Prosedur Eksperimen Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen eksperimen

4.4.2. Prosedur Eksperimen

Responden yang bersetuju untuk mengikuti eksperimen telah diminta untuk berpuasa dari mengonsumsi kafein dari semua sumber selama 24 jam sebelum eksperimen. Hal ini adalah untuk memastikan bahwa tidak ada zat kafein dalam darah peserta sebelum penelitian. Mereka telah diberikan satu daftar makanan dan minuman yang mengandung kafein dan diminta untuk tidak mengonsumsi semua sumber tersebut. Peserta juga telah diminta untuk tidak bersarapan sebelum eksperimen. Pada hari eksperimen, semua responden telah ditanyakan apakah mereka mematuhi aturan ini sebelum layak untuk mengikuti eksperimen. Eksperimen telah dilakukan pada jam 8 pagi dan responden diberikan sarapan yang sama oleh peneliti yaitu nasi lemak dan air putih. Hal ini untuk mengurangkan faktor confounding seperti faktor sarapan pagi dan jenis sarapan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Selain itu, sarapan penting untuk menghindari kemungkinan efek mual akibat konsumsi kafein ketika perut kosong. Kesemua responden bersarapan di ruang makan di depan perpustakaan. Setelah selesai bersarapan, responden dibawa ke Bilik Serbaguna 1 perpustakaan kampus dan dibagikan secara acak ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kafein dan kelompok kontrol. Kelompok kafein terdiri dari 29 responden manakala kelompok kontrol terdiri dari 27 orang. Kemudian , peserta diberikan penjelasan tentang tes yang akan dijalankan berserta contoh-contohnya. Setelah semua responden memahami tes yang digunakan, eksperimen dimulai dan responden diminta untuk menjalani tes mental serial subtraction termodifikasi selama 10 menit. Serial subtraction adalah bagian perhitungan aritmatika dari Trier Social Stress Test Kase, Ritter Schoelles, 2009. Tes ini sering digunakan untuk menguji fungsi kognitif, misalnya di dalam Mini-Mental State Examination untuk pasien demensia. Selain itu, tes ini digunakan untuk menilai gangguan kognitif pada saat hipoglikemi dan pernah digunakan untuk mengkaji hubungan antara peningkatan kadar glukosa darah dan prestasi kognitif Tildesley et al, 2005. Pada versi tes ini yang asal, peserta diberikan satu nomor dan diminta untuk melakukan perhitungan pengurangan angka secara mental. Peserta diminta untuk menyebutkan jawaban di hadapan penilai dan hal ini dilakukan selama 4 menit. Bila Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara jawaban yang salah diberikan oleh peserta, peserta diminta untuk mengulangi perhitungan dari jawaban terakhir yang benar Kase, Ritter Schoelles, 2009. Tes yang digunakan dalam eksperimen ini adalah mental serial subtraction yang telah dimodifikasi. Peserta telah diberikan sejumlah kertas kosong yang bertanda untuk menuliskan jawaban. Peneliti memberikan satu nomor 4 angka dan peserta diminta untuk mengurangi angka 19 dari nomor itu secara mental dengan cepat. Ditekankan di sini agar peserta menjawab dengan cepat untuk menguji kemampuan memproses informasi. Peserta hanya boleh menuliskan jawaban di atas kertas tetapi dilarang untuk mencatatkan perhitungan. Setiap kali selesai menuliskan jawaban, peserta meletakkan kertas jawaban ke dalam cangkir yang disediakan dan seterusnya melanjutkan perhitungan mental. Hal ini dilakukan berterusan selama 10 menit. Jawaban yang tepat adalah nomor yang dikurangi 19 dengan betul berdasarkan nomor yang sebelumnya. Gambar 4.1. Ilustrasi dari mental serial subtraction Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Setelah selesai mengerjakan tugas ini, kelompok kafein telah diberikan secangkir kopi berkafein kira-kira 150 ml manakala kelompok kontrol diberikan kopi decaffeinated 150 ml. Kandungan kafein adalah kira-kira 40 sampai 180 mg per 150 ml untuk kopi berkafein dan kopi decaffeinated mempunyai kira-kira 3 mg per 150 ml. Kadar kafein dalam kopi decaffeinated adalah terlalu kecil untuk menimbulkan efek dan dapat diabaikan. Kedua-dua jenis kopi yang diberikan adalah daripada merek yang sama serta bentuk dan penampilannya juga adalah sama. Setelah pemberian kafein, ditunggu selama 60 menit karena terdapat usulan bahwa kadar konsentrasi darah puncak kafein tercapai setelah 1 jam administrasi kafein Peeling Dawson, 2007. Sesudah 1 jam, peserta telah diminta untuk mengulangi tes yang sama tetapi diberikan nomor awal yang berbeda. Kertas jawaban dikutip oleh peneliti dan skor peserta dihitung. Responden berpuasa dari semua sumber kafein selama 24 jam Sarapan disediakan pada waktu pagi tanggal penelitian Responden dibagikan secara acak ke dalam kelompok kafein dan kelompok kontrol Responden melakukan tes mental serial subtraction selama 10 menit Kelompok kafein diberikan secangkir Nescafe panas, kelompok kontrol diberikan secangkir Nescafe decaffeinated Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Kerangka Prosedur Eksperimen

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data