Pengujian Asumsi Klasik ANALISIS HASIL PENELITIAN

7. Variabel ROI memiliki nilai minimum sebesar -3.91, nilai maksimum 2.60, nilai rata-rata 0.8061, dan standar deviasi sebesar 1.31568 dengan jumlah pengamatan sebanyak 51. 8. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar -2.04, nilai maksimum sebesar 3.42, nilai rata-rata sebesar 1.4428, dan standar deviasi sebesar 1.47136 dengan jumlah pengamatan sebanyak 51. 9. Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum sebesar -4.61, nilai maksimum sebesar 3.96, nilai rata-rata sebesar -0.9602, dan standar deviasi sebesar 2.07025 dengan jumlah pengamatan sebanyak 33. Nilai rata-rata pertumbuhan laba menunjukkan rendahnya pertumbuhan laba dalam perusahaan yang diambil sebagai sampel pada periode pengamatan.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis statistik dengan model linier regresi berganda, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Model regresi dikatakan baik apabila telah memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolinieritas, heteroskesdastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal. Uji statistik yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah data residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis. Universitas Sumatera Utara Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 6.63276355 Most Extreme Differences Absolute .217 Positive .217 Negative -.161 Kolmogorov-Smirnov Z 1.547 Asymp. Sig. 2-tailed .017 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.6 terlihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.547 dan nilai Asymp. Sig. 2- tailed adalah 0.17 dimana nilai ini di bawah nilai signifikan 0.05, maka Ho ditolak yang berarti data residua l tidak berdistribusi normal. Untuk mengatasi data yang berdistribusi tidak normal ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural Ln yaitu dari Pertumbuhan Laba = fCR, DER, LR, OPM, NPM, TATO, ROI, ROE Universitas Sumatera Utara menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = fLn_CR, Ln_DER, Ln_LR, Ln_OPM, Ln_OPM, Ln_NPM, Ln_TATO, Ln_ROI, Ln_ROE. Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasikan sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 30 pengamatan. Kemudian data diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.31120395 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .077 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .572 Asymp. Sig. 2-tailed .899 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.7 terlihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.572 dan nilai Asymp. Sig. 2- tailed adalah 0.899 dimana nilai ini di atas nilai signifikan 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-p plot data yang telah berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data diolah penulis, 2010 Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel pertumbuhan laba berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber : Data diolah penulis, 2010 Grafik normal p-p plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam suatu model. Kemiripan-kemiripan tersebut dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Nugroho, 2005:58. Untuk mendeteksi multikolinieritas dalam suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari multikolinieritas. Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_CR .590 1.694 Ln_DER .064 15.622 Ln_LR .139 7.201 Ln_OPM .028 35.170 Ln_NPM .041 24.565 Ln_TATO .209 4.775 Ln_ROI .104 9.607 Ln_ROE .029 34.504 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu DER, OPM, NPM dan ROE memiliki nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0.1 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinieritas pada variabel- variabel independen tersebut. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk menghilangkan multikolinieritas dari model adalah dengan mengeluarkan variabel independen yang memiliki nilai VIF terbesar yaitu OPM. Selanjutnya, dilakukan uji multikolinieritas kembali dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Tindakan Perbaikan I Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_CR .292 3.424 Ln_DER .065 15.315 Ln_LR .074 13.424 Ln_NPM .411 2.432 Ln_TATO .498 2.009 Ln_ROI .188 5.316 Ln_ROE .407 2.459 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Pada tabel 4.9 terlihat bahwa masih terjadi multikolinieritas pada variabel independen DER dan LR dengan nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0.1 sehingga variabel independen dengan nilai VIF tertinggi yaitu DER akan dikeluarkan dari model untuk menghilangkan multikolinieritas tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Tindakan Perbaikan II Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_CR .309 3.232 Ln_LR .348 2.872 Ln_NPM .411 2.432 Ln_TATO .525 1.904 Ln_ROI .260 3.853 Ln_ROE .435 2.300 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa tidak terdapat lagi variabel independen yang memiliki nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0.1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi sudah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Tindakan perbaikan dengan mengeluarkan variabel OPM dan DER dari model regresi dapat mempengaruhi normalitas data. Untuk mengetahui apakah variabel residual tetap berdistribusi normal setelah dilakukan tindakan perbaikan, maka harus dilakukan uji normalitas kembali. Adapun hasil uji normalitas tersebut dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Tindakan Perbaikan Atas Terjadinya Multikolinearitas Unstandardized Residual N 33 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.46105029 Most Extreme Differences Absolute .069 Positive .069 Negative -.052 Kolmogorov-Smirnov Z .398 Asymp. Sig. 2-tailed .997 Sumber : Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.11 terlihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.398 dan nilai Asymp. Sig. 2- tailed adalah 0.997 dimana nilai ini di atas nilai signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual tetap berdistribusi normal setelah dilakukan tindakan perbaikan atas multikolinieritas. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-p plot data yang telah berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Histogram II Sumber : Data diolah penulis, 2010 Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel pertumbuhan laba tetap berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot II Sumber : Data diolah penulis, 2010 Grafik normal p-p plot pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model regresi tersebut. Analisis terhadap gambar scatterplot yang menyatakan bahwa suatu model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas apabila titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 serta penyebaran titik- titik data tersebut tidak berpola. Berikut adalah gambar scatterplot untuk model regresi dalam penelitian ini. Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sactterplot Sumber : Data diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Grafik scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pertumbuhan laba, berdasarkan masukan variabel independen CR, LR, NPM, TATO, ROI dan ROE.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional danatau time series. Salah satu metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah runs test. Dalam model ini dibuat hipotesis sebagai berikut. Ho : Tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual Ha : Terjadi autokorelasi antar nilai residual Kaidah keputusan dalam model ini adalah tidak menolak hipotesis nol jika probabilitas 0.05 dan menolak hipotesis nol jika probabilitas 0.05. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .13659 Cases Test Value 16 Cases = Test Value 17 Total Cases 33 Number of Runs 18 Z .005 Asymp. Sig. 2-tailed .996 Sumber : Data diolah penulis, 2010. Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji autokorelasi dengan runs test dimana nilai dari test tersebut adalah 0.13659 dengan probabilitas 0.996 siginifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual dalam model regresi.

D. Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 82 95

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 59 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY DAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate And Property Dan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Ef

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate And Property Dan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 8

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY DAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate And Property Dan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Ef

4 28 22

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14