kematian tersebut disebabkan oleh penyakit dengan gejala yang tidak jelas atau gejalanya muncul dalam waktu yang mendadak kemudian korban mati
Rahmawati, 2010.
2.1.2. Epidemiologi Kejadian Kematian Mendadak
Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, hal ini seiring dengan kecenderungan terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah yang secara umum menyerang laki-laki lebih sering dibanding dengan perempuan dengan perbandingan 7:1 sebelum
menopause, dan menjadi 1:1 setelah perempuan menopause, yang mencapai puncaknya pada usia 45-75 tahun.Di Indonesia, seperti yang dilaporkan Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit ini meningkat dari 5,9 1975 menjadi 9,1 1981, 16,0
1986 dan 19,0 1995Hakim, 2010.
2.2.Penyakit Penyebab Kematian Mendadak
Berdasarkan penyebab yang mendasarinya, kematian mendadak dapat diklasifikasikan menurut sistem tubuh, yaitu sistem kardiovaskular, dan sistemnon
kardiovaskular termasuk didalamnya adalah sistem respirasi, sistem saraf pusat, sistem gastro-intestinal dan sistem urogenital Idries, 1997.
2.2.1. Sistem Kardiovaskular
a Penyakit jantung koroner Penyakit pembuluh darah koroner merupakan penyebab kematian
terbanyak.Satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal pertahunnya karena penyakit jantung koroner, yang merepresentasikan sekitar
setengah kematian akibat penyakit kardiovaskular Gray, 2005. Kematian akibat penyakit jantung koroner lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita
Reynolds, 2008. Penyakit jantung koroner terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan penyediaan oksigen bagi jantung yang dapat disebabkan salah
satunya oleh aterosklerosis Burke, 2008.Terjadinya sklerosis koroner dipengaruhi oleh faktor-faktor makanan lemak, kebiasaan merokok, genetik,
usia, jenis kelamin, ras, diabetes melitus, hipertensi, stress psikis, dan lain-lain Gray, 2005.
Akibat terjadinya penyempitan atau penebalan, khususnya pada ramus descendens arteri koronaria sinistra, yang merupakan arteri pensuplai darah bagi
sistem konduksi jantung pace maker, menyebabkan berkurangnya suplai darah ketempat tersebut sehingga terjadi hipoksia yang diikuti fibrilasi atrium dan
berakhir dengan kematian Idries,1997. Tabel 2.1. Lokasi Penyempitan Arteri Koronaria
Ramus descendens arteri koronaria sinistra 45-64
Arteri koronaria dekstra 24-46
Arteri circumflexa koronaria sinistra 3-10
Pangkal arteri koronaria sinistra 0-10
Sumber: Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Sumbatan pada pembuluh darah koroner merupakan awal dari munculnya
berbagai penyakit kardiovaskular lain yang dapat menyebabkan kematian, seperti iskemia miokard, infark miokard, fibrilasi ventrikel yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan nodus atau kerusakan sistem konduksi, dan penyakit lainnyaIdries,1997.
b Infark miokard Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh
darah yang mengalami gangguan, dapat menyebabkan terjadinya iskemia miokard. Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan
infark miokard, yaitu terjadi kerusakan sel yang irreversible serta nekrosis jaringan otot jantung akibat insufisiensi aliran darah. Infark umumnya baru terjadi
bila lumen tertutup lebih dari atau sama dengan 70 Brown C.T, 2005. Efek dari adanya infark yang luas adalah menurunnya fungsi jantung
dikarenakan jantung gagal memompa dan jaringan otot yang telah nekrosis tidak
dapat berkontraksi. Kematian mendadak dapat disebabkan oleh rupturnya infark miokardium Knight, 1991.
c Penyakit katup jantung Penyakit katup jantung sering ditemukan pada kasus kematian
mendadak.Penyebab tersering biasanya adalah kalsifikasi stenosis dari katup aorta yang dapat berhubungan dengan kejadian aterosklerosis. Lesi ini sering terjadi
pada pria usia lebih dari 60 tahun. Kematian mendadak terjadi oleh karena penyempitan katup yang berakibat menurunnya aliran perfusi koroner Knight,
1991.
d Miokarditis Miokarditis adalah radang pada miokardium akibat dari suatu proses
infeksi yang ditandai dengan adanya proses eksudasi dan sebukan sel radang. Miokarditis juga dapat timbul akibat demam rematik akut, radiasi, zat-zat kimia,
difteri dan obat-obatan.Diagnosis miokarditis pada kasus kematian mendadak ditegakkan melalui pemeriksaan histologi dari jaringan yang diautopsi Rilantono,
2003.
e Penyakit arteri Lesi pada arteri yang menjadi penyebab tersering kematian mendadak
adalah aneurisma.Aneurisma paling seringterjadi di aorta thoracalis dan aneurisma ateromatous padaaorta abdominalis, yang biasanya terjadi pada laki-
laki berusia di atas lima puluh tahun Knight, 1991. Kematian mendadak dapat terjadi bila aneurisma tersebut ruptur, sehingga
dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid. Berdasarkan studi populasi yang dilakukan oleh Universitas Kedokteran Tehran, Iran, dari tahun 2001 sampai
2005, penyebab kematian mendadak dari perdarahan subarachnoid adalah rupturnya aneurisma intrakranial yaitu sebesar 54 dan terjadi paling banyak
pada wanita usia 50 tahun Sheikhazadi, 2007.
f Tamponade jantung Tamponade jantung merupakan keadaan gawat darurat yang dapat
menyebabkan kematian mendadak, dimana terdapat pengumpulan cairan intraperikardium. Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade
jantung adalah 250 cc bila berlangsung cepat dan 1000 cc bila berlangsung lambat dikarenakan pericardium memiliki waktu untuk meregang dan menyesuaikan
dengan bertambahnya volum cairan Rilantono, 2003.
2.2.2. Sistem Non Kardiovaskular 2.2.2.1. Sistem Respirasi