Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian

iii alternatif situasi perjalanan yang ditawarkan. Hal ini berarti bahwa data tersebut merupakan pilihan hipotesis dari pelaku perjalanan. Data pilihan hipotesis konsumen tersebut dapat diperoleh dengan suatu metode pengumpulan data yang disebut stated preference. Metode stated preference adalah perangkat survey dalam riset pemasaran dan mulai ditetapkan dalam bidang perencanaan transportasi sejak tahun 1970. Metode stated preference menawarkan beberapa keuntungan menarik antara lain: 1. Peneliti dapat melakukan kontrol tentang situasi yang diharapkan akan dihadapi oleh responden. 2. Dapat memunculkan variabel kuantitatif sekunder dengan mudah karena peneliti menggunakan teknik kuesioner untuk menyatakan variabel tersebut. 3. Dalam kebijaksanaan yang sifatnya baru, stated preference dapat digunakan sebagai media peramalan. 4. Karena satu responden memberikan jawaban atas berbagai situasi perjalanan, maka jumlah sampel relatif tidak terlalu banyak. Meskipun demikian pemilihan sampel diharapkan mampu mewakili kelompok masyarakat populasi yang diteliti. Melihat prospek dan peranan jasa angkutan umum bus dan kereta api di masa mendatang, perlu dilakukan penelitian pemodelan pemilihan moda dengan menggunakan metode stated preference. Teknik stated preference ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang besar bagi pengusaha jasa angkutan umum dalam mengetahui atribut – atribut internal moda angkutan umum khususnya bus dan kereta api dan kontribusi masing-masing atribut dalam perolehan pangsa pasar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana respon penumpang terhadap atribut-atribut pelayanan dan pengaruhnya terhadap permintaan moda bus dan kereta api. 2. Bagaimana model pemilihan moda angkutan bus dan kereta api dengan menggunakan metode stated preference.

1.3. Batasan Masalah

Untuk membatasi lingkup permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Tinjauan masalah dibatasi pada pemilihan moda angkutan tehadap 2dua jenis moda angkutan yaitu bus Langsung Jaya dan Kereta Api Pramek. iv 2. Pembuatan model pemilihan antara 2dua moda angkutan umum berdasar respon penumpang dengan teknik stated preference dengan cara melakukan perubahan atribut pelayanan pada salah satu moda. 3. Model pemilihan moda yang dipilih adalah model logit biner dan termasuk trip intercharge modal split model. 4. Dalam penelitian ini pemilihan moda angkutan dilakukan sebagai variabel terikat, sedangkan atribut internal moda seperti: tarif, waktu perjalanan, dan kualitas pelayanan diperlukan sebagai variabel bebas. Kualitas pelayanan meliputi: toilet, air conditioner, konfigurasi tempat duduk, dan keamanan. 5. Data respon penumpang dibatasi untuk dari daerah asal Solo dengan tujuan Jogja dan kelas ekonomi. 6. Data-data karakteristik penumpang seperti: jenis kelamin, usia, pekerjaan, maksud perjalanan, dan tingkat pendapatan tidak dapat diperhitungkan sebagai variabel bebas tetapi dipakai sebagai pertimbangan dalam menilai respon penumpang. 7. Penentuan waktu perjalanan tidak memperhitungkan excess travel time. 8. Lokasi pengambilan data adalah stasiun Solo Balapan dan Terminal Tertonadi. 9. Penentuan jumlah sampel mengacu pada data jumlah penumpang rata-rata jumlah trayek Solo-Jogja selama satu hari yang dianggap sebagai populasi.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui respon penumpang terhadap atribut-atribut pelayanan dan pengaruhnya terhadap permintaan moda bus dan kereta api. 2. Membuat model pemilihan moda angkutan berdasarkan respon penumpang dengan teknik stated preference.

1.5. Manfaat Penelitian