III-5 biaya, meningkatkan perdagangan dan kewasan investasi yang kompetitif, efisien ekonomi serta
menciptakan pasar yang lebih besar.
b. Isu Nasional
Isu jangka panjang nasional yang dapat dijadikan referensi dalam merumuskan isu strategis diantaranya adalah dokumen RPJPD dan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia MP3EI.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005-2025
Review terhadap RPJPN bertujuan untuk mengetahui arah pembangunan nasional dan sasaran pembangunan pada setiap tahapan lima tahunan. Pemahaman terhadap arah dan
sasaran pembangunan jangka panjang akan memandu RPJPD Kabupaten Aceh Tamiang agar selaras dengan cita-cita bersama seluruh rakyat Indonesia.
Adapun tahapan dan skala prioritas pada RPJPN 2005-2025 ditampilkan, dapat dilihat bahwa pembangunan selama 2005-2009 diarahkan pada penataan di segala bidang pembangunan
untuk tercapainya kondisi yang aman, damai, adil, demokratis, sebagai pondasi utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun pembangunan selama 2010-2014
diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing perekonomian, dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM. Dengan demikian pelayanan wajib yang telah
memiliki SPM perlu menjadi prioritas pembangunan dalam periode tersebut. Demikian pula halnya bagi Kabupaten Aceh Tamiang, pencapaian SPM menjadi salah satu tema utama
pembangunan pada periode 2009-2014 ini. Selanjutnya selama 2015-2019 merupakan periode pemantapan pembangunan secara menyeluruh guna memastikan tercapainya daya saing
perekonomian yang kompetitif yang didukung sumber daya manusia berkualitas dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya di tahapan terakhir 2020-2024,
pembangunan diarahkan pada upaya memperkokoh struktur perekonomian berlandaskan keunggulan kompetitif di semua wilayah yang didukung sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing.
III-6
Tabel. III.1. Tahapan Dan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025
RPJM I
2005- 2009
Menata kembali membangun Indonesia di segala bidang
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai yang adil dan demokratis,
dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJM
II 2010-
2014 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan
IPTEK, memperkuat daya saing daerah
RPJM III
2015- 2019
Menetapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK
RPJM IV
2020- 2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan
pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
Sumber: RPJPN 2005-2025
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI
Selain me-review RPJPN 2005-2025, baru-baru ini pemerintah pusat menerbitkan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI, dalam rangka mewujudkan visi
sebagai negara maju dan sejahtera pada tahun 2025. Indonesia mempercepat transformasi ekonomi. Untuk itu disusun MP3EI yang mengedepankan pendekatan not business as usual, melibatkan seluruh
pemangku kepentingan dan terfokus pada prioritas yang konkrit dan terukur. Namun demikian, MP3EI tetap merupakan bagian integral dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara
USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total perekonomian PDB berkisar antara USD 4,0-4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-
2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada periode 2015-2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011-2014 menjadi 3,0 persen
pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.
Langkah-langkah terobosan yang tertuang di dalam strategi dan kebijakan MP3EI dirumuskan dengan memperhatikan sejumlah prasyarat yang diperlukan. Selain itu juga dikembangkan
strategi yang terdiri dari atas 3 tiga pilar utama berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, yang strategi peningkatan potensi wilayah melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di
III-7 dalam koridor ekonomi, strategi memperkuat konektivitas nasional, serta strategi meningkatkan
kapasitas Sumber Daya Manusia dan IPTEK. Prasyarat serta berbagai strategi pengembangan tersebut akan sangat mempengaruhi kaberhasilan pelaksanaan MP3EI.
Berdasarkan ketiga strategi yang telah ditetapkan, disusun rencana pembangunan 6 koridor ekonomi yang multiplier effect-nya dapat dirasakan di seluruh wilayah tanah air. Pembangunan di
masing-masing wilayahnya. Indikasi investasi sampai dengan 2025, termasuk infrastuktur utama, disusun berdasarkan proses interaksi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Koridor Ekonomi Sumatera mempunyai tema Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Secara geostrategis, Sumatera diharapkan menjadi
“Gerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, serta Australia”.
Di dalam strategi pembangunan ekonominya, Koridor Ekonomi Sumatera berfokus pada enam kegiatan ekonomi utama, yaitu Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Perkapalan dan Besi Baja yang
memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi koridor ini, terutama setelah adanya upaya pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Dalam strategi MP3EI wilayah Aceh, fokus pada sektor pertanian sub sektor perkebunan, pengembangan perkebunan rakyat ini berlokasi di wilayah Aceh dengan sistem kemitraan antara PTPN I,
PTPN III, dan PTPN IV dengan masyarakat sekitar dan difasilitasi dengan dana program revitalisasi perkebunan. Sementara untuk Kabupaten Aceh Tamiang di fokuskan pada revitalisasi perkebunan rakyat
yang direncanakan 41.200 ha kelapa sawit 28.200 ha dan 13.000 ha yang ditargetkan selesai pada tahun 2014 masih jalan ditempat dikarenakan oleh beberapa hambatan terutama masalah lahan. Pada
akhir 2011 penanaman hanya 420 ha sawit di Aceh Utara dan 126 Ha di Aceh Tamiang.
III-8
Gambar. III.1 Peta Penyebaran Program Revitalisasi Perkebunan Sawit dan Karet tahun 2011-2014
Sumber: Paparan Koordinasi dan Evaluasi Tim MP3EI Aceh
III-9
c. Isu Regional review RPJPD Provinsi Aceh