Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas

dari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan dalam organisasi. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu tepat bagi perusahaan lain. Perbedaan penetapan struktur organisasi yang berbeda disebabkan oleh beberapa hal antara lain : jenis perusahaan, besar kecilnya perusahaan, bidang operasi perusahaan dan lain-lain. Struktur organisasi merupakan struktur yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua bagian atau lebih dalam suatu susunan hierarki serta pertanggung jawaban dalam mencapai tujuan perusahaan. Telah diketahui bahwa struktur organisasi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan adalah struktur organisasi garis dan staf dimana wewenang berjalan dari jabatan yang tertinggi yaitu pimpinan cabang kepada tiap-tiap kepala bagian dan seksi-seksi yang didasarkan fungsi masing-masing anggota tersebut. Berdasarkan struktur organisasi perusahaan beserta tugas masing-masing bagian dalam prakteknya sudah memadai hal ini dapat dilihat dengan adanya bagian yang mempunyai pemisahan tugas. Dengan struktur organisasi pimpinan perusahaan dapat mengadakan pengendalian terhadap bawahannya sesuai fungsi dan wewenang yang mereka jalankan.

b. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan dilaksanakan secara komputerisasi dimana tanggung jawab dan pelaksana sistem sangat bergantung pada tanggung jawab setiap personil karyawan yang melaksanakannya. Pada saat ini karyawan perusahaan berasal dari gabungan perusahaan-perusahaan. Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas secara Universitas Sumatera Utara keseluruhan belum terlaksana dengan efektif ini diakibatkan oleh terbatasnya sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. a. Prosedur Penjualan Tunai Berdasarkanhasil penelitian yang diperoleh penulis dari perusahaan,bahwa transaksi penjualan tunai dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sangat jarang terjadi,dimanakebanyakan transaksi yang terjadi adalah transaksi penjualan kredit. Sehingga penulis tidak menguraikan prosedur penjualan tunai lebih lanjut. Bedasarkan data yang diperoleh dari PT. Mutifa-Industri Farmasi catatan- catatan, dokumen-dokumen, bagian-bagian yang terkait, serta prosedur-prosedur dalam sistem akuntansi penjualan tunai dan dibandingkan dengan uraian teori mengenai sistem akuntansi penjualan tunai pada BAB II dapat diketahui bahwa sistem akuntansi penjualan tunai. Catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai oleh perusahaan juga telah sesuai dengan teori pada BAB II. Oleh karena itu menurut pendapat penulis bahwa sistem akuntansi penjualan tunai pada PT. Mutifa-industri Farmasi Medan sudah tepat dan efektif karena telah sesuai dengan teori yang diuraikan pada BAB II. b. Prosedur Penjualan Kredit Berdasarkan uraian pada BAB II pelaksanaan prosedur penjualan kredit yang efektif harus terdapat pemisahan tugas antara bagian-bagian yang terkait. Transaksi penjualan kredit yang baik harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi gudang, fungsi penagihan, dan administrasi tagih. Dalam hal ini fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit, selain itu fungsi akuntansi yang melaksanakan fungsi pencatatan harus Universitas Sumatera Utara dipisahkan dari fungsi penjualan yang melaksanakan transaksi kredit, dan fungsi kredit yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit dalam memberikan kredit atau mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, fungsi pemberian otoritas kredit berada di tangan bagian kredit yang dilakukan oleh kepala bagian keuangan. Fungsi penjualan kredit dilakukan oleh bagian penagihan dalam hal ini collector, fungsi gudang dilakukan oleh bagian gudang, fungsi pengiriman dilakukan oleh bagian pengiriman, fungsi akuntansi yang bertanggung jawab atas pencatatan piutang berada di tangan administrasi tagih. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan prosedur penjualan kredit dalam perusahaan sudah terdapat pemisahan tugas yang sudah sesuai dengan teori pada BAB II. Dengan adanya pemisahan tugas tersebut, catatan piutang dapat dijamin ketelitiannya dan kebenarannya. Dalam hal penjualan kredit catatan mutasi piutang harus didasarkan pada dokumen sumber yang lengkap dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Pencatatan ke dalam jurnal penjualan diotorisasi oleh bagian jurnal akuntansi dengan cara membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber tersebut. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, pencatatan transaksi ke dalam jurnal penjualan juga didasarkan pada dokumen dasar yaitu faktur penjualan kredit yang telah diotorisasi oleh kepala bagian keuangan. Setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari pihak yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan maka data akuntansi dijamin ketelitiannya dan keandalannya. Universitas Sumatera Utara Dalam transaksi penjualan kredit diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Kepala bagian keuangan selaku fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak atau menyetujui pemberian kredit kepada seorang pembeli atau pelanggan berdasarkan analisa terhadap riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh pembeli tersebut di masa yang lalu. Dengan adanya fungsi kredit ini resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, fungsi kredit dilakukan oleh kepala bagian keuangan dimana kepala bagian keuangan mengotorisasi kredit berdasarkan banyaknya piutang tertagih. c. Prosedur Penerimaan Kas Berdasarkan uraian pada BAB II, dalam pelaksanaan prosedur penerimaan kas dari piutang, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi penerimaan kas untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukan kasir. Jika fungsi akuntansi digabungkan dengan fungsi penerimaan kas, timbul kemungkinan fungsi penerimaan kas menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya dan menutupi kecurangan tersebut dengan memanipulasi catatan piutang kepada debitur. Kecurangan semacam ini disebut lapping. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan pemisahan tugas ini sudah sepenuhnya dilakukan dalam pelaksanaan prosedur penerimaan kas dari piutang dimana fungsi penagihan dari perusahaan dilakukan oleh orang yang berlainan yaitu collector, dalam hal ini collector melaksanakan peran dalam melaksanakan kegiatan penagihan. Berdasarkan uraian teoritis pada BAB II, setiap transaksi Universitas Sumatera Utara dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh masing-masing fungsi yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan tersebut fungsi yang berbeda tanpa ada campur tangan dari orang lain atau fungsi organisasi lain. Dengan kata lain, fungsi penagihan dipisahkan dari fungsi penjualan yang dilakukan collector. Fungsi penagihan melakukan penagihan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh administrasi tagih. Fungsi penagihan hanya melakukan penagihan atas dasar daftar piutang yang telah jatuh tempo yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Dengan demikian fungsi penagihan tidak mungkin melakukan penagihan untuk kepentingan pribadinya untuk jangka waktu tertentu. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, collector melakukan penagihan berdasarkan daftar tagihan yang dibuat oleh administrasi tagih sesuai rekomendasi dari fungsi keuangan, setelah uang yang berasal dari tagihan diperoleh maka collector juga harus membuat daftar pemberitahuan penerimaan piutang dari debitur yang berisi informasi mengenai penagihan tersebut sehingga kemungkinan collector melakukan kecurangan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa sistem otorisasi fungsi penagihan pada perusahaan telah efektif dan dapat meningkatkan pengendalian intern dalam penerimaan piutang. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan seluruh hasil yang diperoleh dari penagihan piutang harus disetorkan ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern dalam mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh kasir. Universitas Sumatera Utara

c. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas