibanding dengan media lainnya sehingga efektif untuk menyajikan berbagai materi pelajaran sejarah yang sulit disampaikan melalui informasi verbal dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas.


(57)

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran VCD adalah satu jenis media audio visual yang menyampaikan bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara dan gerakan direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan rekaman suara yang berisikan pesan berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun fiktif seperti ceritera bersifat informative, edukatif maupun instruksional.

Video/VCD yang befungsi sebagai media pandang dengar (audio visual), memiliki beberpa kelebihan yaitu dapat di putar ulang setelah rekaman, tayangan dapat diperlambat, dipercepat bahkan dihentikan sementara, tidak memerlukan ruangan gelap, pengoperasian alat relative mudah, pita kaset video dapat dipakai untuk rekaman berulang-ulang, pengadaan dapat dilakukan dengan mudah. Sedangkan kelemahan dari media video adalah menggunakan listrik, pita kaset video/VCD mudah rusak atau menurun kualitasnya jika penyimpangan kurang baik, ketergantungan produksi media pada peralatan yang canggih dan mahal. Dari kelemahan-kelemahan tersebut jika dibandingkan manfaat dan nilai kegunaan yang lebih besar maka dalam penerapan pembelajaran sebaiknya diupayakan memnfaatkan media video sebagai program media yang dikembangkan di sekolah-sekolah.

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah media video/VCD yang dilengkapi dengan kepingan CD yang menggambarkan struktur tubuh manusia. Dosen menyiapkan kepingan CD dan menggunakan laptop yang dilengkapi dengan LCD proyektor kemudian menayangkan yang akan dijelaskan dan memberi pengantar pembelajaran, sehingga tugas mahasiswa mengamati materi struktur tubuh manusia. Gambar audio visual yang ada dalam penayangan


(58)

struktur tubuh manusia yang disampaikan pada mahasiswa dalam proses pembelajaran. Diharapkan dengan media pembelajaran berbentuk VCD, mahasiswa lebih mudah memahami gambaran struktur dari tubuh secara mendetail sehingga memberikan gambaran lengkap dan mendekati suatu kenyataan.

Pemanfaatan media VCD dapat disesuaiakan dengan kebutuhan dan karakteristik materi sejarah yang diajarkan mahasiswa. Ada kalanya pemutaran VCD dari awal hingga akhir yang diselingi dengan tanya jawab atau diskusi, informasi dan dilanjutkan evaluasi. Apabila mahasiswa kurang jelas maka dapat diputar kembali sehingga memudahkan dosen untuk menambah penjelasan dalam pengulangan penayangan. Lama waktu pemutaran yang dilakukan tergantung keperluan pembelajaran dan cepat lambatnya mahasiswa menyerap materi pembelajaran. Fasilitas penghentian penayangan akan memudahkan dosen untuk menambah penjelasan dan diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam pemahaman dan mempercepat siswa menyerap materi pembelajaran.

Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran berupa VCD dapat dirangkum melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut :

a. Tahap persiapan meliputi :

1) Menyusun jadwal disesuaikan dengan materi pembelajaran

2) Mengecek peralatan seperti VCD, TV, Laptop, Proyektor, CD Player 3) Mempelajari bahan penyerta dan penyeleksi isi program akan penting

tidaknya bagian yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran. 4) Mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi yang tertera


(59)

5) Mengatur tempat duduk siswa dan meminta untuk mempersiapkan alat tulis dan memperhatikan pelaksanaan proses pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi :

1) Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan materi pokok dari program video pembelajaran

2) Melaksanakan pengoperasian program dan bahan penyerta

3) Mengamati dan memantau kegiatan mahasiswa dan memberikan penguatan, penegasan, pengayaan selama pemutaran VCD berlangsung 4) Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan

5) Membuat kesimpulan/ rangkuman, memberikan evaluasi kepada

mahasiswa, mematikan program jika dianggap sudah selesai c. Tahap tindak lanjut, meliputi :

1) Pemberian tugas kepada mahasiswa

2) Memberikan tanya jawab sebagai umpan balik

h. Media Overhead Projector(OHP) dalam Pembelajaran Anatomi

Overhead projector adalah salah satu alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada dan tranparansi film yang diletakkan diatas OHP dan diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/tulisan yang lebih besar dari aslinya (Suciati, Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 : 9-17).

Peralatan OHP hanya menggunakan system optic(lensa-lensa) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu projector). Overhead projector (OHP) berfungsi


(60)

memperbesar gambar/tulisan membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan kelas sehingga dosen dapat selalu berhadapan atau menatap mahasiswa.

Kelebihan OHP adalah: a) transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh dosen, b) peralatan mudah dioperasikan, c) dapat disimpan dan digunakan

berulang kali, d) memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.

Keterbatasannya adalah : a) harus tersedia aliran listrik pada ruangan, b) harus menggunakan spidol atau marking pen (Suciati, Trinipratati, Prasetya I, lily budiarjo, 1994 :9-18).

OHP belum dapat berfungsi bila tidak dilengkapi (disediakan) transparansi. OHP merupakan perangkat keras dan OHT (transparansi) merupakan perangkat lunak. Jadi OHP dan transparansi merupakan sepasang media pembelajaran untuk memperjelas konsep/materi pelajran yang sedang disampaikan oleh dosen. Semua pesan/konsep yang akan disampaikan dosen ditulis dan digambarkan di atas transparansi dan diproyeksikan ke layar, sehingga semua tulisan maupun gambar yang telah disiapkan di transparansi akan nampak jelas pada layar, mudah dibaca dan dicatat. Dapat diterima atau tidaknya materi/konsep yang disampaikan kepada mahasiswa tergantung pada cara menuangkan materi/konsep yang diajarkan tersebut menjadi ide visual pada transparansi. Transparansi dibuat Dari bahan plastic yang tembus pandang atau tembus cahaya sehingga ide visual dapat diproyeksikan.

Ada dua jenis transparansi yang dapat digunakan untuk menyiapkan materi pelajaran/konsep yang akan diajarkan kepada mahasiswa yaitu transparasi


(61)

dalam bentuk roll film dan transparansi dalam bentuk write on (Suciati, Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 : 19).

1) Transparansi dalam bentuk roll film, dosen menuliskan materi/konsep pada transparansi saat pembelajaran berlangsung. Mahasiswa dapat lebih cepat bosan karena dosen mengajar (menjelaskan) sambil menulis.

2) Transparansi dalam bentuk write on adalah lembaran transparansi dengan ukuran normal: 265x210 mm. dengan transparansi ini dosen dapat menuangkan/menyajikan pesan/konsep (materi pelajaran) yang akan disampaikan sebelum proses pembelajaran.

Kelebihan transparansi adalah : a) mudah dibawa kemana-mana, karena berukuran relatif kecil dan tipis, b) mudah dalam pembuatan dan desain dapat dibuat menarik, karena dapat dengan tulisan/gambar tangan dengan teknik dan warna yang menarik, c) mudah untuk disajikan karena materi dapat disiapkan lebih awal, sehingga sistematika penyajan terencana, d) penayangan transparansi dapat diatur oleh penyaji, sesuai kebutuhan (lama, cepat, atau diulang kembali), e) dosen dapat bertatap muka dan berkomunikasi langsung denagn mahasiswa, f) mahasiswa dapat mencatat, karena ruangan tidak perlu digelapkan.

Kelemahan transparansi adalah : (a) tanpa OHP tidak dapat disajikan, karena OHP dan transparansi berpasangan berpasangan untuk dapat digunakan, OHP sebagai perangkat keras sedangkan transparansi sebagai perangkat lunak, b) cepat menarik debu dan bekas jari tangan cepat menempel sehingga penampilannya kurang jelas, c) urutan/ susunan mudah kacau karena berupa lembaran lepas, d) bila disimpan lama tanpa penyekat huruf atau digambar akan


(62)

luntur, atau pindah ke transparansi yang menindihnya, e) bila peletakannya tidak benar visual dilayar akan mendapat distorsi (bentuk berubah).

