Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

PADA PT. MUTIFA-INDUSTRI FARMASI

MEDAN

OLEH:

NAMA : ZULKARNAIN MANURUNG

NIM : 080522002

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, Juni 2010

Yang membuat pernyataan,

Zulkarnain Manurung Nim 080522002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih, anugerah dan perlindungan-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul :” Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan.”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Berbekal masalah yang sederhana dan pengetahuan yang terbatas, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulisi mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Drs. Rustam MSi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi;


(4)

4. Ibu Drs. Wahidin Yasin, selaku Dosen Penguji I yang memberikan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi;

5. Bapak Dra. M. Utama Nasution MM, Ak selaku Dosen Penguji II yang memberikan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi;

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Akuntansi yang telah membimbing dan mendidik penulis selama selama masa perkuliahan;

7. PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam rangka penulisan skripsi ini; 8. Kedua orang tua penulis, St P. Manurung (+) dan L.Sitorus, yang

senantiasa memberikan segenap kasih sayang, dorongan semangat dan doa kepada penulis.

Akhirnya penulis berhasap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam skirpsi ini.

Medan, Juni 2010 Penulis,

Zulkarnain Manurung Nim 080522002


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan sudah efektif sehingga mendukung pengendalian intern penjualan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan Metode deskriptif analisis melalui pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta,sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti dalam perusahaan. Teknik pengeumpulan data dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan diperoleh dengan kuesioner, wawancara, observasi. Sedangkan penelitian kepustakaan diperoleh dari literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian diperoleh, 1) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan dilaksanakan secara komputerisasi; 2) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori sehingga dapat mendukung pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas; dan 3) Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat empat unsur pengendalian intern dalam perusahaan.


(6)

ABSTRACT

This Research aim to know applying of sale accounting system in earnings cycle at PT. Mutifa-Industri Farmasi Field and to know applying of sale accounting system in earnings cycle exist in PT. Mutifa-Industri Farmasi Field have effective so that support sale internal control

This research is executed with analitis descriptive method.Analyze Descriptive method as activity covering data collecting in order to testing or replying question which is concerning situation when which is medium walk from fundamental a research. used by Data type that is primary data and secondary data. Technique data collecting use interview technique, bibliography technique, and observation technique.

Result of research obtained 1) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable at company executed computerized 2) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable is company mostly have precisely and effective because have as according to theory so that can support sale internal control and cash inflow; and 3) Sale internal control and cash inflow at company have effective enough because have there are four internal control element in company Keyword: Cash Sale, Credit Sales, System Internal Control


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I LATAR BELAKANG A Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Konseptual ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi ... 7

1. Pengertian Akuntansi ... 7

2. Komponen dan Pengukuruan Sistem Informasi ... 12

3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi ... 14

4. Manfaat dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 16

B. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ... 18

1. Prosedur Penjualan Tunai ... 18


(8)

3. Prosedur Penerimaan Kas ... 25

C. Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Akuntansi ... 33

1. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas ... 33

2. Ciri-ciri Pengendalian Intern yang Baik ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Jenis Data ... 40

C. Penentuan Responden ... 41

D. Teknik Pengumpulan data ... 41

E. Overasionalisasi Variabel ... 42

F. Variabel dan Skala Pengukuran ... 43

G. Metode Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 44

H. Jadwal Penelitian ... 46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 47

1. Gambaran Umum PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 47

b. Struktur Organisasi PT. Mutifa-Industri Farmasi ... 49

2. Sistem Informasi Akuntansi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan ... 53

3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan penerimaan kas ... 53

4. Pengendalian Intern penjualan dan Penerimaan Kas ... 58

B. Analisis Hasil Penelitian a. Struktur Organisasi ... 62


(9)

b. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas .. 63

c. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas ... 68

d. Analisa Pengujian Hipotesis ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ... 42

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 45

Tabel 4.1 Hasil jawaban kuesioner variabel independen ... 69


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 2.1 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang ... 30

Gambar 2.2 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Lanjutan ... 31


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Lampiran 1 Sistem Penjualan Tunai

Lampiran 2 Sistem Penjualan Kredit

Lampiran 3 Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Lampiran 4 Kuesioner Variabel Independen Lampiran 5 Kuesioner Variabel Dependen Lampiran 6 Jawaban Kuesioner


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan sudah efektif sehingga mendukung pengendalian intern penjualan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan Metode deskriptif analisis melalui pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta,sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti dalam perusahaan. Teknik pengeumpulan data dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan diperoleh dengan kuesioner, wawancara, observasi. Sedangkan penelitian kepustakaan diperoleh dari literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian diperoleh, 1) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan dilaksanakan secara komputerisasi; 2) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori sehingga dapat mendukung pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas; dan 3) Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat empat unsur pengendalian intern dalam perusahaan.


(14)

ABSTRACT

This Research aim to know applying of sale accounting system in earnings cycle at PT. Mutifa-Industri Farmasi Field and to know applying of sale accounting system in earnings cycle exist in PT. Mutifa-Industri Farmasi Field have effective so that support sale internal control

This research is executed with analitis descriptive method.Analyze Descriptive method as activity covering data collecting in order to testing or replying question which is concerning situation when which is medium walk from fundamental a research. used by Data type that is primary data and secondary data. Technique data collecting use interview technique, bibliography technique, and observation technique.

Result of research obtained 1) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable at company executed computerized 2) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable is company mostly have precisely and effective because have as according to theory so that can support sale internal control and cash inflow; and 3) Sale internal control and cash inflow at company have effective enough because have there are four internal control element in company Keyword: Cash Sale, Credit Sales, System Internal Control


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sebagian besar perusahaan menetapkan persoalan laba sebagai tujuan perusahaan, untuk dapat mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Sejalan dengan tingginya tingkat persaingan, perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi maka, peranan informasi menjadi sangat penting demi kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Guna mendapatkan informasi ini diperlukan suatu sistem akuntansi berupa formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.

Sistem akuntansi yang efektif memerlukan persetujuan dan dukungan dari semua tingkat manajemen. Untuk itu diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab agar efisiensi dapat tercapai dan tentunya dengan sistem akuntansi yang efektif dan akan memperkuat struktur pengendalian intern atas harta, hutang, modal, pendapatan dan beban perusahaan.


(16)

Perusahaan yang pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan, maka antara fungsi penjualan dan fungsi akuntansi harus tercipta suatu hubungan yang saling mendukung untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan melalui catatan akuntansi.

