2.1.7.3. Pemeriksaan Bakteriologi
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus
pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp
Djaafar, 2007. 1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang kurang dari 1 menurut Shambaugh. Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru
yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu
yang tidak dipateurisasi Paparella, 1997. 2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa
adalah ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. Sedangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik kecuali makrolid.
Stafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi I dan gentamisin Helmi, 2001.
2.1.8. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas :
1. Konservatif 2. Operasi
2.1.8.1. OMSK Benign Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan
Universitas Sumatera Utara
segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi miringoplasti, timpanoplasti untuk
mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
2.1.8.2. OMSK Benign Aktif
Prinsip pengobatan OMSK adalah: 1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.
Tujuan pembersihan telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang
baik bagi perkembangan mikroorganisme Nursiah, 2003. 2.Pemberian antibiotika :
- topikal antibiotik antimikroba
- sistemik.
a. Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurangtidak progresif lagi
diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid Berman, 2006. Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah,
maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan
berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi Paparella, 1997.
Bubuk telinga yang digunakan seperti Paparella, 1997:
a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodine
b. Terramycin.
c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg
Menurut panduan pengobatan OMSK dari WHO tahun 2004, disebutkan bahwa antibiotik tetes telinga lebih efektif dari antibiotik oral. Selain itu, juga
didapatkan rekomendasi WHO bahwa antibiotik quinolone lebih baik dari antibiotik
Universitas Sumatera Utara
non-quinolone. Dengan demikian, penggunaan antibiotik quinolone topikal contoh: ofloxacin sangat direkomendasikan oleh WHO. Akan tetapi, ada hipotesis yang
menduga bahwa penambahan corticosteroid topikal pada pengobatan ofloxacin akan membantu penyembuhan otitis media WHO, 2015.
Sebanyak 110 pasien OMSK diacak untuk mendapatkan tetes telinga ofloxacin atau tetes telinga kombinasi ofloxacin + dexamethasone kemudian
dievaluasi pada hari ke-5, ke-10, dan ke-15. Parameter yang dievaluasi adalah kesembuhan klinis dan eradikasi mikrobiologi. Hasil yang didapatkan adalah
kesembuhan klinis pasien yang mendapat ofloxacin vs pasien yang mendapat ofloxacin + dexamethasone 84,61 Panchasara, 2015.
b. Pemberian antibiotik sistemik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan
faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya.
Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada
konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
Suatu percobaan menemukan bahwa mezlocillin intravena dan ceftazidime lebih efektif dari toilet aural saja dalam menyelesaikan otore dan memberantas bak-
teri telinga tengah 100 dan 8, masing-masing. Percobaan lain menemukan bahwa pasien OMSK yang diberi IV ceftazidime sebelum mastoidektomi memiliki
telinga yang lebih kering 93 dari mereka yang tidak 42 WHO, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Table 2.1. Antibiotik Parenteral untuk OMSK WHO, 2004
Penicillins: Carbenicillin,
piperacillin, ticarcillin,
mezlocillin, azlocillin, methicillin, nafcillin, oxacillin, ampicillin, penicillin
G Cephalosporins
Cefuroxime, cefotaxime, cefoperazone, cefazolin,
Ceftazidime Aminoglycosides:
Aminoglycosides: Gentamicin,
tobramycin, amikacin Macrolides:
Clindamycin Vancomycin
Chloramphenicol Aztreonam
Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada otitis media kronik adalah Helmi, 2005.
Pseudomonas : Aminoglikosida ± karbenisilin P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin
P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilin Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida
E. coli : Ampisilin atau sefalosforin S. Aureus Anti-stafilikokus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida
Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida B. fragilis : Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon siprofloksasin, dan ofloksasin yaitu dapat derivat asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat
diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Golongan sefalosforin generasi III sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson juga aktif terhadap Pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Terapi ini
sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob.
Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik sefaleksin dan kotrimoksasol pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2
minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu Djaafar, 2007; Helmi, 2007.
2.1.8.3. OMSK Maligna