karakteristik kepribadian lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi oleh kepentingan dan harapan-harapannya dalam proses komunikasi ketika
ia menerjemahkan informasi.
3. Gaya Gender
Laki-laki maupun perempuan menggunakan komunikasi lisan untuk alasan yang berbeda. Sehingga konsekuensinya, jenis kelamin menjadi hambatan
bagi komunikasi yang efektif antara kedua jenis kelamin tersebut.
4. Emosi
Perasaan penerima informasi pada saat penerimaan pesan komunikasi akan sangat mempengaruhi cara seseorang menafsirkannya. Pesan yang sama
tatkala diterima pada saat kondisi sedang marah atau bingung akan ditafsirkan berbeda pada saat seseorang tersebut dala keadaan senang.
Emosi-emosi yang ekstrim pada saat senang atau saat tertekan akan berkecenderungan menghambat komunikasi yang efektif.
5. Bahasa
Kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga dari sekian
banyak variabel yang jelas sangat mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh seseorang dan definisi yang diberikannya pada kata-kata. Para
pengirim informasi cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah- istilah yang mereka gunakan memiliki arti yang sama dengan yang
dipahami oleh si penerima informasi. Asumsi ini sering tidak tepat.
6. Petunjuk nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah cara yang penting bagi seseorang dalam menyampaikan pesan. Namun, komunikasi nonverbal selalu diiringi oleh
komunikasi lisan. Selama bersesuaian, keduanya akan saling menguatkan. Ketika kata-kata pimpinan menunjukkan bahwa dia marah, nada suara, dan
gerakan tubuhnya menunjukkan kemarahan, jadi dapat disimpulkan secara tepat bahwa dia sedang marah. Namun demikian, ketika petunjuk
nonverbal tidak bersesuaian dengan pesan lisan, maka penerima informasi akan bingung dan pesan akan menjadi tidak jelas.
2.2 Komunikasi Antar Pribadi
Sebagian besar kegiatan komunikasi berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal
diri kita sendiri dan orang lain, dapat mengetahui dunia luar, dapat menjalin hubungan yang lebih bermakna, dan sebagainya. Komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Para
ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi antar pribadi secara berbeda-beda. Menurut Barnlund Wiryanto, 2004:32-33, komunikasi antar pribadi yaitu
Universitas Sumatera Utara
pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
Untuk memahami definisi komunikasi antar pribadi ada tiga perspektif Fajar, 2009 : 77 :
1. Perspektif komponensial, yaitu melihat komunikasi antarpribadi dari
komponen-komponennya; 2.
Perspektif pengembangan, yaitumelihat komunikasi antar pribadi dan proses pengembangannya;
3. Perspektif relasional, yaitu melihat komunikasi antar pribadi dari
hubungannya. Adapun definisi komunikasi antar pribadi yang dikemukakan oleh Devito
Effendy, 2003:59-60, adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa
efek dan beberapa umpan balik seketika.
2.2.1 Karakteristik, Prinsip, dan Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Beberapa dari definisi komunikasi harus ditinjau manakah ciri-ciri yang
menunjukkan perbedaan yang khas antara komunikasi antarpribadi dengan bentuk komunikasi yang lain. Menurut Alo Liliweri Wiryanto, 2004:33 , komunikasi
antarpribadi mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1.
Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan terjadi sambil lalu saja
2. Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.
Kebanyakan komunikasi antarpribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan terlebih dahulu, seperti pertemuan di ruang perpustakaan
kemudian merencanakan belajar bersama, saling mengajak makan bersama setelah bertemu di rumah makan. Namun bisa saja komunikasi
antarpribadi telah dijanjikan dan mempunyai tujuan terlebih dahulu, namun konteksnya berbeda dengan komunikasi kelompok.
3. Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang
tidak mempunyai identitas yang jelas. 4.
Komunikasi antarpribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
5. Komunikasi antarpribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan
6. Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan
hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan
7. Komunikasi antarpribadi menggunakan lambing atau symbol yang
bermakna
Universitas Sumatera Utara
8. Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan sukses jika tidak membuahkan
hasil Karakteristik komunikasi antarpribadi menurut Agus Hardjana 2003:86-90,
yaitu : 1.
Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal 2.
Komunikasi Interpersonal mencakup perilaku tertentu yaitu perilaku spontan, menurut kebiasaan, dan perilaku sadar.
3. Komunikasi interpersonal adalah komuniksai yang berproses
pengembangan 4.
Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi, dan koherensi
5. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu
6. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan yang aktif
Komunikasi antar pribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang lika-liku hidup pihak lain,
pikiran dan pengetahuannya, perasaannya, maupun menanggapi tingkah laku seseorang. Mereka yang sudah saling mengenal secara mendalam memiliki
interaksi komunikasi yang lebih baik daripada yang belum mengenal. Kesimpulannya bahwa jika hendak menciptakan suatu komunikasi antarpribadi
yang lebih bermutu maka harus didahului dengan suatu keakraban. Bagaimanapun juga suatu batasan pengertian yang benar-benar baik tentang komunikasi
antarpribadi tidak ada yang memuaskan semua orang. Semua batasan arti sangat tergantung bagaimana kita melihat dan mengetahui perilakunya. Dengan kata lain
tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan antara dua orang dapat digolongkan komunikasi antarpribadi. Ada tahap-tahap tertentu dalam interaksi antara dua
orang haruslah terlewati untuk menentukan komunikasi antarpribadi benar-benar dimulai.
Menurut Joseph A. DeVito 2008 : 15-21 terdapat sembilan prinsip komunikasi, yaitu komunikasi:
1. Komunikasi antar pribadi merupakan “kemasan dari tanda-tanda”
2. Komunikasi antar pribadi merupakan proses penyesuaian diri
3. Komunikasi antar pribadi mempunyai dimensi isi dan hubungan
4. Komunikasi antar pribadi dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau
hubungan komplementer 5.
Komunikasi antar pribadi merupakan proses transaksional 6.
Komunikasi antar pribadi urutan peristiwa komunikasi dapat dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
7. Komunikasi antar pribadi tidak dapat dihindari
8. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah dan diulang
9. Komunikasi antar pribadi mempunyai tujuan tertentu
Komunikasi antar pribadi memiliki beberapa tujuan. Baik disadari atau tidak, tujuan tersebut pasti terdapat di saat komunikasi antar pribadi itu terjadi.
Adapun tujuan komunikasi antarpribadi menurut Fajar 2009:78-80 diantaranya : a.
Menemukan diri sendiri Tujuan komunikasi antar pribadi ini maksudnya diarahkan untuk
menemukan personal atau pribadi. Artinya jika kita terlihat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali
mengenai diri kita maupun orang lain. Kenyataan sebagian besar dari persepsi kita adalah hasil dari apa yang kita pelajari dalam pertemuan antar
pribadi. Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara mengenai apa yang kita sukai atau mengenai diri kita.
b. Menekan dunia luar
Tujuan komunikasi antar pribadi ini memandang bahwa melalui komunikasi ini kita akan melakukan interaksi dengan dunia luar atau
lingkungan. Hal ini menjadikan kita lebih memahami lebih baik dunia luar, dengan objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Kondisi tersebut
menyebabkan kenyataan, kepercayaan, sikap, dan nilai-nilai kita akan dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal.
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Melalui komunikasi interpersonal ini, kita akan membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi antar
pribadi ini pula akan terjalin suatu jalinan yang didasarkan karena perasaan keterikatan antara pihak yang melakukan komunikasi. Hal ini
baik untuk menjalin suatu proses kerja sama dengan tujuan bersama.
d. Berubah sikap dan tingkah laku
Komunikasi antar pribadi juga memberikan tujuan sebagai alat yang dapat merubah hidup seseorang. Karena ternyata untuk merubah sikap dan
tingkah laku kita atau orang lain dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi antar pribadi.
e. Untuk bermain dan kesenangan
Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan untuk bermain, mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari
kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktifitas kita pada akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita-cerita lucu pada
umumnya itu adalah merupakan pembicaraan yang dapat memberikan kesenangan. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi
mempunyai tujuan yang sangat penting. Namun dengan melakukan kegiatan itu dapat membuat keseimbangan yang penting pada pikiran yang
memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk membantu
Universitas Sumatera Utara
Tujuan ini menganggap bahwa kegiatan komunikasi interpersonal dapat digunakan dalam kegiatan profesional mereka dalam membantu klien yang
menemui kesulitan dalam sebuah pekerjaan.