Penjualan yang dapat dilakukan oleh perusahaan terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit biasanya karena persaingan yang ketat antara perusahaan baik yang sejenis maupun tidak sejenis akibat adanya keterbatasan pasar mengkondisikan perusahaan untuk menjual barang dagangannya secara kredit, hal ini berakibat timbulnya resiko seperti tidak tertagihnya piutang yang berarti kerugian bagi perusahaan. Sistem penjualan kredit yang baik memungkinkan pengendalian terhadap pemberian kredit kepada pelangggan dan menghindarkan terjadi kesimpangsiuran tugas, wewenang, dan tangggung jawab. Selain penjualan kredit penjualan juga dilakukan secara tunai, dimana melalui penjualan ini diperoleh kas secara cepat. Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan besar nilai nominalnya untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Agar seluruh penjualan dan penerimaan kas dapat dicatat secara wajar maka diperlukan sistem akuntansi penjualan baik penjualan tunai, kredit maupun sistem akuntansi penerimaan kas, serta semua bidang yang terlibat dalam kegiatan penjualan dan penerimaan kas, sehingga perusahaan sedapat mungkin terhindar dari penyelewengan dan kesimpangsiuran operasinya.

Objek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah PT. Mutifa-Industri Farmasi yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi dan distributor penjualan obat. Penjualan yang dilakukan PT. Mutifa-Industri Farmasi


(17)

terdiri dari dari penjualan tunai dan kredit. Berdasarkan penelitian awal, ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan sistem akuntansi penjualan, dalam sebuah siklus pendapatan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya yang meliputi pengesahan transaksi yang meliputi kebijakan retur, pemisahan tugas yang memastikan bahwa tidak ada satu orang atau departemen yang melakukan semua proses secara keseluruhan, catatan akuntansi yang meliputi penomoran dokumen sumber, pengelompokan transaksi ke dalam jurnal khusus serta pengendalian akses dan verifikasi independen yang belum memadai.

Berdasarkan dari uraian di atas jelaslah bahwa proses siklus pendapatan dalam sistem akuntansi penjualan mempunyai keterkaitan yang erat. Dengan alasan ini penulis tertarik untuk mengadakan penulisan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT Mutifa-Industri Farmasi Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa sistem akuntansi yang memadai perlu diterapkan khususnya pada siklus pendapatan. Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penyusunan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan?


(18)

2. Apakah peranan sistem informasi akuntansi penjualan ada dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sudah dilaksanakan secara efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan. 2. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus

pendapatan telah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan lebih luas mengenai sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan.

2. Bagi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan mengenai kelebihan dan kelemahan penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan.


(19)

E. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Perusahaan menghasilkan pendapatan melalui aktivitas formal berupa siklus pendapatan. Siklus pendapatan dibagi menjadi dua subsistem yaitu sub sistem penjualan kredit dan sub sistem penjualan tunai. Sebagian besar organisasi menggunakan teknologi komputer dalam bentuk yang berbeda satu sama lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dan merupakan keharusan mempelajari secara manual terlebih dahulu sebelum mempelajari sistem yang berbasis komputer. Banyak organisasi yang mempunyai beberapa operasi yang masih dilakukan secara manual seperti fungsi penjualan, pergudangan dan pengiriman.

PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan

Sistem Informasi Akuntansi

Siklus Pendapatan

SUB SISTEM PENJUALAN KREDIT

SUB SISTEM PENJUALAN TUNAI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN


(20)

Informasi yang diperlukan dapat menyebabkan terjadinya dan mendukung tugas-tugas yang pada dasarnya tidak bergantung pada teknologi yang mendasari sistem informasi.

PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan merupakan salah satu perusahaan yang berkembang mengikuti permintaan pasar, dimana perusahaan mencoba melakukan penerapan metode bisnis yang mengikuti permintaan kepuasaan pelanggan. Dalam hal ini perusahaan selalu mencoba mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya dalam dunia farmasi. PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan selalu mencoba menyajikan informasi yang akurat dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat dunia farmasi. Berkat kerja keras dan dan metode yang selalu mengedepankan mutu dan pelayanan, maka perusahaan ini dapat berkembang mengikuti pangsa pasar yang selalu menginginkan perubahan dan menyajikan informasi yang akurat. Demikian halnya dalam mengolah data transaksi perusahaan menggunakan sistem yang dapat membantu meningkatkan penjualan dan penerimaan kas dalam kegiatan perusahaan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih kegiatan penjualan dengan alasan kegiatan ini merupakan sumber utama yang mengidupi perusahaan. Pengelolaan sistem penjualan tidak saja menyebabkan tercapainya sasaran penjualan tetapi juga mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima perusahaan.

Berdasarkan hasil pemikiran diatas, penulis menyimpulkan Hipotesis sebagai berikut : “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan”


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Dan Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi a. Akuntansi

Akuntansi merupakan bahasa dari bisnis sehingga setiap perusahaan menerapkannya sebagai alat komunikasi bisnis bagi pihak luar ( ekstern ) maupun pihak intern perusahaan. Secara klasik, akuntansi merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokan (classifying), perangkuman (summarizing), dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan.

Menurut Bodnar (2003 : 1 ) mengemukakan ” akuntansi sebagai suatu sistem yang mengidentifikasikan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomis mengenai suatu badan usaha keberbagai pihak.” Dari defenisi ini dapat dikatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam kegiatan akuntansi adalah orang-orang yang cukup kompeten dalam bidangnya agar informasi yang disajikan benar-benar mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan.

Kedua uraian tersebut diatas menyatakan bahwa akuntansi menghasilkan informasi dan merupakan serangkaian usaha dan prosedur untuk menghasilkan informasi yang berupa laporan dan akan digunakan oleh pihak intern dan ekstern perusahaan.

Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi menjadi sangat penting didalam organisasi. Suatu sistem yang kurang memperoleh informasi akan mengakibatkan sistem itu menjadi luruh, mengecil,


(22)

dan akhirnya berhenti. Oleh karena itu agar sistem terus berjalan maka sistem tersebut harus tetap memperoleh informasi yang cukup dan berguna.

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data yang diperoleh dari satu bagian diperushaan akan menjadi informasi untuk bagian-bagian lain perusahaan tersebut, sebagai contoh data penjualan atas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan penjualan akan menjadi informasi bagi bagian akuntansi dalam menghitung besarnya pendapatan yang akan diperoleh atas produk tersebut yang selanjutnya informasi ini akan diteruskan kemanajemen dalam menentukan langkah-langkah berikutnya yang harus diambil dalam pencapaian tujuan perusahaan.

AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ), mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic activities that is intended to be useful in making economic decision, in making choices among alternative courses of action.

Defenisi diatas disimpulkan bahwa akuntansi : bertujuan menghasilkan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak di luar perusahaan (manajemen) dan berbagai pihak di luar perusahaan (pemegang saham, pemeriksa pajak, investor, kreditor ) yang mempunyai kepentingan terhadap kegiatan usaha tersebut.

b. Sistem

Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat sebagai suatu komponen yang


(23)

menyeluruh bukam pada subsistem atau satu subsistem. Dengan berintegrasinya susistem akan mengefesiensikan proses dengan mengurangi pengulangan (duplikat) data yang tidak perlu, penyimpanan, pelaporan dan proses-proses lainnya.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian sistem. Suatu sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen atau subsistem. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran dan sasaran atau tujuan. Elemen-elemen sebuah sistem menurut Hall (2001:5) mengemukakan ” sebuah sistem adalahsekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)

c. Sistem Informasi

Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Ada kalanya dibedakan antara data dan informasi. Data berarti fakta acak yang diterima sebagai masukan atau input pada suatu sistem informasi. Data biasanya menunjukkan suatu observasi atau penguluran terhadap suatu kegiatan yang penting bagi suatu sistem informasi. Data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Dalam memenuhi kebutuhan berbagai informasi baik bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan maka disusun suatu sistem anggaran


(24)

yang dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan. Jika sebelumnya pemrosesan data akuntansi disebut dengan sistem akuntansi, maka sekarang relevan dengan sebutan Sistem Informasi Akuntansi. Perubahan ini berkaitan erat dengan dengan penerapan teknologi pengolahan data yang lebih efisien dan dapat mengolah informasi yang lebih banyak. Perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi perubahan cara kerja akuntansi dalam mengolah transaksi menjadi informasi. Pada masa sekarang ini sistem informasi yang didasarkan pada komputer dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi.

d. Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Informasi merupakan sumber daya ( resouces ) yang arti pentingnya sama dengan pabrik dan peralatan. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) “sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”.

Romney dan Steinbart (2004 : 473) menyatakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi


(25)

yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu:

1. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin.

2. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi.

3. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada pemakai informasi.

Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001 : 9) memberikan pernyataan tentang transaksi yaitu :

Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan : termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan.


(26)

Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2. Komponen dan Pengukuran Sistem Informasi

Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 12), agar suatu sistem informasi akuntansi berguna sebagai informasi yang berdaya guna harus memperhatikan karakteristik informasi sebagai berikut:

1. Relevan,

Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.

2. Andal

Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

3. Lengkap

Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4. Tepat waktu

Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakan dalam membuat keputusan.

5. Dapat dipahami

Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

6. Dapat diverifikasi

Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Dengan demikian pada prinsipnya sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi. Sistem informasi akuntansi memberikan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya


(27)

bahwa sistem informasi yang baik harus memiliki prinsip-prinsip kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi.

Jadi untuk menjadi sebuah sistem informasi yang baik dan berdaya guna, harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi akuntansi. Romney dan Steinbart (2004 : 3) menyatakan ada lima komponen sistem informasi akuntansi:

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan. Dengan demikian dalam membentuk suatu sistem informasi akuntansi tidak hanya dibutuhkan operator yang menjalankannya, karena pada dasarnya operator yang menjalankan sistem harus berpedoman pada prosedur-prosedur dan didukung oleh infrastruktur teknologi seperti software, komputer, dan peralatan pendukung lainnya. Tanpa itu semua sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik.

Berbagai variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi telah dikemukakan oleh banyak peneliti. Antara lain dengan menggunakan system quality, information quality, sevice quality, system use, user satisfaction dan net benefits sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi.


(28)

Model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean, yang dikenal dengan the Reformulated D&M IS Succes Model (DeLone,2002 : 15)

Model DeLone dan McLean terdiri dari enam variabel, yaitu : a. Information Quality, berkaitan dengan output sistem informasi

b. System Quality, yang mengevaluasi sistem pengolahan informasi itu sendiri.

c. Service Quality, untuk mengakses harapan konsumen dan persepsi mengenai kualitas pelayanan dalam organisasi retail dan jasa

d. System Use, berkaitan dengan penggunaan output dari sistem informasi oleh penerima.

e. User Satisfaction, berkaitan dengan respons penerima terhadap penggunaan output sistem informasi

f. Net Benefits, suatu rangkaian kesatuan daari entitas individual sampai nasional yang dapat memberi dampak (impact) bagi aktivitas sistem. 3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasar untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Romney dan Steinbart (2004 : 3), menjelaskan tiga fungsi suatu sistem informasi akuntansi, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organsisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.


(29)

Uraian tentang fungsi sistem informasi akuntansi di atas terlihat bahwa sistem informasi akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan arti bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital atau komputer.

Selanjutnya Romney dan Steinbart (2004 : 38) menyatakan “informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam dua kategori, yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial”.

Laporan keuangan sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengguna luar perusahaan dalam pengambil keputusan. Laporan manajerial merupakan laporan di luar laporan keuangan di mana prinsip dan kaitannya masih di dalam konteks akuntansi. Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama kinerja organisasi dan laporan atas pelaksanaan anggaran.

Fungsi sistem informasi akuntansi yang ketiga adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai. Pengendalian dilakukan agar tujuan sistem informasi akuntansi dapat tercapai. Adapun tujuan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2004 : 42), antara lain:

1. Memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan.

2. Memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang berlaku.

3. Menjaga aset-aset organisasional, termasuk data.

Setidaknya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dua model penting, yaitu menyediakan dokumentasi yang memadai atas seluruh aktivitas bisnis, serta memastikan pemisahan tugas yang efektif. Dokumen yang memadai atas semua transaksi bisnis adalah kunci akuntabilitas. Dokumen memungkinkan para


(30)

manajer menverifikasi bahwa tanggung jawab yang diberikan telah dilakukan dengan benar. Pemisahan tugas yang memadai berkenaan dengan pembagian tanggung jawab ke beberapa pegawai atas bagian-bagian dari sebuah transaksi. Tujuannya adalah mencegah seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi bisnis.

4. Manfaat dan Tujuan Sistem informasi Akuntansi

Berdasarkan defenisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (Information processing).

a. Pemrosesan Transaksi

Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah : (1) penjualan produk atau jasa, (2) pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, (3) penerimaan kas, (4) pengeluaran kas kepada suplier, dan (5) pengeluaran kas gaji karyawan. Sebaga pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengopersionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.

b. Pengolahan Transaksi

Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan transaksi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses transaksi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian


(31)

besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggungjawab pokok untuk mengambil keputtusan ynaag berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.

c. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemrosesan

Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan menurut Wilkinson (1993)

1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar. 2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan

perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan. 3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem, 4. Melayani berbagai macam tujuan,dan

5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem. B. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Pada umumnya pendapatan utama perusahaan berasal dari aktivitas penjualan, oleh karena itu penjualan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Sistem penjualan baik tunai maupun kredit dapat dilakukan secara manual dan komputerisasi. Dan dalam bahasan ini penulis hanya menerangkan sistem penjualan secara manual.

1. Prosedur Penjualan Tunai

Penjualan tunai oleh perusahaan dilaksanakan dengan mewajibkan pembeli membayar harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan


(32)

kepada pembeli, setelah uang diterima perusahaan lalu barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 463) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :

a. Faktur penjualan tunai

b. Pita registrasi kas (cash register tape) c. Bukti setor bank

d. Rekapitulasi harga pokok penjualan Keterangan :

a. Faktur penjualan tunai merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

b. Pita register kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas.

c. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.

d. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Bukti memorial juga merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan harga pokok yang dijual selama satu periode.

Transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan dengan menggunakan catatan akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 468) catatan akuntansi yang digunakan yaitu :

a. Jurnal penjualan b. Jurnal penerimaan kas


(33)

c. Jurnal umum d. Kartu persediaan e. Kartu gudang

Jurnal penjualan merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber. Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual, kartu persediaan ini diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang, sedangkan kartu gudang adalah catatan yang berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai menurut Mulyadi (2001 : 469) yaitu :

a. Prosedur order penjualan b. Prosedur penerimaan kas c. Prosedur penyerahan barang

d. Prosedur pencatatan penjualan tunai e. Prosedur penyetoran kas ke bank f. Prosedur pencatatan penerimaan kas g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan 2. Prosedur Penjualan Kredit

Penjualan kredit oleh perusahaan dilaksanakan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Dalam setiap penjualan kredit biasanya selalu didahului dengan analisis terhadap kemampuan pembeli dalam melunasi hutangnya, ini bertujuan untuk menghindari tidak tertagihnya piutang.


(34)

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2001 : 219) antara lain yaitu :

a. Prosedur order penjualan b. Prosedur persetujuan kredit c. Prosedur pengiriman d. Prosedur penagihan

e. Prosedur pencatatan piutang f. Prosedur distribusi penjualan

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam pelaksanaan jaringan yang membentuk sistem penjualan kredit melibatkan beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut :

a. Bagian Order Penjualan

Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :

1) Menerima order dari pelanggan dan membuat surat order pengiriman rangkap 9 dan faktur rangkap 5, dengan distribusi.

a) Lembar 1 : Tembusan pengiriman ke bagian gudang agar disiapkan barang yang akan dikirim.

b) Lembar 2, 3, 4, 5 : Untuk bagian pengiriman

c) Lembar 6 : Tembusan pemberitahuan kepada pelanggan bahwa pesannya sudah diterima dan kapan pengiriman akan dilakukan.

d) Lembar 7 : Tembusan kredit ke bagian kredit untuk meminta persetujuan penjualan kredit.


(35)

2) Surat order pengiriman lembar ke 7 yang telah diotorisasi diterima dan diarsipkan menurut abjad.

3) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dan bagian pengiriman setelah barang dikirim dan mencatat tanggal pengiriman dan jumlah yang dikirim dalam surat order pengiriman tersebut.

4) Mengirimkan surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 ke bagian penagihan

5) Mencatat tanggal pengiriman pada surat order lembar ke 9. b. Bagian Kredit

Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 7 dari bagian order penjualan.

2) Memeriksa status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3) Menyerahkan kembali surat order pengiriman lembar ke 7 kepada bagian order penjualan setelah diotorisasi.

c. Bagian Gudang

Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :

1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dari bagian order penjualan dan segera menyiapkan barang-barang sesuai pesanan yang tercantum dalam surat order tersebut.

2) Mencatat kuantitas dan jenis barang yang diserahkan ke dalam kartu gudang.

3) Menyerahkan barang ke bagian pengiriman beserta dengan surat order pengiriman lembar ke 1.


(36)

d. Bagian Pengiriman Barang

Bagian Pengiriman Barang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :

1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 beserta barang dari bagian gudang.

2) Menerima surat order lembar ke 2, 3, 4 dan 5 dari bagian order penjualan yang didistribusikan kepada :

a) Lembar 1, 2 : Diserahkan kembali ke bagian order penjualan

b) Lembar 3 : Diserahkan ke perusahaan angkutan umum beserta barang c) Lembar 4 : Arsip bagian pengiriman menurut nomor

d) Lembar 5 : Tembusan barang yang ditempel pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus.

e. Bagian Penagihan

Bagian penagihan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas setelah bagian penagihan menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dari bagian order penjualan sebagai pemberitahuan bahwa pengiriman barang telah dilaksanakan maka bagian ini membuat faktur rangkap 5 dan didistribusikan sebagai berikut :

1) Lembar 1 : Tembusan untuk pelanggan

2) Lembar 2 : Dikirim ke bagian piutang bersama surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2

3) Lembar 3 : Dikirim ke bagian kartu persediaan 4) Lembar 4 : Dikirim ke bagian akuntansi (jurnal) 5) Bagian 5 : Dikirim kepada wiraniaga


(37)

Bagian Piutang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

1) Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur lembar ke 2.

2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 2 bersama surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 menurut nomor urut faktur.

g. Bagian Kartu Persediaan

Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

1) Menerima faktur penjualan lembar ke 3 dari bagian penagihan.

2) Mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan berdasarkan faktur lembar ke 3.

3) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 3 menurut nomor urut faktur.

4) Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik selama periode tertentu sesuai dengan data pada kartu persediaan.

5) Membuat bukti memorial berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal)

h. Bagian Akuntansi (Jurnal)

Bagian Akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

1) Menerima faktur penjualan lembar ke 4 dari bagian penagihan dan mencatat transaksi penjualan kredit berdasarkan faktur tersebut ke dalam jurnal penjualan.

2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 4 menurut nomor urutnya.

3) Mencatat bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.


(38)

4) Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan nomor urutnya.

Dalam transaksi penjualan tidak semuanya penjualan berhasil mendatangkan pendapatan bagi perusahaan, adakalanya pembeli melakukan pengembalian barang yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi pengembalian barang ini ditangani perusahaan melalui sistem return penjualan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh bagian penjualan dan diterima oleh bagian penerimaan barang di perusahaan. Pada umumnya informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah :

a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

b. Jumlah piutang setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.

c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. d. Nama dan alamat pembeli

e. Kuantitas produk yang dijual

f. Nama wiraniaga yang dilakukan penjualan g. Otorisasi pejabat yang berwenang.

3. Prosedur Penerimaan Kas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI : 2004 : 319.06), "Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro". Atau kas merupakan alat pembayaran yang siap digunakan sebesar nilai nominalnya untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dapat meliputi uang kertas, uang logam, cek, wesel. Penerimaan kas dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain


(39)

penerimaan dari piutang, penjualan tunai, ataupun penerimaan kas yang berasal dari penjualan aktiva tetap perusahaan. Pada bagian ini penulis hanya akan menguraikan sistem akuntansi penerimaan kas yang berasal dari penjualan kredit atau piutang, karena sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya pada pembahasan sistem akuntansi penjualan tunai.

Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang dimulai dari pesanan pelanggan baik melalui telepon atau datang langsung ke perusahaan. Jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang maka untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai piutang kepada pelanggannya. Pada tanggal jatuh tempo piutang perusahaan akan menagih piutang tersebut. Fungsi penagihan akan melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 489) dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang 1. Surat Pemberitahuan

2. Daftar Surat Pemberitahuan 3. Bukti Setor Bank

4. Kwitansi Keterangan

1. Surat Pemberitahuan merupakan dokumen yang dibuat oleh debitur untuk memberitahukan maksud pembayaran yang dilakukan, surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek atau uang yang dikirimkan oleh debitur melalui penagihan.


(40)

2. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Penerimaan kas dari piutang yang dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.

3. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.

4. Kwitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para kreditur yang telah melakukan pembayaran hutang mereka.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan kredit atau piutang yaitu:

1. Jurnal penerimaan kas 2. Kartu piutang

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang, menurut Mulyadi (2001 : 487) antara lain, yaitu :

1. Fungsi sekretariat 2. Fungsi penagihan 3. Fungsi kas 4. Fungsi akuntansi

5. Fungsi pemeriksa intern Keterangan :

1. Fungsi sekretariat, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan dari para


(41)

debitur perusahaan dan juga membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari debitur.

2. Fungsi penagihan, fungsi ini melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

3. Fungsi kas, bertanggung jawab atas penerimaan cek atau uang tunai dari fungsi sekretariat dan menyetorkan segera kas yang diterima dalam jumlah penuh.

4. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas, dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.

5. Fungsi pemeriksa intern, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan fungsi akuntansi.

Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari piutang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan, urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut:

1. Bagian Piutang, bertanggung jawab melaksanakan tugas:

a. Membuat Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) rangkap 3 dan mendistribusikannya kepada :

1) Lembar 1 : Kepada bagian penagihan 2) Lembar 2 : Kepada bagian kasir (kasa)


(42)

3) Lembar 3 : Arsip bagian piutang menurut nomor urut

b. Menerima Daftar Surat Pemberitahuan (DSP) lembar ke 2 dan Surat Pemberitahuan (SP) dari bagian penagihan.

c. Mencatat mutasi (berkurangnya) piutang ke dalam kartu piutang menurut surat pemberitahuan dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2.

d. Mengarsipkan DSP lembar ke 2 dan SP menurut urut nomor. 2. Bagian Penagihan, bertanggung jawab melaksanakan tugas:

a) Menerima daftar piutang yang ditagih lembar ke 2 dari bagian piutang

b) Melakukan penagihan ke debitur berdasarkan daftar piutang yang ditagih tersebut.

c) Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari debitur.

d) Membuat daftar surat pemberitahuan rangkap 2 dan mendistribusikannya kepada :

1) Lembar 1 : Diserahkan ke bagian kasa beserta cek atau uang tunai yang diterima.

2) Lembar 2 : Diserahkan ke bagian piutang beserta surat pemberitahuan.

e) Mengarsipkan Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) menurut nomor urut. 3. Bagian Kasa (Kasir), bertanggung jawab melaksanakan tugas :

a. Menerima Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dari bagian piutang.

b. Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari bagian penagihan.


(43)

c. Membandingkan DPD lembar ke 2 dengan cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan apakah sesuai.

d. Membuat bukti setor

e. Menyetorkan cek atau uang tunai ke bank

f. Menyerahkan bukti setor, Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2 ke bagian akuntansi (jurnal). 4. Bagian Akuntansi (Jurnal), bertanggung jawab melaksanakan tugas :

a. Menerima bukti setor bank, DPD dan DSP dari bagian kasa

b. Mencatat penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor, DPD dan DSP.

Dengan jurnal :

Kas………xxx Piutang Usaha………xxx


(44)

Staf Administrasi Staf Administrasi Staf Pembukuan A

Bagian Penjualan Bagian Gudang

Menerima pesanan pelanggan Membuat 2 salinan pesanan penjualan

Pesanan 2 Penjualan

Pesanan Penjualan 1

Buat 3 salinan Pemberitahuan

pengiriman

Pesanan Penjualan 1

Pemberitahuan Pengiriman 1

Pemberitahuan pengririman 2

Pemberitahuan pengiriman 3 Memberikan barang dagangan ke kurir Tanda terima ditandatangani kurir Berdasarkan pelanggan Pesanan Penjualan 2 Mengoto- risasikan kredit ke pelanggan Ke bagian Pengendalian persediaan Ke Pelanggan Membuat 3 salinan dari daftar harga yang telah disetujui Faktur

Penjualan 3

Pesanan penjualan yang telah disetujui 2

Faktur Penjualan 2

Faktur

Penjualan 1 Ke

pelanggan Ke

pelanggan Mengoto -risasikan penghapusan piutang Gambar 2.1


(45)

Staff Pembukuan B Staff Pembukuan C Staff Administrasi

Pesanan Penjualan 1

Pemberitahuan Pengiriman 1

Pesanan Penjualan yang Telah disetujui 2 Faktur Penjualan 2 Mencocokkan dan Melakukan klarifikasi dokumen

yang telah diberi nomor sebelumnya Berdasarkan pelanggan Faktur Penjualan 3 Dimasukkan dalam jurnal penjualan Dimasukkan dalam jurnal penjualan Jurnal penjualan Buku besar Buku pembantu piutang usaha Membuat neraca saldo Nraca Saldo Faktur Penjualan 3 Berdasarkan nomor faktur penjualan Segera mencap”hanya untuk disimpan (For deposit only)”

Dan daftar semua cek

Menyelidiki cek mundur dan cek yang

memiliki

kesalahan Cek yang menunggu deposisi Dimasukka n kedalam jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas Cek dari pelanggan Menyimpan cek setiap minggu Laporan bank Merekonsiliasi laporan bank Dari bank


(46)

C. Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Defenisi di atas menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI : 2001 : 319.06), “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam entitas yang disediakan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum yang berlaku”.

Menurut Mulyadi (2001 : 164) unsur pokok pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pengendalian di tangan manusia, yang dicapai dengan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan transaksi ke beberapa orang atau bagian, dengan adanya pembagian tanggung


(47)

jawab ini diharapkan tercipta adanya cek silang dan spesialisasi pekerjaan klerikal.

1. Unsur sistem pengendalian intern penjualan tunai

Sesuai dengan unsur pokok pengendalian intern yang dijelaskan di atas maka unsur-unsur pengendalian intern penjualan tunai antara lain :

a. Struktur organisasi

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. 2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

3) Transaksi penjualan tunai harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut.

3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap "sudah diserahkan" pada faktur penjualan tunai.

5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

c. Praktek yang sehat


(48)

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari kerja berikutnya. 3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan

secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern.

2. Unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit antara lain : a. Struktur organisasi

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.

2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit 3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas

4) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya satu fungsi saja.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.

2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman)

3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap "sudah dikirim" pada copy surat order pengiriman.


(49)

4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.

5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.

6) Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit).

7) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat

c. Praktek yang sehat

1) Surat order pengiriman urut tercetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

2) Faktur penjualan bernomor urut cetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.

3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan fungsi tersebut.

4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.

3. Unsur pengendalian intern penerimaan kas dari penjualan tunai telah dijelaskan dalam unsur pengendalian intern penjualan tunai di atas.


(50)

4. Unsur sistem pengendalian intern penerimaan kas dari piutang a. Struktur organisasi

1) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan 2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

c. Praktek yang sehat

1) Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan disetorkan penuh ke bank dengan segera

2) Para penagih dan kasir harus diasuransikan

3) Kas dalam perjalanan (baik di tangan kasir maupun di tangan bagian penagih) harus diasuransikan

2. Ciri-Ciri Pengendalian Intern yang Baik

Pengendalian dan sistem informasi akuntansi difokuskan pada siklus pendapatan. Ada beberapa proses pengawasan terhadap sistem informasi yang berbasis komputer yaitu :

a) Otorisasi

Tujuan dari transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses. Bagian kredit bagian yang bertugas untuk melakukan pengesahan dari pesanan penjualan dan memastikan bahwa kebijakan penjualan perusahaan dilaksanakan dengan baik.