4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi belajar seringkali dihubungkan dengan kegiatan belajar. Orang seringkali mengaitkannya dengan masalah psikologi pendidikan. Dalam psikologi pendidikan, terdapat beberapa teori atau konsep mengenai motivasi belajar. Teori para ahli tersebut didasari oleh sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini perhatian dikhususkan pada motivasi belajar disekolah, sehigga pembahasan didalamnya dimaksudkan untuk memahami beberapa pengertian motivasi baik ditinjau dari segi psikologi maupun ditinjau dari segi pendidikan. Salah satu teori motivasi yang diketengahkan disini adalah pendapatnya David Mc.Clelland, Abraham Maslow Wand dan Brown yang

dikutip kembali oleh Wahjosumidjo. Wahjosumidjo (1985: 171-209)

mengemukakan bahwa pengertian motivasi berikut ini:

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau faktor dari luar disebut ekstrinsik.

Untuk lebih memahami mengenai proses-proses timbulnya motivasi dapat diperhatikan gambar motivasi sebagai proses psikologis seperti dalam gambar 3 berikut ini:


(1)

211

Kegiatan mahasiswa:

1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan

3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara

individual.

F. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media: Gambar video mengenai sistem urogenital 2. Sumber Pembelajaran

a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc.

b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy

and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.

G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik

a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi

2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian

3. Soal/Instrument Tes uraian:


(2)

212

2) Jelaskan klasifikasi sistem urogenital?

3) Jelaskan tingkat structural organisasi sistem urogenital? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?


(3)

Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk

Kelompok Eksperimen I (VCD)

No

Motivasi Belajar

Mahasiswa

Nilai Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Anatomi

1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Keterangan:

1 : Kategori Rendah

2 : Kategori Tinggi


(4)

Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk

Kelompok Eksperimen II (OHP)

No

Motivasi Belajar

Mahasiswa

Nilai Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Anatomi

1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Keterangan:

1 : Kategori Rendah


(5)

Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Eksperimen

No Motivasi Nilai Prestasi Belajar

1 119 2 84

2 121 2 70

3 107 1 52

4 124 2 66

5 131 2 64

6 129 2 80

7 133 2 78

8 122 1 80

9 119 1 80

10 127 2 82

11 127 2 76

12 127 1 66

13 115 1 82

14 125 2 80

15 122 1 72

16 129 1 72

17 128 1 84

18 117 1 90

19 122 2 84

20 119 2 76

21 114 1 74

22 121 1 72

23 118 1 80

24 112 2 70

25 113 1 78

26 111 1 78

27 109 1 74

28 115 1 84

29 117 1 84

30 116 1 76

31 115 1 74

32 135 2 81

33 104 1 78

34 122 2 76

35 119 2 78

36 126 2 70

37 111 1 62


(6)

Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Kontrol

No Motivasi Nilai Prestasi Belajar

1 113 2 68

2 116 2 56

3 114 2 62

4 102 1 70

5 114 2 70

6 124 2 70

7 105 1 54

8 106 1 52

9 115 2 50

10 123 2 66

11 124 2 58

12 114 2 80

13 109 2 70

14 110 1 66

15 109 1 70

16 98 1 70

17 121 2 64

18 112 2 70

19 103 1 70

20 97 1 78

21 108 2 70

22 106 1 66

23 102 1 52

24 119 2 72

25 125 2 66

26 107 1 70

27 104 1 66

28 121 2 80

29 116 2 74

30 115 2 72

31 114 2 70

32 109 2 70

33 110 1 78

34 109 1 70

35 98 1 72

36 121 2 80