Ekonomi Pasar Sarjana dan ahli matematika Tunisia, Ibn Khaldun 1332-1406,

xvi dimensi waktu yang telah dirumuskan. Namun reputasi dan pengaruh besarnya dalam dunia Arab menyebabkan pencantuman tulisannya menjadi sangat istimewa. Ketika menganalisis pengaruh perpajakan dalam sistem ekonomi masyarakat dia menyimpulkan bahwa hal itu harus sedang-sedang. Jelas ini adalah pelopor bagi apa yang tahun 1970-an dikenal sebagai kurva Laffer, yang menjelaskan dampak pajak yang berlebihan di mana pendapatan akan mendekati angka nol karena masyarakat berhenti bekerja. Ibn Khaldun juga melihat dampak aktivitas ekonomi dari sultan yang dalam pandangannya sungguh berbahaya. Pemerintah harus membatasi dirinya untuk merancang kerangka politik dan legal bagi aktivitas ekonomi pribadi dan tidak secara langsung terlibat di dalamnya. Ahmad Luti Al-Sayyid 1873-1963, sudah dimasukkan pada bab pertama, di sini juga muncul dengan advokasi liberal klasiknya untuk negara minimal yang mengeluarkan bisnis pribadi masyarakat dan hanya fokus pada keamanan dan keadilan hukum. Dia memandang solusi sosialis sangat berbahaya bagi ekonomi dan negara-negara berkembang seperti Mesir.

4.4. Demokrasi Taha Husayn 1889-1973 adalah intelektual liberal terkemuka

Arab pada paruh pertama abad ke-20. Posisinya jelas bertolak- belakang dengan Ahmad Luti Al-Sayyid, namun melalui tulisannya tampak bahwa Taha Husayn adalah seorang liberal individual pada level tertinggi. Dalam artikelnya dia mengajukan egalitarianisme radikal dan penghapusan hak-hak istimewa. Lebih jauh, partisipasi demokratis masyarakat dalam urusan publik adalah kewajiban. Dia juga mengusulkan beberapa aturan mengenai distribusi kekayaan dan memberi jalan bagi mekanisme seperti pendidikan sekuler yang bebas yang menjadi prasyarat bagi partisipasi demokratis. xvii

4.5. Sekularisme Farah Antun 1874-1922, seorang pengungsi dari Lebanon di

Mesir, adalah orang Arab liberal pertama yang secara eksplisit meng- usul kan pemisahan agama dan politik. Berbeda dengan pe mikir liberal yang lain, reformis Islam Muhammad Abduh, dia mengemukakan lima dasar untuk menjustiikasi konsep pemisahan tersebut. Pertama, kebebasan berpikir yang telah dibelenggu oleh agama. Kedua, keseteraan seluruh warga negara. Praktik diskriminasi antara kaum kaum beriman dan tidak beriman dalam agama, bagi Antun, tidak sesuai dengan masyarakat yang adil dan modern. Ketiga, agama dan politik memiliki wilayah kerja yang berbeda, yang pertama fokus pada kehidupan setelah mati atau akhirat dan yang kedua mengurusi urusan duniawi dan keseharian. Keempat, kemunduran sosial yang terus menerus terjadi karena ketergantungan kepada sesuatu atau seseorang di luar dirinya. Di sini Antun menjabarkan sejumlah sub- argumen antara lain menyangkut proteksi agama dari pencemaran yang dilakukan karena urusan politik keseharian. Dasar kelima Antun kurang lebih sama dengan yang di kemudian hari ditulis oleh John Rawls mengenai ketidakcocokan masyarakat terbuka dengan resep “doktrin komprehensif” seperti agama. Sejauh ini, dasar tersebut berhubungan dengan yang kedua mengenai kesetaraan seluruh warga negara. Sebuah agama tertentu dan kemudian doktrin komprehensif tidak bisa mengambil suatu kebijakan bagi rakyatnya tanpa pertimbangan keyakinan atau ketidakyakinan agama mereka. Ali Abd al-Raziq 1888-1962 tahun 1925 menerbitkan buku yang menggemparkan mengenai Islam dan dasar-dasar pemerintahan. Dia menolak kebutuhan Islam terhadap khalifah dan selanjutnya secara religius memanifestasikan otoritas politik. Dia menyatakan bahwa semua yang disebut otoritas pada kenyataannya selalu berdiri di atas pedang dan kekuasaan. Dia menggambarkan nabi Muhammad