Pengertian Dan Tujuan Penyusutan Aktiva Tetap

meningkatkan nilai gunanya, seperti roil, jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai lahan. 2. Bangunan Gedung Bangunan adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas lahanair. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. 3. Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. 4. Kendaraan Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader, tractor, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. 5. Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboraturium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. 6. Inventarisperalatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboraturium, inventaris gudang dan lain-lain. 7. Prasarana Di Indonesia adalah kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, riol, pagar dan lain-lain.

B. Pengertian Dan Tujuan Penyusutan Aktiva Tetap

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah akan kehilangan kemampuan menghasilkan jasa. Dengan demikian harga perolehan aktiva ini harus dipindahkan keperkiraan biaya secara teratur selama umur manfaatnya yang diharapkan. Biaya yang timbul akibat penggunaan aktiva tetap tidak boleh dibebankan langsung ke dalam periode akuntansi bersangkutan, tetapi harus dialokasikan selama periode pemakaian aktiva tersebut. Alokasi biaya yang di taksir karena berkurangnya kemampuan aktiva dalam suatu jangka waktu tertentu dalam akuntansi disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Universitas Sumatera Utara Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 17.1 menyatakan bahwa “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi”. Peraturan pajak tidak memberikan pengertian yang jelas tentang penyusutan. Penjelasan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan hanya merujuk pada pengertian penyusutan menurut akuntansi, sehingga disimpulkan bahwa pengertian penyusutan menurut pajak diambil sesuai dengan pengertian penyusutan menurut Standar Akuntansi. Selanjutnya menurut IKAPI 2000 : 148 mengenai penyusutan menyatakan bahwa: “penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 11 atau pasal 11 A”. Tujuan penyusutan menurut perpajakan ada persamaan dengan konsep akuntansi keuangan yaitu untuk mengukur atau menentukan besarnya biaya atau beban penyusutan aktiva tetap, guna menentukan pendapatan kena pajak atas penghasilan pada suatu perusahaan didasarkan pada penghasilan bruto perusahaan dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan serta biaya-biaya yang diperkenankan dipotong menurut Undang-Undang pajak penghasilan tahun 2000. Jadi akuntansi penyusutan bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai lainnya dan harta tetap berwujud dikurangi dengan nilai sisa jika ada, selama masa manfaat dari umur unit-unit harta tetap yang bersangkutan dengan cara sistematis dan rasional. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa defenisi di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa penyusutan merupakan alokasi yang sistematis dan rasional dalam membebankan biaya dan bukan merupakan pengumpulan dana untuk menggantikan aktiva tersebut, yang berarti bahwa seiring dengan jasa yang diberikan suatu aktiva terhadap proses produksi maka sangat perlu untuk mengalokasikan harga perolehannya melalui metode perhitungan yang sistematis. Menurut Baridwan 2004;309 cara pengalokasian harga perolehan aktiva dikenal dengan istilah-istilah sebagai berikut: 1. Depreciation penyusutan 2. Depletion deplesi 3. Amortization amortisasi Ad 1. Depreciation penyusutan Istilah penyusutan digunakan sebagai alokasi periodik biaya atas aktiva tetap yang digunakan oleh manusia berulang kali untuk pendapatan periodik yang dihasilkan. Ad 2. Depletion deplesi Istilah deplesi digunakan sebagai alokasi periodik dari biaya sumber daya alam, seperti cadangan minyak dan kayu, terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. Aktiva ini tidak digunakan berulang-ulang karena sifat alamiahnya menjadi hasil produksi. Universitas Sumatera Utara Ad 3. Amortization amortisasi Istilah amortisasi digunakan sebagai alokasi periodik dari aktiva tak berwujud terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. Istilah amortisasi juga digunakan pada aktiva keuangan dan kewajiban, misalnya: patent, copyright, goodwill, dan biaya yang ditangguhkan. Ada 4 empat faktor yang relevan dalam menentukan beban penyusutan periodik, yaitu: 1. Biaya Akuisisi Dan Biaya Setelah Akuisisi Yang Dikapitalisasikan. Biaya akuisisi cost suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan. Biaya akuisisi ini dikurangi nilai residu jika ada kemudian ditambahkan pengeluaran-pengeluaran yang dikapitalisasi setelah perolehan aktiva tetap tersebut. Ada beberapa cara perolehan aktiva tetap menurut Harahap 2002 : 25, yaitu: - pembelian kontan; - pembelian secara kredit jangka panjang; - pembelian dengan surat berharga; - diterima dari sumbangan atau diketemukan sendiri; - dibangun sendiri; - tukar tambah. 2. Estimasi Nilai Residu. Estimasi nilai residu adalah nilai taksiran realisasi penjualan tunai bila aktiva tersebut telah berakhir masa manfaatnya. Nilai residu ini dipakai sebagai pengurangan harga perolehan aktiva tetap atau dengan kata lain nilai residu tidak Universitas Sumatera Utara turut dialokasikan. Estimasi nilai residu aktiva tetap tergantung pada kebijakan penghentian penggunaan yang diterapkan perusahaan. Dalam menentukan besarnya nilai residu ini perlu diperhatikan: a. Lama masa penggunaan aktiva. b. Harga aktiva tersebut di pasar bila masa penggunaan berakhir. c. Kebijaksanaan manajemen berdasarkan pengalaman atas penggunaan aktiva tersebut. 3. Estimasi Umur Manfaat Aktiva tetap, selain tanah memiliki umur manfaat. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 17.1 masa manfaat atau umur ekonomis dari aktiva tetap adalah: a. Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan, Atau b. Jumlah produksi serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Umur aktiva tetap dapat dipengaruhi oleh cara, sifat, dan pola pemakaian aktiva tetap tersebut. Ketepatan pemakaian umur tergantung pada kecermatan dalam melakukan estimasi atas penggunaan dimasa yang akan datang. Dalam penggunaan aktiva tetap ada 2 dua jenis umur, yaitu: a. Umur teknis, adalah umur potensial dari kondisi aktiva tetap atau kemampuan untuk dapat dipakai. b. Umur ekonomis atau umur produktif, adalah umur sesuai dengan kemampuan aktiva tetap untuk dimanfaatkan secara ekonomis. Biasanya umur teknis lebih Universitas Sumatera Utara lama dari umur ekonomis, tapi untuk keperluan penyusutan yang dipakai sebagai dasar adalah umur ekonomis. 4. Metode Penyusutan Penentuan metode penyusutan berhubungan dengan pola pemakaian aktiva tetap suatu perusahaan harus mempertimbangkan suatu metode penyusutan yang cocok dan sesuai dengan pola pendapatan yang bervariasi yang dihasilkan oleh suatu aktiva. Untuk menerapkan suatu metode penyusutan, diperlukan adanya pertimbangan yang rasional dalam pemilihan salah satu metode. Penerapan suatu metode berhubungan dengan prinsip konsistensi, yaitu terus menerus dari suatu periode ke periode selanjutnya. Dengan adanya konsistensi metode maka dapat diukur peningkatanpenurunan pendapatan operasi.

C. Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan