Identifikasi Minyak Atsiri HASIL DAN PEMBAHASAN

Abu total terbagi dua yang pertama abu fisiologis adalah abu yang berasal dari jaringan tumbuhan itu sendiri dan yang kedua abu non fisiologis adalah sisa setelah pembakaran yang berasal dari bahan-bahan dari luar seperti pasir dan tanah yang terdapat pada permukaan simplisia WHO, 1992. Kadar minyak atsiri dari lempuyang gajah yang diperoleh dari peneliti dan peneliti lain hasilnya berbeda. Perbedaan kadar ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti umur panen, tanah dan iklim tempat tumbuh. Dalam penelitian Marsusi dkk, kadar minyak atsiri yang diperoleh dari rimpang lempuyang gajah dengan metode destilasi air adalah sebesar 6,00 bv Marsusi dkk, 2001. Dari hasil penelitian ini, kadar minyak atsiri rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. diperoleh sebesar 6,43 vb dihitung terhadap serbuk simplisia yang telah dikeringkan. Kadar ini telah memenuhi persyaratan menurut Materia Medika Indonesia Jilid II Tahun 1978 yaitu tidak kurang dari 0,5 vb Depkes RI, 1978.

4.2 Identifikasi Minyak Atsiri

Hasil penentuan indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri hasil isolasi dari rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Penentuan Indeks Bias dan Bobot Jenis Minyak Atsiri Simplisia Rimpang Lempuyang Gajah Zingiber zerumbet SM. No. Parameter Hasil Menurut Literatur Rukmana, 2004 1. Indeks bias 1,4915 1,4917 2. Bobot Jenis 0,9241 0,9242 Universitas Sumatera Utara 4.3 Analisis Komponen Minyak Atsiri dan Kristalnya dari Rimpang Lempuyang Gajah Zingiber zerumbet SM. dengan GC-MS Hasil analisis GC-MS dari komponen minyak atsiri rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. terdapat 10 komponen yaitu: α-pinena, kamfena, kariofilena, β-pinena, α-farnesena, sineol, kamfor, isokariofilena, kariofilena- oksida dan germakron Mulyani, 2010. Sedangkan hasil analisis GC-MS dari komponen minyak atsiri dari rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. yang di lakukan di LP Fakultas Farmasi USU ada 26 komponen yaitu: α-pinene, camphene, ß-myrcene, α-phellandrene, delta 3-carene, 1-pentanone, dl-limonen, 1,8-cineole, linalool, camphor, borneol, 3-cyclohexen-1-ol, α-terpineol, bornyl acetate, caryophyllene, 2-propenoic acid, α-humulene, cyclohexane, caryophyllene oxide, ß-selinene, humulene epoxide II, cycloheptane, + aromedendrene, 2-naphthalenemethanol, longipinane dan zerumbone dimana lima komponen utama yang diujikan dengan GC-MS yaitu: zerumbone 38,10, α-humulene 22,47, humulene epoxide II 7,47, ß-selinene 7,46 dan - caryophyllene oxide 3,17. Hasil analisis GC-MS dari komponen kristal minyak atsiri rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. terdapat 4 komponen yaitu: α- humulena, kariofilena oksida, ß-selinena dan zerumbon Mulyani, 2010. Sedangkan hasil analisis GC-MS dari komponen kristal minyak atsiri dari rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. yang di lakukan di LP Fakultas Farmasi USU ada 11 komponen yaitu: camphene, camphor, caryophyllene, α-humulene, cyclobutene, ß-selinene, humulene epoxide II, - caryophyllene oxide, - α-santalal, caryophylla, dan zerumbone dimana lima komponen utama yang diujikan dengan GC-MS yaitu: zerumbone 79,04, α- Universitas Sumatera Utara humulene 13,59, ß-selinene 2,56, humulene epoxide II 2,18 dan caryophyllene 0,83. Perbedaan komponen ini di sebabkan oleh beberapa hal seperti: daerah tumbuh tanaman, umur tanaman dan proses pengeringan. Dari hasil analisis GC-MS terdapat kesamaan komponen antara komponen minyak atsiri dan kristalnya dari rimpang lempuyang gajah. Dari hasil diatas dapat dinyatakan bahwa kristal tersebut merupakan bagian dari minyak atsiri yang terpisah membentuk padatan menjadi kristal. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan sifat kimia maupun sifat fisik dari masing-masing komponen seperti perbedaan kelarutan dan titik didih. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri dari simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. kering diperoleh 26 puncak dengan 5 puncak utama, seperti yang terlihat pada Gambar 4.1: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1: Kromatogram GC minyak atsiri dari simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. Hasil analisis GC-MS kristal minyak atsiri dari simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. kering diperoleh 11 puncak dengan 5 puncak utama, seperti yang terlihat pada Gambar 4.2: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2: Kromatogram GC kristal minyak atsiri dari simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. Waktu tambat dan konsentrasi komponen minyak atsiri simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. hasil analisis GC-MS dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Waktu Tambat dan Konsentrasi Komponen Minyak Atsiri Simplisia Rimpang Lempuyang Gajah Zingiber zerumbet SM. Hasil Analisis GC-MS No Nama Komponen Waktu tambat menit Rumus molekul Berat molekul Kadar 1. α-humulene 16,967 C 15 H 24 204 22,47 2. - caryophyllene oxide 18,749 C 15 H 24 O 220 3,17 3. ß-selinene 18,939 C 15 H 24 204 7,46 4. Humulene epoxide II 19,090 C 15 H 24 O 220 7,47 5. Zerumbone 20,705 C 15 H 22 O 218 38,10 Waktu tambat dan konsentrasi komponen kristal minyak atsiri simplisia rimpang lempuyang gajah Zingiber zerumbet SM. kering hasil analisis GC-MS dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Waktu Tambat dan Konsentrasi Komponen Kristal Minyak Atsiri Rimpang Lempuyang Gajah Zingiber zerumbet SM. Hasil Analisis GC-MS No. Nama Komponen Waktu tambat menit Rumus molekul Berat molekul Kadar

1. Caryophyllene

16,436 C 15 H 24 204 0,83 2. α-humulene 16,938 C 15 H 24 204 13,59 3. ß-selinene 18,924 C 15 H 24 204 2,56 4. Humulene epoxide II 19,076 C 15 H 24 O 220 2,18 5. Zerumbone 20,710 C 15 H 22 O 218 79,04 Universitas Sumatera Utara

4.4 Hasil Analisis Spektrometri Massa dan Pola Fragmentasi