(51)

b) Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau satu bagian pun yang melakukan semua proses secara keseluruhan. Dalam siklus pendapatan, bagian kredit terpisah dari seluruh proses, jadi secara formal transaksi pemberian persetujuan merupakan aktivitas independen.

c) Supervisi (pengawasan)

Beberapa perusahaan mempunyai karyawan terlalu sedikit untuk dapat dilakukan pemisahan fungsi. Dengan melakukan supervise kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan antisipasi pada sistemnya. Supervisi dapat juga menyediakan kontrol yang terpisah pada sistem.

d) Catatan akuntansi

Penomoran dokumen sumber (nomor tercetak pada dokumen) seperti pada peranan penjualan, surat jalan, bukti pembayaran, dan lain-lain, secara berurutan diberi nomor yang unik pada setiap transaksi.

e) Pengendalian akses

Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan terlarang ke aktiva perusahaan.

f) Verifikasi Independen

Tujuan verifikasi dilakukan secara independen adalah untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang dilakukan oleh sistem lainnya.


(52)

prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Struktur pengendalian intern terdiri dari 5 komponen (lima) yaitu : a.) Lingkungan pengendalian

b) Penilaian resiko

c) Aktivitas pengendalian d) Informasi dan Komunikasi e) Pengawasan

Konsep ini didasarkan pada 2 (dua) premi utama yaitu tanggung jawab dan manajemen yang memadai.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan dan literatur-literatur lainnya kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dalam hal ini PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan, melalui hasil wawancara dengan kepala bagian akuntansi.

2. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari perusahaan, yaitu data mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, flowcart perusahaan, prosedur penjualan dan penerimaan kas serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem penjualan dan penerimaan kas.


(54)

C. Penentuan Responden

Untuk mendukung penelitian ini penulis memilih responden yang sesuai dengan perumusan masalah yang terkait yang telah dittetapkan sebelumnya. Alat yang digunakan untuk mengukur data yang dihasilkan dari responden adalah kuesioner.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan penulis maka responden yang berkaitan dengan penelitian ini adalah individu-individu yang berkaitan dengan peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada sudah efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam perusahaan, dalam hal ini pihak manajemen yang berhubungan dengan penjualan dan penerimaan kas.

2. Kuesioner, Mengajukan daftar pertanyaan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi dalam proses penjualan dalam mendukung pencapaian pengendalian intern.

3. Teknik kepustakaan, yaitu mengumpulkan informasi yang diperlukan melalui buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas.

4. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas kantor.


(55)

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel adalah cara untuk mengatur suatu konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur, sehingga terdapat variable-variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dari suatu variable yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain.

Sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukakan yaitu “Sistem Informasi Akuntansi dalam menunjang pencapaian efektivitas pengendalian intern penjualan”, maka penulis menggunakan dua variabel, yaitu :

1. Independent Variabel ( variabel bebas )

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel satu dengan yang tidak bebas. Dalam hubungan dengan hipotesis, berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas, yang dimaksud dengan variabel bebas adalah Peranan Sistem Informasi Akuntansi, karena variabel ini dapat berdiri sendiri dan dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian internal penjualan.

3. Dependent Variabel ( variabel terikat )

Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka Efektivitas Pencapaian Pengendalian Intern Penjualan disebut variabel terikat, karena variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel analisis sistem informasi akuntansi.


(56)

F. Variabel dan Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunkan dalam pengujian variabel independen adalah ordinal dengan instrumen survei berupa kuesioner , wawancara dan observasi. Skala pengukuran variabel dependen adalah ordinal dan rasio dengan instrumen kuesioner dan observasi

Tabel 3.1

Indikator Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Indikator Variabel Sub Indikator Skala Pengukur an Instrumen Independen Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang memadai Dependen Efektivitas Pencapaian Pengendalian intern penjualan

1. Unsur-unsur sistem informasi akuntansi

2. Tujuan sistem informasi akuntansi

1. Unsur-unsur

pengedaalian intern

1.Manusia

2.Alat (formulir, data, catatan, dan komputer).

3.Metode (sistem dan prosedur) 1.Mendukung operasi sehari-hari 2.Mendukung pengambilan keputusan 3.Memenuhi kewajiban berkenaan dengan pengamanan 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) 2. Aktivitas Pengendalian (ControlActivities) 3.Perkiraan resiko (Risk assesment) 4.Informasi dan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner


(57)

2. Tujuan pengendalian Intern

komunikasi (Information and Comunication) 5.Pengawasan

(Monitoring) 1.Eksistensi atau

Keberadaan

transaksi penjualan 2.Kelengkapan setiap transaksi penjualan 3.Akuntansi penjualan 4.klasifikasi transaksi

penjualan 5.Tepat waktu

transaksi penjualan 6.Posting dan

Pengikthisaran

G. Metode Analisa Data dan Pengujian Hipotesis

Metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Penulis melakukan analisi mengenai informasi-informasi dan data yang berhasil diperoleh baik dilakukan dengan wawancara maupun observasi. 2. Analisis Statistik

Pengujian data hipotesis merupakan suatu cara dalam statistik untuk menguji anggapan dasar yang masih bersifat sementara sehingga dapat ditarik kesimpulan statistik mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Data yang dperlukan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi sudah dilaksanakan secara efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan. Adapun bentuk kuesioner yang penulis gunakan sebagai alat penelitian adalah “ close question”(


(58)

pertanyaan tertutup), yaitu daftar pertanyaan yang kemungkinan jawababnnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Pilihan jawaban yang diberikan “Ya” dan” “Tidak”, yang merupakan ukuran tingkat kesesuaian dengan kriteria yang ditetapkan.

Pengujian hipotesis dan atas dasar hasil jawaban kuisioner dengan menggunakan perhitungan persentase. Untuk menghitung persentase ini digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

%

100

sioner

Kue

Jawaban

JawabanYa

x

Untuk kepentingan hasil perhitungan persentase, penulis akan menggunakan ketentuan yang dikemukakan berdasarkan rumusan Champion ( 1990 ; 302 ) dalam bukunya Basic Statistik For Social Research menyebutkan klasifikasi sebagai berikut :

1. 0,00 – 0,25 = no association or low association ( weak association ) 2. 0,25 – 0,50 = moderatelylowassociation ( moderately weak

association)

3. 0,51 – 0,75 = moderately high association ( moderatelystrong association)

4. 0,76 – 1,00 = high association( strong association ) up toperfect association

Pernyataan diatas dapat diartikan sebagai berikut :

1. 0 – 25%, berarti sistem informasi akuntansi terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan.


