Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak penghasilan merupakan salah satu pajak yang langsung dipungut oleh Pemerintah Pusat dari wajib pajak bersangkutan. Sistem pemungutan pajak diterapkan menurut Undang-Undang RI No 17 tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang- Undang No 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan menganut sistem Self Assessment. Akuntansi penyusutan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengalokasikan sebagian biaya perolehan atas aktiva yang dimiliki perusahaan menjadi beban dalam periode akuntansi yang bersangkutan, sehingga dapat ditentukan besarnya beban penyusutan periode tersebut. Dalam menghitung besarnya penyusutan yang dibebankan dalam suatu periode akuntansi dapat menggunakan metode-metode penyusutan berdasarkan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum secara konsisten sehingga laporan keuangan yang disajikan adalah wajar. Untuk memenuhi kebutuhan penerapan akuntansi penyusutan aktiva tetap Ikatan Akuntan Indonesia IAI telah mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk akuntansi penyusutan aktiva tetap sebagai pedoman yang harus diikuti berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap perusahaan. Untuk kepentingan pembayaran pajak, para wajib pajak harus menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP. Ketentuan KUP tersebut tidak selalu sama dengan ketentuan pembukuan yang diatur 1 Universitas Sumatera Utara dalam Standar Akuntansi Keuangan. Namun pembukuan yang dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan harus dapat digunakan untuk menghitung besarnya pajak penghasilan. Perusahaan dalam menyusun laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dituntut untuk dapat memilih dan menentukan metode-metode yang paling sesuai bagi situasi dan kondisi perusahaannya. Akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode penyusutan seperti garis lurus, metode jumlah angka tahun, dan metode saldo menurunsaldo menurun ganda, serta metode-metode yang lainnya. Dalam fiskal pemilihan metode penyusutan lebih terbatas, meliputi metode garis lurus dan saldo menurun untuk kelompok harta berwujud jenis non-bangunan, sedangkan untuk harta berwujud bangunan dibatasi pada metode garis lurus saja. Dalam akuntansi komersial, manajemen dapat menaksir sendiri umur ekonomis atau masa manfaat suatu aktiva, sedangkan dalam fiskal umur ekonomis diatur atau ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Demikian pula dalam akuntansi komersial diperbolehkan mengakui nilai residu sedangkan dalam fiskal tidak diperbolehkan memperhitungkan nilai residu dalam menghitung penyusutan. Dari sekian banyak produk telekomunikasi yang ditawarkan ke masyarakat, PT. XL AXIATA, Tbk telah memasarkan produk unggulan yang diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan yang menjadi tujuan dari pada bisnis jasa telekomunikasi dan salah satunya adalah kartu XL bebas. Penjualan merupakan aktivitas utama dalam setiap perusahaan, karena dari aktivitas inilah tujuan perusahaan yang paling utama yaitu memperoleh keuntungan laba dapat dicapai, dan dari aktivitas ini pula Universitas Sumatera Utara kesempatan untuk melakukan kecurangan yang akan mengakibatkan kerugian sangat besar, karena itulah dalam aktivitas ini diperlukan suatu pemeriksaan yang memadai untuk menilai keefektifan kinerja penjualan. Dalam kegiatan penjualan untuk mencapai laba yang maksimum, perusahaan harus mempunyai prosedur penjualan yang mendukung tujuan perusahaan tersebut, mengingat begitu banyaknya persaingan dengan menawarkan berbagai kemudahan dalam penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menetapkan alat pengelola dan pengendalian yang tepat sebagai alat bantu manajemen untuk mengadakan pemeriksaan dimana pengendalian intern yang memadai akan dapat menekan terjadinya kecurangan dan penyelewengan. Kalaupun terjadi maka hal itu akan dapat diketahui secepat mungkin dan selanjutnya dilakukan tindakan- tindakan perbaikan. Dalam penyajian laporan keuangan perusahaan, aktiva tetap berpengaruh secara signifikan, hal ini menyangkut posisi keuangan dalam neraca dan di laporan laba rugi perusahaan. Salah satu kendala informasi yang relevan yang andal dalam penyajian laporan keuangan adalah keseimbangan antara biaya dan manfaat. Namun adakalanya dalam kegiatan operasional, manajemen harus membeli dahulu peralatan yang diperlukan seperti gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain. Pengeluaran kas untuk hal tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. Untuk kepentingan pajak, perlakuan terhadap pengeluaran semacam ini dapat menimbulkan masalah dalam pajak penghasilan. Dengan alasan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan telah menerapkan akuntansi penyusutan aktiva tetap menurut ketentuan perpajakan, maka penulis tertarik Universitas Sumatera Utara untuk membahas lebih jauh bentuk skripsi dengan memberi judul “Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurut SAK Dan UU Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laba pada PT. XL AXIATA Medan”

B. Perumusan Masalah