Didaktis Secara Umum Hirotada Ototake No Sakuhin No ”No One’s Perfect” Ni Okeru Kyokunteki Kyokumen No Bunseki

21 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NILAI DIDAKTIS DIDALAM NOVEL

2.1. Didaktis Secara Umum

Kata didaktis berasal dari bahsa Yunani yakni “didaktie” yang asal katanya adalah “didaskein” artiya mengajar. Didaktie dalam bahasa latinnya disebut didaktik atau didaktis, Djaka Yusmalina,1997:26 Semi 1990:71 berpendapat bahwa didaktis adalah pendidikan dengan pengajaran yang dapat mengantarkan pembaca kepada sesuatu arah tertentu. Temyang, dkk Yusmalina,1997:26 menyatakan bahwa pengertian didaktis adalah ilmu mengajar yang menunjukkan kepada kita bagaimana kita harus mengajar anak, lebih mudah dikatakan didaktis menetapkan cara mengajar. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa didaktis adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai pengajaran dan gagasan-gagasan pengajaran yang disampaikan melalui pendidikan. Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya Hasbullah, 2005:10. Universitas Sumatera Utara 22 Meskipun barangkali diantara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut dalam satu batasan tertentu, maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang diberikan. Tentang pengertian pendidikan ini dijelaskan oleh Kartono, 1997:10 bahwa : “ pendidikan merupakan proses mempengaruhi dan proses membentuk yang diorganisasi, direncanakan, diawasi, dinilai dan dikembangkan secara terus-menerus. Karena itu pedagogi lebih baik disebut andragogi= pendidikanilmu mendidik manusia: andros=manusia, ago=menuntun, membimbing ialah ilmu membentuk manusia, agar dia bisa mandiri, dan selalu bertanggung jawab secara susila sepanjang hidupnya.” Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa, dalam arti dewasa ini disini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis, dan sosiologis. Selanjutnya diartikan sebagai uasaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kohstamm dan Gunning Kartono, 1997: 11 menyatakan bahwa : pendidikan adalah pembentukan hati nurani dan proses pembentukan diri dan penentuan diri secara etis, sesuai dengan suara hati nurani. Pengertian pendidikan menurut KBBI 2000: 263 : ”Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseornag atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Universitas Sumatera Utara 23 Tentang pengertian pendidikan ini juga dijelaskan pula oleh Syam oktober, 1993:65 yang mengemukakan : a. pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani pikir, rasa, cipta, dan budi, nurani dan jasmani panca indra serta ketrampilan-ketrampilan. b. Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita tujuan pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat negara. c. Pendidikan merupakan pola hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha kembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah alat atau sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, baik jasmani maupun rohani yang diterima secara formal serta berlangsung seumur hidup. Jadi, pendidikan bukan hanya diperoleh di sekolah saja, tetapi juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga pendidikan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal inilah yang dikenal dengan tripusat pendidikan. Dalam hal ini Hasbullah 1996: 38-55 mengatakan bahwa pendidikan erat hubungannya dengan pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam lingkungan sekolah dan pendidikan dalam lingkungan masyarakat. 1. pendidikan dalam lingkungan keluarga Universitas Sumatera Utara 24 Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama. Karena sebagian besar dari kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga dalam pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dari anggota keluarga yang lain. Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orangtua terhadap anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat dimana ia menjadi diri pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disamping itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi. Dengan demikian jelaslah bahwa orang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orangtua. 2. pendidikan dalam lingkungan sekolah Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara 25 Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kapada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional. 3. pendidikan dalam lingkungan masyarakat Masyarakat diartikan sebagai kumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalamn-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis khidupannya. masyarakat juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan dan kehidupan manusia yang majemuk plural : suku, agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebaginya. Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Universitas Sumatera Utara 26 Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banya sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian- pengertian pengertahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

2.2. Nilai-nilai Didaktis yang terdapat di dalam Karya Sastra