(59)

2. 26 -50%, berarti sistem informasi akuntansi penjualan cukup berpeeran terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan.

3. 51 – 75%, berarti sistem informasi akuntansi penjualan berperan terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan.

4. 76 – 100%, berarti sistem informasi akuntansi penjualan sangat berperan terhadap efektvitas pengendalian intern penjualan.

H. Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Pengajuan Proposal Skripsi X

Bimbingan Proposal Skripsi X X

Seminar Proposal Skripsi X

Bimbingan dan penulisan Skripsi X X


(60)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan

Luas tanah berdirinya PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan(PT. MUTIFA) adalah 3.983 meter dengan asal usul tanah sebagai berikut :

Pada mulanya tanah ini adalah milik Muhammad Achmad Yusuf atau lebih dikenal dengan nama Amir Yusuf, seorang pengusaha dimana pada waktu itu adalah sebagai Direktur CV. Barisan di Medan. Selanjutnya tanah tersebut dijual secara lelang yang kemudian jatuh ketangan Humola Toga Mulia Panggabean.

Dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas Bangunan Kodati II Medan. Pada tahun 1975 H.T.M. Panggabean mendirikan bangunan diatas tanah tersebut sebuah bangunan pada tahun 1975, yang selanjutnya bangunan tersebut digunakan sebagai kantor dan pabrik farmasi ”sejati” yang pada masa itu memproduksi anggur obat dengan merek ”siagogo”.

Kemudian pada bulan januari 1980, H.T.M. Panggabean menjual tanah tersebut serta bangunan diatasnya kepada Drs. Welsyn Hasoloan Siahaan, dengan akte jual beli No. 52 yang dibuat oleh notaris Walter Siregar seorang Notaris di Medan.


(61)

Dengan akte notaris No.112 tanggal 31 januari 1980 maka didirikan PT. Mutiara Mukti Farma yang aktenya dibuat oleh Malem Ukur Sembiring SH, Notaris di Medan, dengan Direktur Utamanya Drs. Welsyn Hasoloan Siahaan.

Dengan surat keputusan Mentri Kesehatan R.I. No.0098/A/SKP/PAB/1/81 memutuskan memberi izin kepada PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah pabrik farmasi dengan memakai nama ”MUTIARA INDUSTRI FARMASI” yang dapat memproduksi obat-obatan serta menjualnya.

Sejak itu dengan Surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RA c/q Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/1981, mulailah PT. Mutiara Mukti Farma memproduksi obat-obatan seperti sekarang. PT. Mutiara Farma didaftarkan pada Pengadilan Negeri Medan dengan No. 85/PT/1980 tanggal 10 juni 1980 dan atas Keputusan Menteri Kehakiman RI No. Y.A.5/289/1980

Tanggal 3 juni 1980 dan dicantumkan pada Tambahan Berita Negara RI No. 24 bulan Maret 1981 dengan merek/alamat : PT. Mutiara Industri Farmasi – JL. Brigjen Katamso No. 200 Medan

Kemudian dengan Akte No.35 yang dibuat Syahril Sofyan SH. Seorang Notaris di Medan, pada tanggal 29 Nopember 1988 diadakan akte perubahan atas pemegang saham serta manajemen perusahaan, kemudian diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No.C2-1134.M.T.OL98 tanggal 31 Januari 1989.

Dalam Akte perubahan tersebut diatas, atas keputusan Dewan Komisaris serta para pemegang saham, ditetapkan bahwa yang menjadi penaggung jawab


(62)

adalah Jacob dengan jabatan Direktur Utama, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Tahun 1991 dibeli sebidang tanah seluas + 8600 m di Namorambe Kecamatan Delitua-Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1992 dibangun pabrik baru sebagai pemindahn lokasi pabrik lama karena sesuai dengan keputusan pemerintah bahwa pabrik farmasi tidak dibenarkan di dalam kota.

Lalu pada tahun 1994 tepatnya pada tanggal 24 juli 1994 lokasi industri PT.Mutifa secara resmi oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan diresmikan pemakaian gudangnya di JL. Besar Namorambe No. 68 KM 8,5 sampai sekarang.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam setiap badan usaha baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha swasta yang mempunyai volume kerja yang banyak harus mempunyai sruktur organisasi untuk dapat menunjukkan pembagian kerja dan batas tanggungjawab dari masing-massing bagian.

Manfaat dari struktur organisasi yaitu supaya ada ketegasan dan batas tanggungjawab dari bagian itu. Manfaat lainnya akan membawa setiap karyawan pada kewajiban dalam pelaksanaan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Untuk lebih jelasnya akan diberikan gambar dari sruktur organisasi PT.Mutifa Medan.

Struktur organisasi pada PT.Mutiara Mukti Farma merupakan sruktur organisasi lini yang memperlihatkan wewenag dan tanggung jawab secara


(63)

vertikal, yang berarti bahwa tiap-tiap orang dalam organisasi kecuali buruh mempunyai beberapa orang karyawan.

Kekuasaan tertinggi berada pada rapat umum pemegang saham yang pelaksanaannya

harus dipertanggungjawabkan oleh Direktur Utama. Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, Direktur Utama. Untuk melimpahkan wewenang, tugas dan tanggungjawab kepada Direktur. Direktur membawahi 6 bagian dan masing-masing bagian dipimpin oleh seorang manajer yang langsung bertanggungjawab kepada Direktur. Masing-masing bagian membawahi sub bagian yang bertanggungjawab penuh kepada kepala bagiannya dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT MUTIFA sebagai berikut : 1) Direktur Utama

Direktur utama melaksanakan tugas kepemimpinan utama dalam bidang pengelolaan dan kemajuan perusahaan. Tanggung jawabnya yang paling penting yaitu dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan perusahaan. Keputusan diambil berdasarkan laporan-laporan rutin dan informasi dari para manajer

2) Manajer Umum dan Akuntansi

Tugas dan wewenang utamanya dalam bidang personalia dan akuntansi. Dalam bidang personalia yaitu membina kemampuan kerja karyawan, sedangkan dibiadang akuntansi yaitu membuat laporan keungan perusahaan setiap periode dan membuat laporan pajak perusahaan


(64)

3) Manajer Keuangan

Bertanggung jawab kepada Direksi dalam melaksanakan tanggung jawab keuangan perusahaan dan pelaksana fumgsi keuangan dalam pembayaran, penerimaan dan penyompanan uang perusahaan

4) Manajer Produksi

Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat agar obat memenuhi persyaratan kualitas yang dititipkan bekerjasama dengan bagian perencanaan dan pengadaan dalam menyusun rencana produksi

5) Manajer Pengawasan Mutu

Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas laboratorium kimia, mikrobiologi, pelaksanaan pengawasan dalam proses maupun pelaksanaan CPOB

6) Manajer Penelitian CPOB

Membuat penelitian berusaha meningkatkan kualitas produk penelitian dan pengembangan kapasitas produksi


(65)

` DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR Manager Akuntansi Managee Teknik Manager Umum Manager Keuangan Kepala Sub Personalia Kasubag Pengawasan Manager.P. Mutu Manager Produksi Manager Penjualan Manager R & D

Manager Q A Staff Teknik Staff Akuntansi Kartu Stock Pengawasan

Kasir Spervisor Lab Staff Produksi ADM Penjualan Staff R & D

Staff Q A

ANALIST

SEK. Perencanaan Produksi

ASS. Manager

KA. Unit Produksi Tablet KA. Unit Produksi

Kapsul KA. Unit Produksi

Puyer KA. Unit Produksi

Sirup

Adm tagih


(66)

2. Sistem Informasi Akuntansi PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan

PT. Mutifa Industri Farmasi Medan dalam kegiatan operasional sehari-harinya sangat memperhatikan sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan. PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan menerapkan sistem informasi akuntansi dilakukan dengan proses manual dan komputerisasi ( semi komputerisasi ) yang bertaraf sesuai keadaan serta perkembangan perusahaan.

