44
Karo Langkat
Serdang Bedagai Batu Bara
Labuhan Batu Selatan Labuhan Batu Utara
V Deli Serdang
Sibolga Tanjung Balai
Pematang Siantar Tebing Tinggi
Medan Binjai
Padang Sidempuan
3.7 Interpretasi Hasil Analisis Cluster
Hasil pengelompokan kabupaten kota yang diperoleh dari analisis cluster dibandingkan dengan nilai rata-rata umum masing-masing peubah pada setiap
kelompok yang terbentuk. Nilai rata-rata umum masing-masing peubah diperoleh dari rata-rata skor komponen utama pada tabel 3.8. Dengan menggunakan nilai
rata-rata skor komponen utama untuk setiap cluster maka dapat diketahui karakteristik setiap kelompok. Nilai rata-rata skor komponen utama setiap
kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.11 Nilai Rata-Rata Skor Komponen Utama Setiap Kelompok Komponen
Cluster I
II III
IV V
Y
1
5.173 1.444
0.687 -0.967
-2.607
Y
2
-1.344 1.412
1.244 -0.562
-0.398
Y
3
-0.560 -1.138
0.772 0.902
-1.192
Y
4
-0.695 1.517
-0.165 0.272
-0.396
Berdasarkan hasil analisis cluster terdapat lima kelompok Kabupaten Kota dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kelompok satu memiliki satu nilai rata-rata yang diatas rata-rata skor
komponen utama yaitu komponen utama pertama. Sedangkan untuk tiga komponen utama yang lainnya bernilai negatif. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada kelompok ini memiliki karakteristik kemiskinan rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
45
yang tercakup pada komponen utama pertama. Pada kelompok ini rumah tangga miskin memiliki karakteristik tingginya persentase kepala rumah
tangga yang pendidikannya ≤ SD, tingginya persentase kepala rumah tangga yang bekerja disektor pertanian, tingginya persentase rumah tangga
yang jenis dinding terbuat dari bambu kayu, tingginya persentase rumah tangga yang fasilitas jambannya milik bersamatidak ada, pendapatan
perkapita yang rendah. 2.
Kelompok dua memiliki tiga nilai rata-rata diatas rata-rata skor komponen utama yaitu komponen utama pertama, kedua dan keempat. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada kelompok ini memiliki karakteristik kemiskinan rumah tangga yang tercakup pada tiga komponen utama
tersebut. Pada kelompok ini karakteristik rumah tangga miskin memiliki karakteristik
tingginya persentase
kepala rumah
tangga yang
pendidikannya ≤ SD, tingginya persentase kepala rumah tangga yang bekerja disektor pertanian, tingginya persentase rumah tangga yang jenis
dinding terbuat dari bambu kayu, tingginya persentase rumah tangga yang fasilitas jambannya milik bersamatidak ada, pendapatan perkapita yang
rendah, jumlah anggota rumah tangga banyak, tingginya persentase rumah tangga yang jenis atapnya terbuat dari ijuk, tingginya persentase rumah
tangga yang jenis lantainya tanah kayu berkualitas rendah, tingginya persentase rumah tangga yang sumber penerangan bukan listrik, tingginya
persentase rumah tangga yang sumber air minum tidak bersih, tingginya persentase rumah tangga yang status pemilikan tempat tinggalnya adalah
kontraksewa. 3.
Kelompok tiga memiliki nilai rata-rata yang diatas rata-rata skor komponen utama yaitu komponen utama pertama, kedua dan ketiga. Hal
ini mengindikasikan bahwa pada kelompok ini memiliki karakteristik tingginya persentase kepala rumah tangga yang pendidikannya ≤ SD,
tingginya persentase kepala rumah tangga yang bekerja disektor pertanian, tingginya persentase rumah tangga yang jenis dinding terbuat dari bambu
kayu, tingginya persentase rumah tangga yang fasilitas jambannya milik bersamatidak ada, pendapatan perkapita yang rendah, jumlah anggota
Universitas Sumatera Utara
46
rumah tangga banyak, tingginya persentase rumah tangga yang jenis atapnya terbuat dari ijuk, tingginya persentase rumah tangga yang jenis
lantainya tanah kayu berkualitas rendah, tingginya persentase rumah tangga yang sumber penerangan bukan listrik, tingginya persentase rumah
tangga yang luas lantai temp at tinggalnya ≤ 20m
2
. 4.
Kelompok empat memiliki nilai rata-rata yang diatas rata-rata skor komponen utama yaitu komponen ketiga dan keempat. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada kelompok ini memiliki karakteristik kemiskinan rumah tangga yang tercakup pada komponen utama ketiga dan
keempat. Pada kelompok ini rumah tangga miskin memiliki karakteristik tingginya persentase rumah tangga yang luas lantai tempat tinggalnya ≤
20m
2
, tingginya persentase rumah tangga yang status pemilikan tempat tinggalnya adalah kontraksewa.
5. Kelompok lima tidak memiliki nilai rata-rata yang diatas rata-rata skor
komponen utama. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah pada kelompok ini tidak tergolong miskin berdasarkan karakteristik yang digunakan dalam
penelitian ini. Pada kelompok ini hampir seluruh daerah adalah perkotaan, hanya satu yang merupakan kabupaten. Masalah yang dihadapi didaerah
perkotaan adalah kepadatan penduduk. Pada kelompok ini semua nilai komponen sangat rendah dibawah rata-rata.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN