BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, dimana rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan yang terdapat di Sumatera Utara.
RSUD Dr. Pirngadi RSUD Pirngadi berada di pusat kota Medan dimana bangunan lama dari
rumah sakit menghadap Jalan Prof. HM. Yamin SH no. 47 dan bangunan barunya menghadap Jalan Perintis Kemerdekaan. Rumah sakit ini didirikan oleh
Pemerintah Kolonial Belanda dengan namaGemente Zieken Huis.RSUD Dr. Pirngadi Medan menyandang predikat Rumah Sakit Kelas B Pendidikan,
berdasarkan akreditasi Depkes RI No.YM.00.03.3.5.1309.Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara FK USU pada tanggal 20
Agustus 1952, maka rumah sakit ini secara otomatis difungsikan sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa FK USU meskipun penandatanganan
perjanjian kerjasama antara FK USU dengan pihak RSUD Pirngadi sebagai Teaching Hospital rumah sakit pendidikan FK USU baru dilaksanakan pada
tanggal 20 Mei 1968.
5.1.2. Karakteristik Individu
Dalam penelitian ini terdapat 40 kasus kematian mendadak dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang ditemukan di SMF Kedokteran Forensik
RSUD Dr. Pirngadi Medan pada periode 2009 - 2011. Dari keseluruhan korban kasus kematian mendadak, karakteristik yang
diamati meliputi usia, dan jenis kelamin.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia Kelompok
Usia Frekuensi
Persentase
Dewasa awal 21-40
9 22.5
Dewasa madya 40-59
16 40.0
Dewasa lanjut Lansia
≥60 15
37.5
Total 40
100
Pada tabel 5.1.dapat dilihat bahwa kelompok usia terbanyak yang mengalami kematian mendadak adalah kelompok dewasa madya yaitu usia 40-59
tahun, sebanyak 16kasus atau sekitar40.0 dari keseluruhan sampel.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Laki-laki 34
85.0 Perempuan
6 15.0
Total 40
100
Pada tabel 5.2.di atas terlihat bahwa jenis kelamin terbanyak yang mengalami kematian mendadak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 34kasus 85.0
, diikuti dengan jenis kelamin perempuan, sebanyak 6 kasus 15.
5.1.3. Penyebab Kematian Mendadak
Berdasarkan datavisum et repertum korban kasus kematian mendadak dari SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi Medan periode 2009-2011, di
ketahui jumlah kasus kematian mendadak berdasarkan penyebab adalah sebagai
berikut.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Penyebab Kematian Mendadak
Penyebab Kematian Mendadak
Frekuensi Persentase
Sistem Kardiovaskular 21
52.5 Sistem Non Kardiovaskular
19 47.5
Total 40
100
Dari data pada tabel 5.3. di atas diketahui dari 40 kasus yang mengalami kematian mendadak, sebagian besar disebabkan oleh penyakit pada sistem
kardiovaskular, yaitu sebanyak 21kasus 52.5 , sedangkan penyebab non kardiovaskular sebanyak 19 kasus 47.5 .
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Mendadak Sistem Non Kardiovaskular
Penyebab Non Kardiovaskular Frekuensi
Persentase
Sistem Respirasi 18
45.0 Sistem Urogenital
1 2.5
Pada tabel 5.4.terlihat bahwa penyebab kematian mendadak di luar sistem kardiovaskular non kardiovaskular adalah sistem respirasi yaitu sebanyak 18
kasus 45.0 dan sistem urogenital sebanyak 1 kasus 2.5 .
Tabel 5.5. Distribusi Penyebab Kematian Mendadak Berdasarkan Usia
Usia
Total Dewasa
awal 21-40
Dewasa madya
40-59 Dewasa
lanjut lansia
≥60
Penyebab Kardiovaskular
N 2
8 11
21 5.0
20.0 27.5
52.5 Non Kardiovaskular
N 7
8 4
19 17.5
20.0 10.0
47.5
Total N
9 16
15 40
22.5 40.0
37.5 100
Tabel 5.5. di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok usia dewasa awal 21-40 terdapat frekuensi kematian mendadak akibat sistem kardiovaskular
sebanyak 2 kasus 5.0 , dewasa madya 40-59 sebanyak 8 kasus 20.0 dan terbanyak pada kelompok usia lansia
≥60 sebanyak 11 kasus 27.5 . Untuk kematian mendadak akibat penyebab non kardiovaskular, terdapat 7 kasus 17.5
pada kelompok usia dewasa awal, 8 kasus 20.0 pada kelompok dewasa madyadan 4 kasus 10.0 pada kelompok lansia.
Tabel 5.6. Distribusi Penyebab Kematian Mendadak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Penyebab Kardiovaskular
N 20
1 21
50.0 2.5
52.5 Non Kardiovaskular
N 14
5 19
35.0 12.5
47.5
Total N
34 6
40 85.0
15.0 100
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui kematian mendadak akibat sistem kardiovaskular terjadi paling banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 20 kasus 50.0
sementara perempuan 1 kasus 2.5 . Kematian mendadak yang tidak di akibatkan oleh sistem kardiovaskular non kardiovaskularpada laki-laki sebanyak
14 kasus 35.0 dan perempuan sebanyak 5 kasus 12.5 .
5.2. Pembahasan
Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah berupa usia, jenis kelamin serta penyebab dari kematian mendadak. Dimana penyebab kematian
mendadak diketahui dengan adanya pemeriksaan luar dan dalam. Pemeriksaan luar meliputi pemeriksaan label, benda di samping mayat, pakaian, ciri identitas
fisik, ciri tanatologis dan pelukaan sedangkan pemeriksaan dalam dilakukandengan membuka dan memeriksa isi rongga kepala, leher, dada, perut,
panggul dan pemeriksaan dengan membuka bagian lain dilakukan apabila diperlukan.
Berdasarkan data-data tersebut, maka di dapatkan pembahasan sebagai berikut.
5.2.1. Usia
Kelompok usia yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas delapan kelompok, yaitu neonatus 0-14 hari, infantbayi 2 minggu-2 tahun, anak awal
2-6 tahun, anak akhir 6-11 tahun, remaja 11-21 tahun, dewasa awal 21-40 tahun, dewasa madya 40-59 tahun, dan lansia
≥ 60 tahun. Dimana pembatasan interval usia ini berdasarkan teori perkembangan Elizabeth B Hurlock
dan penelitian sebelumnya oleh Rahmawati 2010. Dari 40 kasus, kematian mendadak lebih banyak terjadi pada usia 40-59 tahun yaitu sebanyak 16 kasus
40.0 . Hasil ini sesuai dengan hasil studi Framingham tahun 1968, sebanyak 65.4 kematian terjadi pada usia 45-59 tahun.
Laju kematian akibat penyakit meningkat seiring dengan menuanya seseorang.Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya kemampuan untuk
berespons terhadap stress fisik maupun psikologik. Sejalan dengan proses menua, terjadi penurunan kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada
tingkat organ yang mengakibatkan sulitnya memelihara homeostasis tubuh, sehingga menyebabkan disfungsi berbagai sistem organ Setiati, 2009.
Namun,seiring dengan perkembangan jaman, kejadian kematian mendadak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya
terjadi akibat perubahan fisiologis ataupun akibat penyakit yang meningkat seiring dengan penuaan, tetapi di dukung pula dengan adanya perubahan pola
hidup di masyarakat, seperti kebiasaan merokok, konsumsi makanan tinggi kalori dan kolesterol, serta berkurangnya aktifitas fisik.
5.2.2. Jenis Kelamin