3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

PT. Mutifa- Industri Farmasi Medan sebuah perusahaan yang memproduksi obat, sehingga pengahasilan utamanya adalah berasal dari penjualan. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, PT Mutifa-Industri Farmasi mempunyai pandangan bahwa sistem informasi yang dilakukan diperusahaan adalah sebagai alat untuk mempermudah pimpinan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan dan dimanfaatkan manajemen dalam pengambilan keputusan terutama berkaitan dalam pengendalian intern penjualan. Berdasarkan hasil penelitian dari lapangan yang diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara, dimana dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sangat jarang ditemukan adanya transaksi penjualan tunai. Sehingga penulis tidak menguraikan prosedur penjualan tunai lebih lanjut, dimana transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut adalah transaksi penjualan kredit.


(1)

sistem informasi akuntansi penjualan sangat berperan terhadap pengendalian internal penjualan.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner atas variabel dependen yang diajukan kepada lima responden didapat jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil Jawaban Kuesioner variabel dependen

Kriteria jawaban Responden Jumlah

Ya Tidak 5 5 126 14 Jumlah 140 Sumber : Kuesioner

Perhitungan sebagai berikut :

% 90 % 100 140 126 = × =

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pengendalian internal penjualan telah efektif.

Dengan demikian maka akan diperoleh besarnya persentase analisis sistem informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas tercapainya pengendalian internal penjualan sebagai berikut :

% 86 % 100 240 208 = × =

Dari hasil perhitungan kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam menunjang tercapainya pengendalian internal penjualan. Demikian hipotesis yang penulis kemukakan


(2)

pada bab sebelumnya, yaitu “Analisis Sistem Informasi Akuntansi dalam menunjang pencapaian efektivitas pengendalian intern penjualan”, dapat diterima.

Faktor-faktor yang mendukung diterimanya hipotesis tersebut adalah sebagi berikut :

1. Ada dan dilaksanakannya unsur-unsur sistem informasi akuntansi penjualan yang terdiri dari:

1) Manusia

Pegawai bagian penjualan PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan telah mampu mengoperasikan sistem informasi akuntansi penjualan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.

2) Alat

(1) Komputer (2) Formulir (3) Catatan (4) Data (5) Laporan 3) Metode

2. Ada dan dilaksanakannya unsur-unsur Pengendalian internal penjualan yang terdiri dari :

1) Lingkungan Pengendalian ( control environment ) 2) Aktivitas Pengendalian ( control activities ) 3) Perkiraan Resiko (risk assesment )


(3)

4) Informasi dan Komunikasi (information and communication) 5) Pengawasan ( monitoring )

3. Ada dan tercapainya tujuan pengendalian internal penjualan, yang terdiri dari : 1) laporan Keuangan yang Handal

2) Efektivitas dan Efisiensi yang diterapkan 3) Aktivitas penjualan yang efektif dan efisien

4) Tunduk kepada undang-undang dan kebijakan yang diterapkan

5) Pegawai PT. Mutifa-Industri Farmasi selalu mengikuti kebijakan yang ditetapkan pimpinan perusahaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka penulis menarik kesimpulan antara lain:

1. Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan dilaksanakan secara manual dan komputerisasi ( semi komputerisasi )

2. Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori pada BAB II sehingga dapat mendukung pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas. Kesimpulan di atas ditarik dengan alasan-alasan berikut: a. Dalam sistem akuntansi penjualan kredit, pemberian otorisasi kredit

dilakukan oleh kepala bagian keuangan (Finance Department) yang memberikan persetujuan kredit berdasarkan kepercayaan, dalam hal ini perusahaan tidak mempunyai kredit sendiri yang secara khusus benar-benar meneliti status pelanggan yang akan diberikan kredit.

b. Dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang, fungsi penagihan dilakukan oleh collector yang bersangkutan. Artinya collector memiliki tugas tersendiri dari fungsi penjualan, dengan adanya pemisahan tugas ini memungkinkan terjadinya penyelewengan kecil.


(5)

3. Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat empat unsur pengendalian intern dalam perusahaan, seperti pemisahan tugas fungsional, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Pelaksanaan pemisahan tugas dan sistem akan menjamin dihasilkannya dokumen-dokumen yang dapat dipercaya sehingga pencatatan akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan dipercaya.

B. Saran

1. Dalam pelaksanaan prosedur penjualan kredit, disarankan perusahaan membentuk suatu fungsi kredit ysng khusus meneliti status kredit dari pelanggan yang lama maupun yang baru. Bagian ini juga bertanggung jawab membuat kebijakan-kebijakan pemberi kredit yang memadai.

2. Perusahaan membentuk fungsi akuntansi tersendiri yang terpisah dari fungsi lainnya, karena perusahaan ini menganut sistem pencatatan sentralisasi dimana pelaporan keuangan dilakukan oleh pusat. Ini berguna menghindari peranan ganda oleh administrasi tagih selaku fungsi akuntansi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. William S. Hoopwood, 2000, Sistem Informasi Akutansi, Diterjemahkan oleh Amir Abadi jusuf dan R. M Tambunan, Edisi Keenam, Buku satu, Salemba Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 1998, Sistem Akutansi, Penyusun dan Prosedur, Edisi kelima, Cetakan ke-7, bagian Penerbit Akademi Akutansi, YKPN, Yokyakarta. Gabriel, Consuelo Sevila, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Diterjemahkan

oleh Alimuddin tuwu, Penerbit Universita Indonesia Jakarta.

Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akutansi, Jilid 1, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akutan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2004, Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Jusuf, Amir Abadi, dan Rudi M Tambunan, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi ke-6, Cetakan pertama, Buku satu dan dua, Salemba Empat, Jakarta.

Skousen, K. Fred, Earl K. Stice dan James D. Stice, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Rommey, Marshal B. dan Paul John Steinbart, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Buku 1, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

Rommey, Marshal B. dan Paul John Steinbart, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, , Buku 2, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

Werren, Carl S., Philip E. Fess dan C. Rollin Niswonger, 2005, Pengantar Akuntansi, Diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Buku satu, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.

Widjayanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Bandung.