Berdasarkan itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, tujuan-tujuan ini dapat dilihat
sebagai faktor-faktor motivasi atau sebagai alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa
kita membantu orang lain untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang. Kedua, tujuan-tujuan ini dapat dipandang sebagai hasil efektif umum dari
komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa sebagai suatu hasil dari komunikasi interpersonal, kita dapat mengenal diri kita
sendiri, membuat hubungan lebih baik bermakna dan memperoleh pengetahuan tentang dunia luar. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang sangat
unik, artinya tidak seperti kegiatan lainnya. Selain itu, komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara pelaku
yang terlibat komunikasi. Dengan adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai proses transaksional.
Sementara itu menurut Devito 2008:33 mengemukakan tujuan komunikasi antar pribadi sebagai berikut :
a. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek,
peristiwa, dan orang lain b.
Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban
c. Untuk mempengaruhi sikap dan tingka laku orang lain
d. Untuk menghibur diri dan bermain
2.2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi
Universitas Sumatera Utara
Pola-pola komunikasi antarpribadi mempunyai efek yang berlainan pada hubungan antarpribadi. Anggapan orang bahwa semakin sering seseorang
melakukan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, semakin baik pula hubungan mereka adalah tidak benar. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana
komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi Fajar 2009: 84, diantaranya :
a. Percaya trust
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi, faktor percaya adalah yang paling penting. Bila seseorang mempunyai
perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan dan tidak akan dikhianati, seseorang tersebut akan lebih mudah membuka dirinya.
b. Empati
Empati merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan sikap percaya pada orang lain. Empati adalah kemampuan untuk memahami
perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk dapat melihat dunia dari sudut pandang orang lain; dengan kata lain kemampuan menghayati
perasaan orang lain atau merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain.
c. Sikap sportif
Yaitu sikap yang dapat mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersikap defensif bila ia tidak dapat menerima, tidak jujur, dan tidak
empatis.
d. Sikap terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi anatarpribadi yang efektif. Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari
komunikasi antarpribadi ini paling tidak terdapat dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang
lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya.
e. Kesamaan
Kesamaan, ini merupakan karakteristik yang istimewa karena pada kenyataannya manusia tidak ada yang sama, bahkan pada orang yang
kembarpun didapatkan berbagai perbedaan. Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif jika orang-orang yang berkomunikasi di dalam semua
kesamaan. Hal ini bukan berarti orang-orang yang tidak memiliki kesamaan tidak bisa berkomunikasi. Jelas mereka bisa berkomunikasi.
Akan tetapi jika mereka menginginkan komunikasi yang efektif, hendaknya diketahui terlebih dahulu kesamaan-kesamaan kepribadian
diantara mereka. Dengan cara ini dimaksudkan hendaknya terdapat ‘pengenalan tak terucapkan’ bahwa kedua pihak yang berkomunikasi
dihargai dan dihormati sebagai manusia yang mempunyai sesuatu yang penting untuk dikontribusikan kepada sesamanya. Karakteristik kesamaan
dalam komunikasi antarpribadi dapat pula dilihat dari kedudukan antara pembicara dan pendengar. Adalah sulit dan tidak efektif dalam komunikasi
Universitas Sumatera Utara
antar pribadi jika terdapat situasi pembicara yang berbicara sepanjang waktu, sementara itu pendengar mendengarkan sepanjang waktu pula.
Selain itu, komunikasi antarpribadi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
tidak terlihat tapi sangat terasa pengaruhnya, diantaranya: 1.
Meaningmakna Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara
menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang
tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.
2. Learning
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari
belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui
pengalaman. Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan
hasil belajar. Pola-pola atau perilaku komunikasi kita tidak tergantung pada turunangenetik, tapi makna dan informasi merupakan hasil belajar
terhadap simbol-simbol yang ada di lingkungannya. Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal. Jadi,
kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning belajar dari lingkungan.
3. Subjectivity
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode menyusun atau merancang dan men-decode
menerima dan mengartikan pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek
yang sama.
4. Negotiation
Komunikasi merupakan pertukaran simbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi
orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama
dengan proses pertukaran makna. Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
5. Culture atau Budaya
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota
masyarakat melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian
dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya
menciptakan cara pandang point of view.
6. Interacting levels and context
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari
komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
7. Self reference
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan
lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
8. Self reflexivity
Kesadaran diri self-cosciousnesmerupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri cermin diri sebagai bagian dari lingkungan.
Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada
komunikasi.
9. Inevitability
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan
itu mengungkap suatu makna komunikasi.
2.3 Eskalasi Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi